Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Selasa, 03 Desember 2013

GENERASI “BELAJAR’ DARI MASYARAKAT KITA

Kedengarannya judul tulisan ini kok klise, sebenarnya tidak, buka klise tapi terbukti pada banyak reaksi dari banyak unsur masyarakat yang menanggapi reaksi masyarakat dengan alasan  yang mentah dan emosional, sebagai pasangan dari sikap yang matang dan rasional. Misalnya “money politik” terhadap pemilih yang diobral oleh satu “dinasti” pada pemilihan Kepala Daerah kok ya membuahkan elektorat yang emosional dan fanatic dan malah memenangkan suara, yang menang menyuap Akil Mukhtar yang kalah ngamuk, kasus kasus “sara” yang sering meletus marak dengan alasan yang sepele, Kasus putusan Pengadilan terhadap satu anggauta kelompok profesi, yang bila terjadi di masyarakat yang sudah matang dan rasional ditanggapi dengan perilaku yang anggun, tidak membakar emosi, dan cerdas. Kok malah “demo” mogok kerja berslogan “yang ini jangan digitukan” seperti para Dokter  kemarin.
Yang memprihatinkan bunyi twitter dari adikku -saya sebut saja adik, karena umurnya lebih muda dariku, kalau saya sebut mbak, kan tidak kena- Ratna Sarumpaet, yang mencanangkan dalam twit-nya intinya– "Bila Kekuasan sudah menggumpal dari golongan  unsur apa saja,  telah mengkhianati rakyat dengan KKN, ya REBUT SAJA."
Saya memang sudah tua umur saya 75 tahun, meniti tebing jurang tidak berdasar selama 35 tahun Orde Baru berkuasa, bukan saya takut konsekuensi dari ide ini, tapi mbok ya mikir, pertanyaan dari twitter lain “Caranya gimana Bu ?”
Dalam keadaan sekarang pekik perjuangan sejenis ini sangat mudah untuk jadi bahan provokasi massal dan pembersihan massal. wong efek  dari indiscriminate genocide, akibat digelarnya propokasi dokomen Gilchrist tahun 1965 yang membuat darah kita membeku, tidak jelas hingga sekarang.  Empat puluh delapan tahun yang lalu hingga sekarang belum hilang dari kenangan rakyat yang mendapat bagian tanah dai UUPA No 5 tanuh 1960 yang akhirnya dibantai. Saya sangat mengharapkan adik adik saya untuk selamanya tidak akan mengalami indiscriminate murders seperti tahun enampuluh lima, yang dengan ngototnya diingkari oleh pelaku pelakunya hingga sekarang, yang kini masih bergentayangan dimana mana.
Saya ya ngerti betapa jengkelnya adik saya ini menghadapi keadaan di tanah air kita dewasa ini. Pertahankan semangat merubah keadaan kearah yang lebih baik, bersama sama dengan seratatus tiga puluh juta pemilih.
Ada fihak lain yang menunggu nunggu kesempatan untuk mengadu domba dan melaksanakan pebersihan fisik seperti yang terjadi di tahun enampuluh lima terhadap sesama bangsa kita yang tidak  disenangi oleh Penguasa Dunia. Banyak kekurangan kita.
Rakyat pemilih kita sudah lebih dari 130 juta orang, dalam alam demokrasi liberal masa kini menentukan warna kekuasaan. Semoga bangsa ini cukup cepat belajar untuk bertahan seutuhnya.
Jadi sebenarnya gampang saja, bersabar untuk menunggu para pemilih jadi pintar, mengerti akan kepentingannya sebagai masyarakat yang berbudaya dan berkeadilan. Sesudah itu baru berkecukupan.
Pintar tidak terjadi dengan sendirinya, pintar karena belajar menerima orang lain, yang bukan kliknya
bukan puaknya, bukan saudara seimannya. Pintar karena mengerti satu satunya tempat untuk
mempejuangkan nasibnya dan nasib keturunannya adalah Negara ini, dengan Bangsa ini yang ditakdirkan ada sampai kini. Ketahuilah sejarah bangsa lain, sampai tuntas secara cerdas.
Alat ada : alat computer ada, sumber informasi ada dimana mana, dengan mudah terjangkau sumber sumber bembelajaran yang beraneka ragam. Asal jangan terpancing emosi yang sengaja ditiupkan untuk mengadu domba  sampai  kita babak balur semua. Percayalah bahwa era ini mulainya semua kepalsuan, korupsi kolusi nepotisme akan terbuka kedoknya dengan serta merta. Yang diperlukan hanya mengetahui “track record” alias “jejak rekam” seseorang yang bisa di umumkan lewat mass media public dengan “citizen journalism” dan “Pewarta Masyarakat” ya tentu mengingat UU ITE, sebagai wahananya yang nyaris tanpa beaya.  Kita gampang tahu jejak rekam si "Tuan Sutan Kerikilbatara" waktu kecilnya ( Harigini kok masih ber-sutan, emangnya zaman Siti Nurbaya ?), mengangkat dewasanya, kemudian menjadi warga masyarakat, perilakunya,  dari citizen ournalists para tetangganya, lha kemudian ya tidak heran prilaku persahabatan apa antara dia dengan Penggembala Sapi Perah dan berapa banyak susu telah dia tenggak gratis yang secara hukum sulit dibuktikan, tapi dari track recordnya kita bisa memotret perilakunya selanjutnya, sehingga yang terpenting ya jauhkan dia dari Kekuasaan apapun di Negeri ini, kan anda yang memilih ?(*)

Sebagai blogger usia saya sudah 75-an, saya lahir di tahun 1938, jadi pemikiran saya, juga pengalaman saya di lima jaman (Jaman Belanda, Jaman Jepang, Jaman Revolusi Kemerdekaan, Jaman Orba dan Jaman Reformasi) sebisa mungkin saya tuangkan, semoga bisa menjadi wacana.

Senin, 11 November 2013

EMBAH PUTRIKU DAN PERSOALAN PENUAAN


Saya ingat benar, sekitar Tahun tujuh puluhan (1970-an) embah putriku sudah berusia lanjut, mendekati delapan puluhan. Saya sendiri lahir tahun 1938.  Beliau, embah putriku itu sudah sangat lemah hanya bisa berbaring dan menggerakkan kaki tangan sekadarnya, bisa miring ke kanan dan kekiri, ingatannya masih sangat baik. Putra purtri beliau ada delapan yang tertua Ibu saya. Putra nomer enamnya serorang dokter, kala itu bekerja sebagai dosen di Universitas Diponegoro, telah mendapatkan masternya di Amerika, bea siswa Universitras Gajah Mada.Embah putriku itu menderita keropos tulang dan akibat usia lanjut. Keluhannya hanya tidak lancar BAB dan minta diberi obat pencahar dari putranya yang professor itu, toh tidak dikasih, hanya dibawakan susu  jenis mahal dan diaturi nambah daharnya. (Dianjurkan nambah makannya). Keluhannya mengenai ketidak lancaran BAB diderita sampai akhir hayatnya beberapa tahun kemudian, hingga saya tidak sampai hati dan tidak bisa menolong beliau karena waktu belum ada PC dan google untuk tanya.
Sekarang umurku sudah tujuh puluh lima tahun, barusan enam bulan yang lalu kena stroke ringan,  kaki tangan sebelah kanan tidak bisa digerakkan, tapi Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa, seminggu sudah bisa digerakkan kembali. Ilmu Kedokteran menandai bahwa ini akibat dari tekanan darah yang tinggi tidak terkontrol, systole diatas 150 diastole 70 dan kandungan cholesterol yang tinggi baik high densitiy lipid maupun low density lipid. Tiga bulan terkhir ini saya menderita sulit BAB, tidak ada signal panggilan BAB karena daya dorong peristaltic usus juga mengurang, daya dorong otot sadar untuk mengejan juga ikut terganggu, disamping itu juga anus sering bengkak karena dulu waktu masih muda menderita ambeien ( haemerrhoid). Karena keliru beli suppositoria untuk memperlancar BAB sedangkan anus masih bengkak malah jadi reaksi antagonis antara dorongan akibat obat suppositoria dan anus yang malah menutup karena reflex akibat bengkak, sampai terpaksa dinetralisir di UGD, entah diinjeksi apa sehingga daya dorong usus tidak spasmodic lagi, bahkan mereda. Saya diberi pengantar oleh Dokter UGD untuk consultasi ke Dokter Badah Umum, besuk paginya. Saya pulang walau masih mengantongi faeces yang sudah empat hari ! Saya ada waktu 24 jam untuk mengeluarkannya sebisa saya.  Saya nekat berdaya minum entah limabelas lembar juice daun Ungu (Graptophylum pictum L)  atau daun handeleum saya campur papaya seiris setebal empat jari dengan air seliter ! Saya minum habis karena takut  BAB ndak bisa keluar. Takut sekali akan diputuskan operasi, soalnya duit dari mana ? Aneh bin gumun, besuk paginya setelah sarapan sekenanya bubur dan minum lagi juice serupa kemarin satu liter,  saya paksa duduk di closet, mencari otot pengejan, dengan melengkungkan tulang belakang bagian dada ditarik kebelakang dan bergantian membungkuk, kok BAB bisa terlaksana dengan wujud terpecah pecah jadi gumpalan kecil kecil yang keras, ( mungkin bengkaknya anus kempis, dan fungsi juice satu liter menjelang ke closet memberikan sesuatu untuk didorong gerakan peristaltic usus). Selanjutnya semua  faeces tua keluar. Alhamdulillah. Siangnya saya tidak jadi ke Dokter Bedah Umum.
Persoalannya belum selesai, saya bersedia untuk jadi addict terhadap obat pencahar yang berwujud pill dengan dosisi anjuran 2 butir, besuk paginya pasti mulas tanda panggilan BAB.  Tapi tidak semudah itu pill itu diresepkan dokter Syaraf saya hanya terbatas, hanya dianjurkan oleh dokter syaraf saya untuk minum yang banyak dan menambah makan saya, meskipun obat pencahar itu saya bisa beli sendiri, akhirnya reaksinya makin tidak terkendali dan tidak jelas kapan ada panggilan.
Akhirnya nasihat dokter syaraf yang disertai keterangan bahwa yang terkena akibat stroke itu kan bukan otot polos usus, mungkin otot sfingtor ani terserempet sedikit pikir saya. Saya lantas memutuskan menjalani upaya semula. Saya harus bisa BAB teratur dan tanpa pertolongan obat pencahar. Saya mulai olah raga sholat khusu’ a’la ustadz Abu Sangkan dan minum juice daun handeleum 9 lembar, campur sama sepotong papaya setebal 4 jari,  saya pilih yang mengkal ditambah gula tropicana slim satu sacet, tambah air hingga  1 liter, pakai juicer biasa putaran maximum, sampai benar benar lembut , saya minum sehari dua kali satu liter juice ini. Saya juga makan sayuran daun batatas / ketela rambat kukus dengan sambal berambang asam banyak, sedikit gula jawa. Sudah satu bulan ini saya BAB selang sehari tanpa pertolongan obat pencahar dan tanpa menunggu panggilan. Nafas saya tarik dalam dalam, ternyata otot sadar/lurik yang bersangkutan itu letaknya di belakang kandung kemih, yang bisa dirangsang dengan melengkungkan tulang belakang diatas pelvis kedepan, dan tulang belakang bagian dada ditarik kebelakang. Ini cara mendapatkan pertolongan dengan daun handeleum dan olah raga sholat a’la ustadz Abu Sangkan.
Sebenarnya persolan seperti ini tidak hanya diputuskan dengan pembedahan ambaeien yang onkosnya mesti mahal, karena anjuran dokter mesti benar, tidak bisa di tolong dengan obat pencahar, atau dokter atau dukun herbal, tapi bisa dengan “enema” yaitu memasukkan cairan sabun, tentu saja bukan bagi penderit ambaeien yang sudah beradarah, bahkan cairan kopi organic lewat dubur, yang merupakan cara alternative, yang rupanya tanpa anjuran dokter, mrskipun cara ini ada di khasanah kedokteran, mungkin karena ribet dan tidak menggandeng perusahaan Pharmasi raksasa ( cari di google dengan kata kunci “ konstipasi” atau “enema” semoga berguna.(*)

DIALEKTIKA ALAM, DIALEKTIKA SEJARAH DAN IKHWAL UL MUSLIMIN DI MESIR

DIALEKTIKA ALAM

Bila diketik di google dengan kata kunci “dialektika” tentu akan keluar segala urian mengenai “dialektika pembebasan” yang rumit dan panjang lebar mengenai pembebasan fikir. Padahal dilektika alam adalah aksioma dasar yang terjadi di alam benda  alam materi-energi, yaitu, JUGA SUNNTULLAH
Dalam alam ini ada hukum “mendua yang tak terpisahkan”
 untuk menerima keadaan alam yang memang begitu, misalnya “Hidup” bisa dipandang sebagai kehidupan wadag dan rokh yang  sangat berbeda dan tak terpisahkan, seperti positive dan negative, seperti siang dan malam, jantan dan betina dan seterusnya. Hal ini sudah ditemukan oleh kebudayaan manusia yang paling kuno di India prinsip rwa binedha dan Tiongkok prinsip im dan yang.
Ada hukum “ sebab dan akibat” Yang oleh masyarakat Hindu dari dulu sekali sudah menjadi prinsip hidup di dunia yaitu hukum karmapala, sebabnya pasti lebih dulu dari akibatnya, orang tidak bisa lepas dari karmanya sendiri, harus dibayar kapanpun di kehidupan kehidupan manusia.
Ada hukum “pertumbuhan dan perkembangan” dimana dalam alam pertanian dimengerti bahwa tumbuhan mesti tumuh sel selnya menjadi banyak dulu, secara kuantitative baru pada tahap tertentu atau tumbuhan pada umur tertentu atau pembelahan sel sel secara vegetative atau pembelahan menambah jumlah sel sampai tingkat tertentu baru terjadi pembelahan reduksi artinya jumlah chromosome dalam selnya menjadi separo yaitu sel telur dan sel tepung sari, sel dengan kualita baru, ini namanya perkembangan. Makanya petani mencangkok cabang yang telah berbuah, pasti nantinya akan cepat berbuah karena sel sel pucuknya sudah mengalami “perkembangan” artnya sudah cukup banyak kali membelah diri, menjadi berlemampuan untuk berubah membentuk sel gameet dan masih banyak lagi contoh hukum alam yang satu ini.
Ada hukum “keharusan dan kebetulan” yang menguasai kejadian apapun dialam ini, seperti keharusan kiamat yaitu bertabrakannya benda benda langit satu sama lain yang merupakan keharusan karena ruang kosmos dipenuhi oleh kerapatan benda benda langit, tapi bahwa itu terjadi pada satelit buatan yang ditabkra meteor pada saat tertentu itu adalah kejadian kebetulan, yang sudah harus diperhitungkan oleh pembuatnya.   
Hukum hukum alam semacam ini dihimpun dan dalam kebudayaan manusia alam pikiran manusia, pemikiran  mudah di sistimatik kan dan diatur tidak mudah diselewengkan. Masih banyak hukum alam selain yang menjadi contoh diatas yang didapat dari google dalam bahasa Inggris dengan kata kunci bahasa Inggris “dialectic” tidak dalam bahasa Indonesia “dialektika”
Dialektika sejarah manusia didesak oleh motor utamanya kepentingan ekonomi, kepentingan perut. Era demi era silih berganti. Mengacu dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk individu dan makhluk bermasyarakat yang dalam kesatuan yang tak terpisahkan.
Di Mesir, Negeri paling kuno manusia sudah berbudaya, berkat Sungai Nil yang meluberi tanah tanah yang menjadi amat subur dilembahnya, merupakan negeri Mesir, dengan piramida piramida yang merupakan bangunan bikinan manusia sangat besar sejak ribuan tahun sebelum Masehi.
Tidak heran bhwa tanah tanah itu diperebutkan dan dikuasai oleh penduduk Mesir dengan segala cara, tetap saja harus ada yang bertani disana yang artinya mengerjakan kerja berat mengangkat dan mengangkut. Begitu suburnya lembah Nil ini sehingga makan buah gulma berupa ceplukan saja masih sangat lebih baik dari terbuang dipadang pasir.
Masyarakat Mesir juga mengalami pertentangan pertentangan seputar hak atas tanah yang subur ini tentunya, baik dengan bangsa lain maupun dengan bangsa sendiri. Segala dalil dan kecerdasan para Dewa dan Dukun Mesir telah digunakan untuk membela kepentingan Pharaoh Pharaoh sepanjang ribuan tahun untuk menguasai hasil kesuburan bhumi sungai Nil ini.
Islam telah datang ke Mesir sejak zaman Sahabat Nabi masih menjadi Khalifah menggantikan Rasulullah, dan jelas membela kepentingan kaum Fellahin/Petani. Ada hadist yang menceritakan bahwa seorang Gubernur di Iskandaria dikirimi satu tulang selangka busuk yang ditoreh pedang kepadanya oleh salah satu sahabat Nabi yang menjadi Khalifah, karena mengusir gubug reot orang setempat yang merusak pandangan istana yang dibangunnya. Begitu kiriman itu diterima  pengusiran si miskin dihentikan ( konon si miskin itu orang Yahudi, jadi Islam jelas tidak mengikuti azas stereotype).
 Menurut sumber dari: id.wikipedia.org/wiki/ikhwanul muslimin. masa masa  awal.  Singkatnya -Ikhwanul Muslimin didirikan pada tahun 1928 bulan Maret, oleh pedirinya Hasan al Banna dan enam kawannya. Tahun 1934 menerima anggauta muslimah. Tahun 1948 ikut berperang melawan Israel. Organisasi ini dibekukan oleh Perdana Menteri Mesir Fahmi Naqrasyi tahun 1948.
Hasan al Banna dibunuh bulan Februari 1948. Ikhwaul MUslimin direhabilitasi tahun 1950, pada
saat Perlemen dipimpin oleh Mustafa al Nuhan Pasya.
Kaum militer dipimpin olrh Muhammad Najib mengajak IM bersama sama menggulingkan Raja Farouk, dtolak oleh IM, yang menganggap revolusi penggulingan monarchi ini hanya untuk diganti dengan kaum mliliter, akibatnya IM dianggap tidak revolosioner.
Anwar Sadad membebaskan anggauta IM yang pipenjara tahun 1970, Ismail Tamisani memimpin IM, menempuh jalan moderat tidak bertentangan denga Penguasa.
IM menolak Al Qaeda, menolak terorisme, meperjuangkan terbentuknya “Dien” yang berazaskan Islam, (suatu bangunan masyarakat yang monolith berazaskan sepenuhnya pada Islam) dengan landasan:
1.    Tujuannya adalah Allah –Allahu ghayatuna
2.    Rasulullah adalah teladan kami – Ar Rasul qudwatuna
3.    Al Qur’an adalah landasan Hukum kami—Al Qur’an anshinuna
4.    Jihad jalan kami—Al jihad sabiluna
5.    Mati sahid dijalan Allah cita cita kami yang tertinggi—syahid fisabilillah asma amanina
Sebagaimana yang diketahui umum ini adalah  cita cita seorang muslim/muslimah untuk mewujudkan dan melandasi “dien” yang didambakan. Singkatan dari sumber diatas selesai

Tidak mengherankan bila fellahin yang ribuan tahun hasil kerjanya dirampas kelas feudal dan militer dirasa jauh  dari “ dien” Yang di cita citakan, fellahin/pertani penggarap yang paling rendah mengerti hanya seputar perutnya sekarang. Meskipun Negeri Mesir sudah menjadi kesultanan lama sekali saya yakin bahwa kaum fellahin masih terbelakang hingga sekarang. Sedangkan kebenaran sejarah mengenai pertumbuhan dan perkembangan masyarakat manusia mengenaI Individualisme dan sosialisme masih butuh waktu yang panjang, hingga “dien” terbentuk tanpa cacat. Sebab sebelum itu masyarakat Islam sebenarnya sudah dibekali dengan azas yang diikrarkan setiap saat : Bismillahirakhmanirakhim, keenakan jadi  tuan tanah.
Alangkah jauhnya "dien" yang dicita citakan dengan penindasan petani fellahin saat itu.
Andaikata prmikir mereka bisa menganalisa situasi dengan hukum hukum dialektika sejarah yang berputar putar sekitar isi perut, mereka pasti secara nyata berpihak pada fellahin untuk memperbaiki sistim kepemilkan tanah dan sistim bagi hasilnya. Mempraktekkan ikrar Bismillahirrokhmanirrokhim, untuk selanjutnya dengan kaum fellahin mencita citakan "dien" bersama sama dengan kaum bawah.
Memang mungkin anggauta IM adalah pedangang, mungkin juga termasuk soudagar komoditas pangan yang selalu bisa dimanipulsikan karena fluktuasi  produksi pertanian yang banyak saat panen dan langka saat tanam.
Malah kaum MIliter Muda Kolonel Gamal Abdul Nasir yang mencanangkan land reform dan sosialisme Mesir. Tentu saja IM hanya berperan penggembira saja.

Tidak heran sekarang kaum militer menahan Presiden Nursi dan menuduhnya korupsi, membekukan Ikhwanul Muslimin tanpa ragu ragu, mengetahui bhwa IH tidak berakar dalam masyarakat tani yang besar, dengan kekuatan militer dan intelligent mereka,
Apakah ini benar bahwa Presiden dukungan Ikhwahul Muslimin korupsi ? Apa benar bahwa Ikhwanul muslimin tidak berdaya menghadapi kaum militer Mesir yang mempunyai sejarah dan tradisi yang panjang ? (*)
 Oleh : Subagyo, Ir, Msc, umur 75 tahun, status : tetap berpikir dan membaca                 .  . 

Minggu, 06 Oktober 2013

PATIENT PROTECTION AND AFFORDABLE CARE ACT YANG DIRIBUTKAN MSYARAKAT KAYA AMERIKA SERIKAT


Presiden Obama merasa risih, rakyatnya membayar dua kali lipat dari rakyat Canada untuk membeayai pelayanan kesehatannya per kapita per tahun, begitu juga sekian kali lebih banyak dari Negara Negara industri seperi Negara Negeri Europa Australia bahkan Israel, tapi apa yang didapatkan melainkan harapan hidup yang lebih rendah. Dari www nytime.com/2013/09/30/opinion Krugman – rebel without clue –html?-gre-recg 
Maka dari itu Administrasinya menciptakan Peraturan PPACA tersebut diatas yang isinya saya dapat dari summary ACA .  Sayangnya dapat sandungan dari Partai Republik, dan cemoohan dari para Calo disana, yang oposisi bahwa plavon belanja Negaranya tidak bisa ditambah lagi dengan surat hutang Negara yang diedarkan. Lho kok kalok tahun depan sudah dianggarkan kan mesti dibayar ? ( Negara “Jajahan” yang mesti nombokin kan banyak – Penulis)
Terejemahan dari  rincian inti sari ACA ini:
Undang undang Perlindungan dan Pelayanan Keterjangkauan (Affordable) Kesehatan Masyarakat akan memastikan bahwa semua Warga Negara Amerika mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan akan merubah pelayanan kesehatan masyarakat sesuai dengan beaya yang wajar. Jawatan Pembiayaan pada Konggres (CBO) memastikan bahwa perlindungan Pasien dan Pembiayaan yang terjangkau (affordable) dibeayai, disediakan sampai 94 % untuk rakyat Amerika, masih dibawah $ 900 miliar batas yang didapat oleh Presiden, bisa merundukkan kurva pembeayaan kesehatan, sehingga bisa dinikmati dalan sepuluh tahun dan bertahun tahun mendatang.
Undang undang Perlindungan Pasien dan Pelayanan Beaya Terjangkau kesehatan Masyarakat terdiri dari Sembilan Bab, menyangkut kompnen terpenting dari reformasi pelayanan kesehatan umum ini.
1. Kualitas Pelayanan Kesehatan untuk seluruh rakyat Amerika
2. Menggalakkan Peranan dari Program untuk Masyarakat.
3. Memperbaiki kualitas dan efisiensi Pelayanan Kesehataqn Masyarakat
4. Pencegahan dini penyakit penyakit kronis dan memperbaiki pelayanan kesehatan Masyarakat
5. Mencukupi tenaga lapangan dibidang kesehatan masyarakat
6. Transparansi dan kejujuran setiap Program Kesehatan Msyarakat
7. Memperbaiki pelaksaan antara Pelayanan Kesehatan Msyarakat dengan penemuan-penemuan baru          mengenai bidang therapy.
8. Membantu pemeliharaan kesehatan masyarakat, dengan pelayanan dan bantuan nyata. 
9. membereskan administrasi penerimaan.
Bab 1
Undang undang mengenai kualitas pelayanan pasien dan kewajaran beaya mulai tahun 2014,  secara nyata akan ada perubahan untuk perorangan dan untuk kelompok kecil sebagai pasar asuransi kesehatan untuk rakyat Amerika, menghapus aturan pesanan pelayanan kedepan untuk dijual lagi, menolak nasabah karena alasan alasan kesehatan sebelum jadi nasabah. Mencapai tujuan ini tanpa menaikkan premi asuransinya, berarti seluruh rakyat Amerika dapat menjadi bagian dari PPCA.
Hutang untuk bayar  pajak perorangan maupun keluarga akan memastikan semua warga Amerika dapat ikut di dalam asuransi kesehatan  hasil pembaharuan ini. Pengaturan kembali pelayan kesehatan ini tergantung dari unsur-unsur penting keberhasilan misi ini. Reformasi sistim asuransi kesehatan, akan makan waktu.
Segera akan ada perubahan mulai 2010, oleh implementasi PPCA
- menghapus batas waktu asuransi kesehatan setahunan yang tidak masuk akan
- mencegah dihentikannya kontrak asuransi kesehatan. Nasabah akan dihindarkan dari penolakan atau penetapan premi berdasarkan kondisi kasehatan, seringnya nge-claim, informasi genetis, bukti adanya kekerasan dalam rumah tangga,atau hal yang ada hubungannya dengan risiko kesehatan.
- Premi hanya berbeda menurut structure keluarga, geografi, beaya hidup nyata, pemakaian tembakau, partisipasi dalm program kaehatan, dan umur ( by not more than three to one ) ndak ngerti maksudnya
Ketersediaan asuransi kesehatan yang meng-cover: adanya rencana penyehatan oleh fihak yang qualified, bisa ditawarkan untuk keuntungan seluruh penduduk Amerika . 
- Beaya harus menutup pelayanan terpenting kesehatan dengan emperhitungkan batas beaya atas beban sendiri sehingga tidak diluar kemampuan tabungan umum seseorang, bisa ditambahkan, untuk pasar asuransi kelompok kecil, bagi perorangan tidak lebih dari $ 2000, dan bagi keluarga $ 4000. Penggantian beaya akan ditawarkan dengan tingkat, tergantung kemampuan pembayaran tertanggung tingkat platina bayar 90% , tingkat emas 80%, tngkat perak 70% dan tembaga 60 %. Untuk golongan bencana lebih murah, bagi golongan umur dibawah 30   

- Dibutuhkan upaya preventive pada pelayanan kesehatan dan imunisasi.
- Dibutuhkan tawaran asuransi yang seragam agar rakyat Amerika memilih perusahaan asuransi yang aturannya seragam dengan perusaah asuransi kesehatan yang lain.
- Memperpanjang umur tertanggung (oleh keluarga) hingga umur 26 th.
- Menyeragamkan document tanggungan asuransi kesehatan sehingga pilih apapun perurahaann asuransi kesehatan akan sama.
- Mencegah perusahaan asuransi yang bukan menangani bidang kesehatan, unutk ikutan.
- Memastikan tertanggung memiliki access untuk banding dengan effective, dan menyediakan tempat untuk mengadu, memberi bantuan untuk pemohon untuk diterims dalam lindungan polis.
- Menciptakan program re-asuransi sementara untuk membantu yang undur kerja dini
- Membembentuk portal internet, untuk membantu orang Amerika yang mencari pilihan asuransi kesehatannya.
- Memberi fasilitasi upaya menyederhanaan berkas administrasi asuransi kesehatan warga untuk menurunkan beaya. 
Reformasi pasar asuransi kesehatan: Mulai 2014, setiap Negara Bagian akan menyelenggarakan penawaran asuransi kesehatan untuk perorangan dan pegawai kecil untuk mendapatkan liputan asuransi kesehatan. Rencana yang dikaitkan dengan program kesehatan yang telah di nilai kualitasnya, dengan perbandingan yang nyata gengan cara diseragamkan sehingga pelihan dijatuhkan untuk mendaftas sdebagai nasabah dengan blangko peendaftaran seragam dan gampang. Seseorang yang lolos untuk mendapatkan kredit guna membayar pajak didaftar terlidungi oleh perusahaan asuransi yang ditunjuk. Pendatang yang tidak terdaftar tidak dapat meneri dapat menerima kredit guna membayar pajak. Menteri Kesehaatan dan Pelayanan Masyarakat (HHS).



Meliputi pasar perorangan dan pasar untuk kelompok kecil diseluruh Negara, peraturan baru akan menghentikan permborongan pelayanan medis untuk dijual kembali, nasabah akan terhindar dari perusahaan asuransi calo. Dibentuk usaha non profit koperasi nnon profit. Negara juga berkesempatan membentuk progam kesehatan non medic, dan untuk mereka yang perpenghasilan rendah, Negara juga juga dimungkinkan membentuk upaya bantuan lain, bisa membentuk badan pejualan asuransi antar Negara Bagian, dijamin tidak aka nada uang Negara unutk usaha aborsi.
Membuat liputan asuransi kesehatan yang terjangkau (affordable): Dibentuk kemungkinan kredit untuk membayar pajak bagi mereka yang berpenghasilan antara 100 dan 400 persen diatas ambang garis kemiskinan (PPL) kira kira $ 88 000 per tahun dari keluarga 4 orang. Kredit ini diperhitungkan progresif dari dua persen yang berpenghasilan 100   persen dari PPL , meningkat ke 9,8 persen untuk yang berpenghasilan 300 -400 persen  dari PPL. Jika ditanggung oleh majikan kelangsungan cicilannya maka majikan menanggung kurang dari 60 peren premi, maka karyawan dapat menerima kredit untuk pembayaran pejak. Pembayaran sendiri premi ($ 55,950 bagi perorangan dan $11,900 yang berkeluarga) akan diturunkan jadi sepertiganya untuk yang berpenghasilan $ 200- 300 jadi setengahnya, untuk yang berpenghasilan $200 -300 persen PPL jadi dua per tiganya. Kredit ini akan jadi hak mereka yang behak.  
Sampai disini summary dari PPACA, yang menggambarkan betapa upaya ini merupakan, benar benar pembaharuan Jaminan Pelayanan Kesehaan Seluruh Masyarakat yang terangkau (affordable) dan masuk akal.  Dengan batasan batasan yang mencegah asuransi percaloan, penyesatan clausul akad asuransi kesehatan yang menjadikan Pelayanan kesehatan Masyarakat di Amerika Serikat menjadi sangat mahal. 
 Menurut saya, lho kok, disabot oleh Party Oposisi atas prakarsa Wall Street untuk penambahan antar waktu dari dana yang harus dikeluarkan, smentara anggaran APBN baru belum ada, tapi RAPBNnya jelas ada. Kok kebangeten si Kelompok satu pesen yang menguasai 65 persen kekayaan Nasional ini.  Dan di Congress Amerika Serikat mereka menggalang dukungan, masih banyak rakyat Amerika Serikat yang mencemoohkan bantuan Pelayanan Kesehatan menyeluruh Rencana Presiden Obama ini, seolah-olah bila rakyat tetengganya yang kena wabah penyakit menular karena Pelayanan Kesehatan yang sangat kapitalistik, yang kaya tidak ikut tertular, kok bodho nya lho. 
 Disini kita sama sama tahu, menyambung umur, meringankan hidup, ini bidangnya kaum Dokter, bila bidang ini tidak dilandasi Rakhman dan Rakhim, dijual berapa mahalpun pasti laku, apalagi usaha ini sudah di Kartel kan.(*)
Terlampir Summary dari PPACA bahasa Inggris.
The Patient Protection and Affordable Care Act
Detailed Summary
The Patient Protection and Affordable Care Act will ensure that all Americans have access to quality, 
affordable health care and will create the transformation within the health care system necessary to 
contain costs. The Congressional Budget Office (CBO) has determined that the Patient Protection and 
Affordable Care Act is fully paid for, will provide coverage to more than 94% of Americans while 
staying under the $900 billion limit that President Obama established, bending the health care cost 
curve, and reducing the deficit over the next ten years and beyond.
The Patient Protection and Affordable Care Act contains nine titles, each addressing an essential 
component of reform:
• Quality, affordable health care for all Americans
• The role of public programs
• Improving the quality and efficiency of health care
• Prevention of chronic disease and improving public health
• Health care workforce
• Transparency and program integrity
• Improving access to innovative medical therapies
• Community living assistance services and supports
• Revenue provisions
Title I. Quality, Affordable Health Care for All Americans 
The Patient Protection and Affordable Care Act will accomplish a fundamental transformation of 
health insurance in the United States through shared responsibility. Systemic insurance market reform 
will eliminate discriminatory practices such as pre-existing condition exclusions. Achieving these 
reforms without increasing health insurance premiums will mean that all Americans must be part of the 
system and must have coverage. Tax credits for individuals and families will ensure that insurance is 
affordable for everyone. These three elements are the essential links to achieve reform.
Immediate Improvements: Achieving health insurance reform will take some time to implement. In 
the immediate reforms will be implemented in 2010. The Patient Protection and Affordable Care Act 
will: 
• Eliminate lifetime and unreasonable annual limits on benefits
• Prohibit rescissions of health insurance policies
• Provide assistance for those who are uninsured because of a pre-existing condition
• Require coverage of preventive services and immunizations
• Extend dependant coverage up to age 26 
• Develop uniform coverage documents so consumers can make apples-to-apples comparisons 
when shopping for health insurance
• Cap insurance company non-medical, administrative expenditures2
• Ensure consumers have access to an effective appeals process and provide consumer a place to 
turn for assistance navigating the appeals process and accessing their coverage
• Create a temporary re-insurance program to support coverage for early retirees
• Establish an internet portal to assist Americans in identifying coverage options
• Facilitate administrative simplification to lower health system costs
Health Insurance Market Reform: Beginning in 2014, more significant insurance reforms will be 
implemented. Across individual and small group health insurance markets in all states, new rules will 
end medical underwriting and pre-existing condition exclusions. Insurers will be prohibited from 
denying coverage or setting rates based on health status, medical condition, claims experience, genetic 
information, evidence of domestic violence, or other health-related factors. Premiums will vary only 
by family structure, geography, actuarial value, tobacco use, participation in a health promotion 
program, and age (by not more than three to one). 
Available Coverage: A qualified health plan, to be offered through the new American Health Benefit 
Exchange, must provide essential health benefits which include cost sharing limits. No out-of-pocket 
requirements can exceed those in Health Savings Accounts, and deductibles in the small group market 
cannot exceed $2,000 for an individual and $4,000 for a family. Coverage will be offered at four 
levels with actuarial values defining how much the insurer pays: Platinum – 90 percent; Gold – 80
percent; Silver – 70 percent; and Bronze – 60 percent. A lower-benefit catastrophic plan will be 
offered to individuals under age 30 and to others who are exempt from the individual responsibility 
requirement.
American Health Benefit Exchanges: By 2014, each state will establish an Exchange to help 
individuals and small employers obtain coverage. Plans participating in the Exchanges will be 
accredited for quality, will present their benefit options in a standardized manner for easy comparison, 
and will use one, simple enrollment form. Individuals qualified to receive tax credits for Exchange 
coverage must be ineligible for affordable, employer-sponsored insurance any form of public insurance 
coverage. Undocumented immigrants are ineligible for premium tax credits. The Secretary of Health 
and Human Services (HHS) will establish a national public option – the Community Health Insurance 
Option – and permit states to opt-out. Federal support will also be available for new non-profit, 
member run insurance cooperatives. States will have flexibility to establish basic health plans for nonMedicaid, lower-income individuals; states may also seek waivers to explore other reform options; and 
states may form compacts with other states to permit cross-state sale of health insurance. No federal 
dollars may be used to pay for abortion services. 
Making Coverage Affordable: New, refundable tax credits will be available for Americans with 
incomes between 100 and 400 percent of the federal poverty line (FPL) (about $88,000 for a family of 
four). The credit is calculated on a sliding scale beginning at two percent of income for those at 100
percent FPL and phasing out at 9.8 percent of income at 300-400 percent FPL. If an employer offer of 
coverage exceeds 9.8 percent of a worker‟s family income, or the employer pays less than 60 percent 
of the premium, the worker may enroll in the Exchange and receive credits. Out of pocket maximums 
($5,950 for individuals and $11,900 for families) are reduced to one third for those with income 
between 100-200 percent FPL, one half for those with incomes between 200-300 percent FPL, and two 
thirds for those with income between 300-400 percent FPL. Credits are available for eligible citizens (**)

Kamis, 03 Oktober 2013

NYONYA KAPITALIS KECIL, LADY DESPOT, OWNER OF THE INTERNATIONAL SCHOOL, DI KOMPEX APARTMENT KOTAKU


Saya sangat tertarik kepada cerita saban hari dari anak tetanggaku, yang bekerja sebagai guru pada Sekolah yang katanya bertaraf International dilingkungan Apartment yang canggih mahal dan harum, yang mencerminkan keberhasilan duniawi di Republik ini. Jangan salah, dia Sarjana S1 teknik.
Si Nyonya, yang dari keluarga besar yang kini kaya raya, Sangat dekat dengan Keluarga Cendana, sebagai biasanya hasil upaya yang terintegrasi dari dagang  seluruh puaknya dan Kekuasaan di Republik ini, koalisi dagang dan kekuasaan sudah sejak dini memang ada di Republik ini, tidak lebih dari tiga puluh lima-enam puluh  tahun yang lalu. Saya heran, bagaimana si Nyonya ini kok bisa kesasar mengurusi dunia Penyelengaraan Pendidikan formal  (ya tidak heran, mestinya menurut feasibility studies dalam penggagasan pendiriannya, usaha ini sangat menguntungkan, karena bagi orang tua murid yang kaya raya apalagi para “nouveau riche” – orang kaya baru, yang barusan saja jadi kaya, ongkos tidak bakal jadi masalah, daripada anaknya dikirim ke Singapore atau London) 
Mestinya si Nyonya ini kan menapaki dunia celebrities di lobby- lobby yang terintegrasi dengan Kekuasaan seperti sejenisnya, terbalut oleh itu lho,  karya Allure satu perusahaan adhi busana exclusive dari kaum yang dekat dengan Kekuasaan, selalu diperciki oleh air suci yang harum dari Coco Channel seperti Artalita  Who, Hartati  the Invincible, Anita the Star, Astiami the Old Prisonsflea,  Melinda the Deeceptive, Waode the Fixer Of Undevelopes Area, Bunda Putri The Meatgrinder dan masih banyak lagi.
Si Nyonya khilaf, betapa jauhnya dia disesatkan oleh “feasibility studies” dari upaya pendidikan ini, hasil karyanya yaitu kualitas murid muridnya, segera diketahui masyarakat, karena ulahnya yang hadigang hadigung, sebelum sempat diselipkan dalam daun bunga mawar “socialite” di “dream land” mereka yang mereka ciptakan secara harfiah. Murid muridnya begok, demennya nge-game melulu malah di kelas pelajaran. 
Satu saja yang si Nyonya lupa karena tidak tercantum di feasibily studies, bahwa upaya pendidikan harus ada porsi besar  “ kasih”, kepada murid muridnya, kepada bangsanya,  dan kepada ciptaan Allah secara keseluruhan, yang sayangnya ndak bisa dinilai dengan uang. Malah menggandakan diri sendiri bila suasana cocok. Waktu Kristus, saya menyebut beliau Isa Al Masih, ditanya oleh masyarakat miskin Yahudi, apa mareka boleh makan makanan yang bukan makanan kosher ( makanan yang disiapkan tepat menurut tatacara dan bahan yang di halal-kan oleh agama Yahudi menurut Kitab Torah, Kitab Suci mereka), Jawab beliau: “  Makanan   tidak dengan sendirinya jadi cemar melainkan makanan yang djnyatakan cemar oleh Allah”  -Roma 14).  Beliau tahu bahwa orang miskin tidak akan mampu membeli makanan atau minuman haram sebanyak nafsunya dan kapan saja mereka mau. Inilah ungkapan kasih beliau yang tidak pernah diucapkan. Seperti Gandhi atau setiap orang-tua-saleh dan para Guru yang professional,  tidak pernah mengucapkan kata “kasih” dengan sembarangan, melainkan dengan ungkapan perbuatan, dari hati, dengan hati hati, (maksudnya menurut kadar yang wajar). Lha balik kepada si Nyonya, jadi Kepsek bayangan sambil jadi ketua yayasan, sambil ladi juru bayar karena modal untuk mrnyewa gedung atau membeli sayap dari satu cluster apartment yang wah, laboratorium bahasa, laboratorium kimia dan kaboratorium fisika, alat music yang cocok untuk grand orchestra, ruang olah raga dan fitness centre semua indoors, buntut buntutnya semua dihitung dengan ROI ( return on investment) 25 % (artinya dalan empat tahun modal kembali), plus profit pada tahun pertama lebih dari 20% per bulan sama dengan bunganya orang dagang,  berkali kali lipat dari pengeluaran untuk kehidupan wajar dari tenaga pengajar seluruhnya per bulan ( Ini nyonya dibesarkan di wijk Pecinan yang sesak dengan dagangan dan para budak inlanders, tidak pernah mengalami praktijk etische pilitiek dari penjajah sekalipun, bagaimana Meneer Liem dan Meneer Sugio guru guru dari HCS dan HIS diperlakukan oleh yang katanya penjajah ( guru guru ini digaji oleh Gubermen cukup baik, tanpa dihitung ROI terlebih dahulu). Saban hari mengumpat dan mengumbar sifat  kapitalis kecil yang tidak saja tengik, tapi juga diwarnai watak feudal yang kental. Ini adalah retrogresi dalam bangsa ini yang nyata.  Apakah dia tahu bawa  sekolahan bangsa merdeka seperti Taman Siswa yang “kasih” tidak pernah diucapkan melainkan dinyatakan dengan watak egaliter, adalah mesin penetas tekad bangsa ini untuk merdeka ? Yayasan dan guru guru bertekat hidup miskin sebagai akibat sikap non cooperative dengan penjajah yang sudah menawarkan etische politiek yang lebih nyaman, begitu juga kepada pengikut Dr. Sun Yat Sen ?
Pengalaman sekolah si nyonya adalah sekolah bangsawan Europa tempat orang yang tiada kerja melainkan memburu kesenangan para Despots, persis yang ada sekarang. Mereka tidak kenal idealisme melainkan caprice dari uang yang banyak  saja. Ya bisa dibayangkan anak siapa nanti jadi apa di sekolah yang dikepalai oleh si Nyonya ini, guru gurunya nya jadi mati rasa (*)

Senin, 30 September 2013

TEMA KAMPANYE CALON EXECUTIVE MAUPUN LEGISLATIVE


Mengambil thema kampanye untuk menarik Pemilih baik untuk calon Pemimpin Executive maupun untuk menjadi wakil Rakyat di DPR atau DPRD memang ganpang gampang sulit. Apalagi di era dimana Ideology sudah mati. Karena itu gampang, setiap calon bisa omong apa saja asal akhirnya ndak ada artinya, supaya tidak ditagih manti, sulit karena tidak ada alur thema yang meyakinkan, terutama bagi si pembicara sendiri, karena si Pembicara tidak punya Ideology yang menjadi daya gerak dan daya hidup yang meyakinkan. Golden rules yang dengan teliti dianut adalah petunjuk “ Omonglah yang benar, tapi tidak semua yang benar diomongkan”, sehingga omongnya jadi hambar saja seperti yang lain.
Calon berkelas Top Executive yang cerdik bisa omong berapi api, tapi bila disimak sebenarnya hanya “konstatasi”/ “menunjuk gejala” tapi buntut buntutnya mbulet tidak berjanji apa apa untuk membenahi gejala itu, atau menyebut syarat yang bisa jadi kambing hitam nanti bila ditagih. Tenaganya daya pikirnya habis untuk itu. Contoh yang nyata Undang Undang Dasar Amerika Serikat, adalah pati sari dari pemikiran yang sangat maju dar Europa yang masih Feodalistic, di kuasai oleh para Raja dan Dispots. Tapi setiap Presiden nya, stiap Senator nya, setiap Congrressmen nya, bisa saja meperekaya si Konglomerat dan mempermiskin public dengan silat lidah yang lihai dan bekomplot dikalangan bussiniss atas. Mengentas sebagian rakyat diatas  garis kemiskinan, thema yang menarik.  Tapi baru mencari garisnya saja para pakar sudah berbeda beda pendapat. Jarang yang mau membeberkan apa penyebab kemiskinan dinegeri ini, khawatir akan mempertentangkan dia dengan Amerika Serikat nanti bila terpilih.
Tidak ada “track record” yang menandai jejak langkah apapun Idealisme yang dimiliki oleh calon Pemimpin apapun, selain keberhasilan kelompoknya menumpuk uang kampanye.  Rupanya semua calon baik Ececutive maupun Legislative ditingkat apapun Pusat atau Daerah hanya percaya kepada yang satu ini. Bila ada pepatah bangsa Romawi “Uang tidak berbau”, uang yang satu ini sangat busuk baunya, Para calon Pemimpin ini sudah kehilangan “saraf kebenaran” ? Habis mau milih siapa ? Semua ya gitu.
Masih harus menunggu habisnya generasi pura pura hasil tetasan Orde Baru kira kira 15 tahun lagi. Supaya Panca Sila, Trisakti  bisa diperjuangkan pelaksanaan-nya seperti yang dimaksudkan. Sebab Panca Sila adalah pati sari Idealisme Manusia di abad ini yang terpaksa hidup dengan adanya keaneka ragaman, berbagi dengan yang kurang beruntung.
Ketatahuilah saudaraku, bahkan di Amerika serikat yang belum setengah abad menghapuskan segregasi antara warga yang berasal dari Afrika dengan warga yang berasal dari Europa, kini malah memasukkan dalam undang undangnya bahwa menilai seseorang dengan “stereotype” pun dianggap pelanggaran undang undang, yang setiap kita  diam diam masih memelihara perasaan dongkol terhadap kelompok stereotypical yang itu,  golongan yang memang dari “sono”nya  berwatak feudal exclusive dalam minoritas, ini akan terpencil dengan kejelekannya sendiri, yakinlah bukan oleh stereotypenya, karena bila ekonomi membaik dan tidak ada yang mau direndahkan lagi.  Lha  bagaimana ekonomi rakyat bisa membaik ? Wong sudah kadung buaaanyak sekali hasil rampokannya selama 35 tahun bersama dengan kroni Orde Baru yang menelikungnya disemua sector ekonomi?.
Kurang  hangkara dan raja tega apa Amerika Serikat membela kepentingannya sendiri mengakali sumber daya alami bangsa lain. Kurang bagus apa UUD Amerika Serikat, kurang bagus apa Declaration of Human right,  kurang bagus apa banyak Undang Undang yang dibuat disana, toh   angka pengeluaran untuk kesehatan Masyarakat per kapita oleh Pemerintah, termasuk rendah di dunia ini. Kesehatan Masyarakat  di “sono” juga berarti dibagian besar dunia yang lain ya demikian, adalah ajang bussiness yang sangat menguntungkan. Apa tipuan para wakil seperti itu yang kita cangkok kemari ?
Thema apa saja yang anda jual  ke calon pemilih, harus mengandung “ketulusan hati” dan “Idealisme” terhadap Bangsa dan Negara ini, makanya ada “apinya”, cobalah.
Menghadapi carut marut muka calon Pemimpin terpilih ini, oleh banyak Politisi  menganjurkan memilih tokoh yang bisa menyatukan watak baik Presiden Sukarno almarhum, terutama idealisme dan visionaries nya terhadap bangsanya, dan meniru implentasi Jendral Surharto. Ini pendapat khas tetasan Orde Baru “the slip of the tongue” dengan tulus ini bila disadari benar sekali, dalam nengangkangi kekuasaan Jendral Suharto tidak tanggung tanggung, banyak euphemisme yang diciptakan oleh berbatalion batalion pencari muka yang mengelilingi dia mencari dan menterror warga yang kurang beruntung dari bangsa ini, seperti ‘’diamankan”, di “sukabumikan” yang artinya tidak lain dibunuh, dilenyapkan dengan diam diam atau dengan sinisme yang terbuka, kayak Wiji Tukul atau Marsinah. Pelaku pelakunya tetasan Orde Baru ini sekarang masih wutuh dan berkiprah. Lantas mereka mau omong apa ?*) 



Selasa, 24 September 2013

EKONOMI, PENYEBAB UTAMA SILIH BERGANTINYA SUSUNAN MASYARAKAT DI NUSANTARA


Bangunan masyarakat dengan berjalannya waktu bertumbuh dan berkembang terus, semakin melibatkan banyak anggautanya, semakin dalam terpisah pisah berdasarkan kegiatan hidup, sehingga bangunan lama terasa semakin sesak, tidak bisa memberikan ruang gerak sebagian anggauta masyarakat tersebut, akhirnya bangunan masyarakat itu merubah diri. 
Hal semacam ini juga silih berganti terjadi di masyarakat Nusantara. Di untaian pulau-pulau tropis yang kesuburan tanahnya selalu diperbaharui oleh kegiatan gunung gunung api yang ratusan jumlahnya, adalah logis bila orang asli maupun pendatang awal mulanya adalah petani. 
Upaya pertanian yang paling awal adalah “slash and burn” /perladangan huma.
Semua orang menghadapi keadaan yang sama, tantangan yang sama, untuk mendapatkan hasil bercocok tanam harus mengatasi hama, penyakit dan gulma /rumput rumpai liar. Petani perpindah pindah ini menebangi semak dan hutan tropis untuk lahan pertanian mereka setiap musim kemarau, kemudiam membakarnya, ditugal dengan biji-bijian bila musim hujan tiba. Kesulitan pertama adalah tumbuhnya gulma, berbarengan dengan biji-bijian yang mereka tanam dan sulit sekali membedakan antara gulma dan biji-bijian yang sengaja ditanam, mereka harus menyiangi lahannya sedini mungkin agar dapat memberi kesempatan pertama bagi tanamannya. 
Sesudah itu menghadapi fluktuasi hujan yang bisa terlalu banyak diwaktu tanaman masih kecil atau hujan berhenti lama seingga mengganggu pertumbuhan tanamannya, Sesudah semua ini delewati datanglah hama dan penyakit tanaman. 
Pada akhirnya panen sering hanya nyaris cukup untuk bekal hidup puak itu sebelum sampai musim penen tahun yang akan datang. Sedang anggauta puak makin bertambah. Dari masyarakat tani yang berpindah- pindah harus mendapatkan jalan untuk memenuhi kebutuhan mereka.  
Pendatang baru dengan cara baru untuk menanam padi, dengan mempersiapkan pembenihan terlebih dahulu, lantas membuat areal tanam yang bersih dari gulma selama bibit dipindahkan ke lahan yang namanya sawah berpengairan, adalah satu tawaran yang sangat menarik. 
Satu revolusi pertanian yang mwenjanjikan cukup biji-bijian sepanjang tahun.  Revolusi ini tidak perlu ada paksaan atau peperangan, sistim bercocok tanam yang lama sudah tidak bisa mengakomodasi kebutuhan biji bijian sepanjang tahun. 
Jalan paling mudah untuk mencetak sawah adalah di lereng gunung yang agak landai, air sungai kecil dibendung diangkat dari jurang ke punggung jurang, dialirkan ke bawah sepanjang punggung tersebut sambil dipakai untuk meratakan lapik lapik sawah, terjadilah sawah bertingkat-tingkat dengan teknologi sederhana itu.  
Timbul bangunan masyarakat baru di sekitar sawah, sebagai ganti kecukupan ini, petani huma yang berpindah-pindah tidak perlu perpindah-pindah lagi, cukup biji-bijian sepanjang tahun karena dapat panen dua kali dan mudah membedakan gulma dengan bibit padi. 
Untuk itu mereka dijadikan kasta Waysia dan kasta Sudra, sebaliknya pendatang yang mengorganisasi sisitim pengairan ini menjadi kasta Ksatria dan kasta Brahmana, ya OK saja, wong perutnya kenyang dan rutinitas sehari hari tidak banyak terganggu oleh dua kasta di atasnya. 
Masyarakat berkembang jumlah maupun aneka ragam kerjanya untuk mendapat nafkah, terutama pertukangan dan kerajinan. Yang sangat membatasi kegiatan perdagangan adalah tidak adanya catatan, sebab Hinduisme melarang kaum Waysia dan Sudra untuk belajar membaca huruf Palawa agar tidaka dapat membaca kitab Wedda.
 Konon dua kasta yang di bawah dapat dihukum berat seperti telinganya di tuang timah cair bila melanggar. Sebaliknya beban lain dari para Petani sawah yang diberikan oleh dua kasta diatas tidak bisa terlalu berat di wilayah Nusantara ini, sebab bila dibebani kerja wajib dan pajak yang terlalu berat mereka bakal berbondong-bondong minggat mencari lereng gunung lain, anak sungai lain yang ada di pelosok pulau ini untuk menghindari penindasan kasta atasnya, toh masih banyak tempat seperti itu di Nusantara yang luas ini. Bersamaan dengan berdirinya kerajaan dagang Seperti Majapahit, ada pendatang baru membawa kebudayaan baru yaitu bebas memberi pelajaran membaca dan menulis ( huruf Arab, kemdian huruf Palawa dan huruf Jawa) juga mempunyai cara untuk mencetak sawah di rawa-rawa, dengan membangun saluran- saluran menurut ketinggian yang hanya berselisih sedikit di hamparan rawa, yang luas dan nampak rata, beda tinggi permukaan tanah/air hanya bisa diamati dengan teropong pengukur ketinggian/nivelier sebangsa theodolite, yang mengkin telah ditemukan oleh orang Parsi dalam bentuk sederhana sedngaja dibawa oleh penyiar agama Islam dari Yunan. Orang Parsi telah menggarap tanah rawa antara sungai Euphrat dan Tigris dan telah melandasi kebudayaan Babylonia yang sangat menonjol di jamannya. Penyiar agama Islam ini di pulau Jawa bermukim di Kawasan Garowisi/Gresik yang merupakan perbukitan kapur yang gersang, dan pelabuhan pelabuhan atau kampong nelayan di pantai utara Pulau Jawa. Sekarang nampak kok tidak masuk akal karena gersangnya. Bila dilihat dengan teliti permukiman kaum penyiar agama Islam di tempat ini sangat logis, karena tidak menyaingi bangunan masyaraka terdahulu  ( dilereng gunung api yang subur dengan sawah berundag), dapat menolong diri sendiri dengan memanfaatkan rawa untuk persawahan dengan kemudahan angkutan hasil lewat kanal kanal dan tambak ikan, dengan teknologi yang mereka cangkok dari orang Babylonia. Maka terjadilah apa yang mesti terjadi, kesempitan bangunan masyarakat Hindu Jawa secara lambat tapi pasti dikalangan kaum waysia pedagang dan dikalangan kaum tani sudra yang menanam padi untuk komoditas perdagangan beralih secara logis ke cara orang Islam di Pesisir yang lebih maju dan egalitarian. Penyiar agama Islam di Gresik mencetak sawah tambak di rawa rawa muara bengawan Solo, mengajari pedagang pribhumi membaca dan menulis membuat neraca lajur dan surat perjanjian dagang di sekitar kota pelabuhan yang berlipat lipat memperbaiki kinerja mereka ini. Kebetulan pada masa akhir Majapahit, dari China ada permintaan beras yang sangat banyak, karena paceklik besar besaran didaratan China gara gara kehidupan petani disana morat marit karena dilanda perang antar Negara yang berkepanjangan. Sedangkan di kawasan Asia tenggara yang mampu menyediakan kelebihan beras dengan mudah sampai di pelabuhan adalah delta Brantas dan delta Bengawan Solo.     Lagipula transportasi untuk beban berat seperti beras di wilayah Majapahit yang sudah dibina secara Hinduisme ada di Majalegi (Pare ) dan Jombang yang tidak dihubungkan dengan jalan dan jembatan yang memadai, karena membangun jalan dan jembatan di wilayah tropis basah seperti di pulau Jawa pemeliharaannya sangat sulit.
              Di antara lereng timur laut  gunung Merapi- Merbabu, disambung dengan lereng utara pegunungan Kendeng ada wilayah rawa yang sangat luas kira kira 20 000 hektar, karena lereng ini tidak dapat meneruskan air hujan kelaut gara gara ada gunung Muria di pantai utara kawasan Demak – Kudus, dan rawa rawa ini dibuka secara besar besaran oleh kaum Muslimin yang sudah cukup banyak dan tangguh. Pertama kali sungai sungai yang tertahan oleh lereng selatan gunung Muria diukur, ketinggiannya, kemiringannya, kemudian direncanakan pembuatan saluran saluran menuju kr Sungai Welahan yang menuju ke Jepara. Pengukuran permukaan tanah seluas dan seliar ini dikerjakan oleh salah satu Penyiar agama Islam, dibuat peta contour tanah secara teliti kemdian untuk merencanakan pembuatan saluran saluran ke sungai Welahan disertai dengan pintu pintu air dari gelondong kayu jati yang terkenal tahan air, untuk menjamin pengendalian permukaan rawa agar sesuai dengan kebutuhan tanaman padi sawah. Kecuali itu juga dibangun pintu pintu ganda untuk lalu lintas perahu pengangangkutan.
Sekarang pertanyaanya apakah areal sawah seluas 20 000 Ha dengan  perahu berlunas dan berlambung datar yang dengan mudah mengangkut 2-3 ribu kati gabah ini lewat kanal kanal karena draft nya kecil saja. paling sehasta, ditambah dengan potensi panen dua kali setahun tidak bisa mendukung suatu kerajaan yang siap bersaing dengan kerajaan manapun di Pulau Jawa ?. Apakat sosok yang ikut aktip merencanakan peta topografi rawa dan sungai sungai  diantaranya itu,  oleh rakyat banyak tidak dijuluki dengan sang Kalijaga, bila kebetulan dia tokoh penyiar agama Islam ya ditambahi dengan title  Sunan, jadi Sunan Kalijaga. Apakan kerajaan yang dibangun diantara persawahan rawa luas dan mengambil keuntungan dari wilayah itu, bukan kerajaan Islam Demak Bintoro, yang memanfaatkan pengalaman masyarakat Islam mencetak sawah rawa di muara delta Bengawan Solo dan Sungai Brantas, hanya yang ini disekitar Demak luas sekali ? 
Kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa ini runtuh akibat adanya pendangkalan saluran saluran irrigasi dan saluran pematus akibat lahar dingin/ hujan abu vulkanik yang massive dari gunung Merapi –Merbabu. Sehingga a pusat kerajaan harus dipindah ke wilayah yang lebih menjamin pengairan sawah.
Apakah pembagunan rawa rawa menjadi sawah ini tidak dikerjakan dengan ketegaran dan kekuatan fisik yang luar biasa, kaum yang dilatih khusus bekerja dengan tenaga dalam layaknya pesilat aliran Mo Kaw yang cenderung ke Islam  Fatimiyah  yan juga berpusat di Yunan, terpengaruh oleh kebudayaan Parsi. Untuk menghadapi bencana pendangkalan sistim saluran dan pematusan ini perlu pekerjaan yang menyeluruh seperti membangun kembali sisytim ini dari  permulaan.  Padahal lahan sekian luas itu sudah terlanjur terbagi terpetak petak menurut pola kepemilikan dari warisan hingga cucu, hasil jual beli lahan, hadiah dari Penguasa, yang semua ini berdasarkan pemilikan yang individualistis. Sedangkan pengerukan dan penataan kembali seluruh sistim pengairan rawa ini harus dkerjakan oleh mesyarakan secara bersama sama sekaligus. Masyarakat Islam kala itu ( sampai sekarang) masih sulit meggabungkan kepentingan pribadi pemilik lahan sawah rawa dengan kepemilikan  seluruh masyrakat untuk  masyarakat seluruhnya demi membangun kembali sistim saluran a’la Babylonia yang sangat luas ini. Sedangkan ada kesibukan lain yang lebih urgent bagi Puncak Kekuasaan yaitu bertengkar satu sama lain  plus adanya syncretism dengan kebudayaan  Jawa betolak belakang dengan kaum sunni garis keras, dimenangkan oleh kaum sunni, tapi masyarakat terpecah.  Pada era itu di Mesir dan Turki kaum sunni sangat aktip meluaskan pengaruh sunni, sangat mengurangi kekompakan masyarakat.  
Zaman itu  Penguasa Baru kembali melirik hamparan sawah berpengairan yang sudah ada untuk dipersengketakan, areal sawah yang sudah ada dan dekat dekat dengan ibu kota Pajang atau Mataram dengan ibu kota Plered, mungkin sudah dibina oleh zaman sebelumnya, zaman Majapahit, zaman Mataram Hindu dan zaman sebelumnya, antara Penguasa Baru pindahan dari Demak Bintoro dan Penguasa Penguasa yang dapat lagalisasi Penguasaan tanah dari Raja Majapahit atau raja Sebelum Majapahit, seperti bumi Mentaok, bumi Kajoran, bumi Banjarnegara yang jauh kebarat. Maka legalisasi kepemilikan dari kerajaan sebelumnya menjadi amat penting, yang kemudian legalisasi ini segera menjadi adu kekuatan fisik maupun akal yang melahirkan banyak legenda dan babad untuk tujuan masing masing, maka bagi tinjauan sejarah zaman itu yang melupakan sector ekonomi sebagai motor utama semua kejadian di masyarakat menjadi  kabur dan terpisah dari dimanika masyarakat*)

Rabu, 11 September 2013

PENGETAHUAN DASAR PETERNAKAN UNTUK MENGIMBANGI PRAKTISI DARI DESA, CALON MITRA BISNIS TERNAK


Tentu saja uang yang sedikit terlebih dulu untuk menyewa atau membeli sepetak tahan untuk kandang yang baik. Katakan 20 juta rupiah, cukup untuk empat lima sapi kereman, atau dua belas kambing gibas.
Apabila counterpart kita adalah petani lugu, tidak pernah terpikir di benaknya membesarkan pedet ( ‘e’ kedua di eja dari ‘elok’)  Simmental atau pedet sapi Limousine kayak Pak Harto, yang canggih dan sulit untuk daerah tropika/dataran rendah, maka terpilihlah pedet dari sapi Bali atau sapi Madura, yang tidak memerlukan dana besar, karena berkat kawin suntik yang sudah meluas, tidak sulit mendapatkan bibit/ pedet yang baik dan sehat.
Pedet ini badannya kerempeng dari lahir sampai umur 8 bulan secara alami disapih, mungkin disapih lebih awal katakan 7 bulan lebih baik lantas diberi makanan tambahan untuk bayi sapi, kepala dan tungkainya tumbuh lebih dulu, kaki belakang lebih panjang, lahir dengan berat badan 8% dari berat dewasa, dari semula dalam perut terbentuk saraf, kerangka otot, sedang punggung, pinggang tumbuh setelah itu. Sebagai ilustrasi pedet sapi Anggus 28 kg,  herefort 34 kg, waktu disapih bera badan sudah 65 kg pada umur 8 minggu, sebelum disapih dilatih makanan kasar I kg/hari sesudah disapih 2 kg /hari diusahakan tambah konsentrate 0,7 kg/hari ( 880 wordpress.com/2005/05)
Dari dunia sapi.com/budidaya di Indonesia telah dipelihara  2,92 juta ekor sapi  Sapi Bali merupakan 19% total sensus tahunan, di Sulawesi Selatan 1,5 juta ekor, NTT 8,6 juta ekor, NTB 0,36 juta ekor Bali hanya 0,45 juta ekor, selebihnya tersebar diseluruh Indonesia. Jumlah kematian pedet sebelum disapih hingga 30 %
Dari auliapemimpinblogspot.com/2003/03/teknik pemeliharaan sapi potong httm. Sebagan kata kunci success teknik pemeliharaan sapi. Dijelaskan
Golongan umur 1 - po-el 1 – gigi susu tangggal 1 pasang – umur 1,5 hingga 2 tahun.
Golongan umur 2 – po-el 2 – gigi susu tanggal 2 pasang -   umur diatas 2-3 tahun
Golongan umur 3 – po-el 3 – gigi susu tanggal 3 pasang – umur diatas 2-3,5 tahun
Penelitian sapi Bali di Pasuruan tentang pe-nyapihan lebih awal dari pedet sapi Bali, disapih umur 3-6 bulan, diberi susu prngganti (kecuali kolostum yang nyaris tidak bisa diganti, beri kolostum induk lain) dan macam dedaunan antara lain rumput gajah, rumput lapangan, dan daun lamtoro ( Leuciana glauca L), menunjukkan bahwa tambahan daun lamtoro sangan memperbaiki penambahan berat harian pedet sapi Bali.
Tulisan lain memberikan ancar ancar berat badan sapi deri pengukuran parameter badan ( rupanya yang diambil rata rata ukuran badannya adalah sapi bali atau sapi Madura)
http//www google.com/Wikipedia menjelaskan perkiraan berat badan sapi potong berdasarkan umur dan ukuran tubuh sapi sebagai parameter seperti lingkar dada, lingkar pundak dan panjang dari pelvis ke gumba, tinggi pundak telah di prakatek-kan.
Hampir semua tulisan mengenai penggemukan sapi, yang cocok untuk digemukkan adalah: Sapi muda yang berumur sudah kira kira 2,5 tahun, bentuk badannya panjang, lengkung dadanya bulat, dan lebar, panjang lebih kuang 170 cm, tinggi pundak lk 135 cm, lingkar dada lk 133 cm, meski kurus tulang tulangnya menonjol bukan karena penyakit, pandangan mata bersinar cerah, bulu badan halus, kotoran normal.  Sapi sapi ini yang paling memberikan hasil buat digemukkan untuk sapi Qurban ( jenis ini dipilih dengan jangka penggemukan yang paling produktip,artinya beberapa bulan saja)
Tentu saja tanda ini umum, ukuran lingkar dada ternyata menurut banyak penelitian berhubungan sangat erat korelatisinya dengan berat hidup calon sapi potong kita.
Perhtungan umum menyatakan bahwa seekor sapi pedaging membutuhkan makanan kasar dihitung berat kering 2,5 persen dari berat badan hidup, untuk memperkirakan kebutuhan “staple food” nya. Tentu saja angka jumlah makanan kering ini harus dikonversi terlebih dulu kepada makanan basah kira kira 80% dari 100% makanan basah. Semua makanan basah harus dilayukan terlebih dahulu makin layu makin baik.
Strimin plastic /kain kasa plastik memberikan perlindungan terhadap lalat dan nyamuk yang kini harganya sangat terjangkau, merupakan hasil kemajuan zaman. Lha iya wong bertambahnya berat harian sapi sapi ini nyaris diharapkan 0,5 – 1,0 kg per hari, kan sangat layak untuk diberi tidur nyenyak, makanan konsentrate sebagai tambahan yang harus diberikan !
Melihat harga daging sapi di Indonesia yang termasuk termahal di Dunia, maka pemeliharaan sapi pedaging tiga empat ekor pun masih menguntungkan.
Mengenai pemeliharaan kambing akan disajikan next time (*)
  

PERIKANAN DAN PETERNAKAN

Pada dasarnya Peternakan dan Perikanan ( kecuali penangkapan ikan di perairan bebas dan pelepasan ternak di padang rumput bebas/liar) adalah utilisasi dari upaya pertanian, atau peningkatan mutu dari hasil pertanian atau limbahnya. Jadi umumnya harus ada latar belakang hasil pertanian yang melimpah baru peternakan dan perikanan bisa terdorong maju. Di era modern ini ketentuan ini tidak sama sekali benar, di Negara padang pasir yang kaya minyak, mereka membangun peternakan sapi susu yang terintegrasai dengan pengolahan susu komplit, tanpa didukung pertanian yang kuat, malah ditengah padang pasir. Jadi mulai dari air, hijauan dan konsentrate semua kebutuhan makanan ternak didatangkan dari luar, sapi-sapi  ini dipiara diruang ber A/C, bisa menguntungkan ini kecualian.
Maka dari itu upaya peternakan dan perikanan tidak luput dari “ration” atau kebutuhan jumlah dan jenis makanan ternak yang harus diberikan setiap hari yang makin bertambah karena piaraannya makin besar, dan timbangan berat ternak yang dipiara secara periodik, dijadikan grafik. Untuk mendapat pengembalian pengeluaran makanan ternak ( koncentrate mesti ada nilainya) secara optimal. Karena kita semua tahu, bahwa ternak yang telah mencapai berat optimal maski dikasih makan apa saja beratnya ya tetep saja, jadi kenapa dipiara terus ?. Jadi timbangan ternak secara individual sangat perlu dibelikan pada usaha peternakan untuk produksi daging, . khusus sapi, ewan yang berperut empat/memamah biak, keperluan memberian makanan kering ( rerumputan dan jerami) adalah mutlak untuk memelihara microflora dalam perut hewan hewan ini dan konversinya ke protein oleh microflora perut dengan urea/ food aditives dengan dosis tertentu supaya tidak dilupakan. Ingkungan yang mendukung untuk menggemukan ini harus baik, menenteramkan si ternak, juga dijauhkan dari endo dan ecto parasites yang mengganggu piaraan hewan pedaging ini jaga atau tidur, mendapat ruang untuk istirahat merumput yang sehat.
Wahai saudaraku penduduk pedesaan, anda punya potensi untuk mendatangkan modal dari kota kota, untuk memanfaatkan situasi pertanian di desa anda, anda perlu sarana, jaitu bibit ternak pedaging yang baik, ada benih ikan yang baik (ini ada harganya ), kandang atau kolam yang sehat, dan sebagian limbah pertanian ( ini juga ada harganya), penasihat kesehatan ternak/ ikan untuk bebas dari penyakit, ecto dan endoparasites ( ini harus diberi honorarium bagi jasanya artinya dibayar layaknya dokter pada umumnya.) Jadi bila anda berhasil menggaet tabungan saudara anda yang bekerja pempunyai penghasilan sementara  berlebih, dan dia ingin menanamnya di desa anda, menunjuk anda sebagai Partnernya. Ini adalah aliran modal murah dari kota ke desa, hikmahnya lebih dari bank muamalat yang manapun, perlakukan dengan professional, ini modal kerja yang anda berhak atas bagian keuntungannya, yang saya yakin sangat bernilai fisik maupun spiritual, jangan malah ditipu, demi kelanjutan sekolah putra putri anda sengaja lapor bahwa tenak tabungannya yang dititipkan ke anda untuk dikembangkan, mati kena penyakit dan sudah dikubur, siapa yang mau nge cek musibah ini.? Mereka menggerutu tapi percaya, hanya berpikirlah duakali sebab praktek semacam ini sudah sangat umum, sejak zaman beuheula. Saya terlalu sering dilecehkan semacam ini, ya akhirnya lebih baik uang sisa belanja saya habiskan buat senang senang.*)


Minggu, 08 September 2013

AKAR WATAK KORUPSI



Manusia  makhluk Alam yang tentu saja tunduk pada hukum-hukum alam yang esensial –salah satunya adalah “mendua” – “rwa binedha” – prinsip “im-yang”.
Salah satu dari watak mendua, bahwa manusia adalah makluk Individu disatu sisi dan makluk sosial disisi lain, dua sisi yang harus ada, tak terpisahkan.

Watak individualis memang  reaksi  yang wajar dari  kenyataan  menghadapi  dahaga dan lapar, rasa sakit dan mati, dimana satu individu harus menanggung sendiri, inilah pokok pangkal  Individualisme, satu sisi dari satu mata uang – manusia yang masih hewani

Manusia telah mampu melewati tahap watak hewani  karena kemampuannya  mengendalikan diri  dalam  kondisi  rasa  lapar  dan dahaga,  dengan  berbagi,  semula dalam Masyarakatnya, kemudian dengan seluruh Alam Raya, dari sinilah tumbuh Jiwa, inilah benih Jiwa yang Agung. Berbagi adalah sisi mata uang yang lain.

Maka dengan ini Masyarakat Manusia telah memisahkan diri dari msyarakat Hewan umunya, bahkan menjadi puncak tertinggi pada piramida kehidupan.
Maka tumbuhlah sang Jiwa yang merupakan kekuatan dahsyat dalam hidup Manusia, mampu menempatkan  sakit dak kematian  dalam kesahajaan proporsional  setara dengan Manusia sebagai Rakhmatan lil alamin.  
Tidak mudah mencapai derajad itu, sebab.  Oleh karena ke-istimewaannya yang tersebut diatas satu individu bisa menonjol menjadi panutan, menjadi pemimpin, dia diberi hak untuk menentukan kemana pengikutnya akan dibawa dan hasil kerja sama dari para pengikut ini untuk apa.
Dorongan Individualisme manusia bila di ikuti dengan nafsu akan membawa kearah sebaliknya yaitu naluri hewani saja
Dari sinilah ada pepatah kuno orang Inggris “Power tends to corrupt”

Semakin lanjut perkembangan Jiwanya – Manusia semakin kuat memegang prinsip memuliakan “hidup”yang universal  dan menempatkan dirinya didalamnya

Semakin merosot atau mundur perkembangan Jiwanya – semakin terpuruk sang Jiwa terkurung dalan “hidup” satu individu yang semakin lemah, penuh dengan sikap nista dan nestapanya  ketakutan akan lapar dan dahaga  sehingga menenggelamkan keberadaan hidup dalam kesibukan  yang sia-sia,  seperti kehidupan hewan pada umunya.
Inilah retrogresi yang sangat merendahkan.

Individualilsme, karena takut lapar dan dahaga, takut masuk angin, tidak percaya pada Jiwa yang memperkuat raga, menjadi selingkuh, culas, tidak bisa berbahagia  tanpa “kenikmatan” badaniah  yang sebenarnya sekedar  alat pemikat  terlaksananya fungsi fungsi  badaniah -  Nah korupsi lah.

Boleh saja dalam hidupnya dia telah mampu menggotong kesana kemari se-koper green backs   semua baru gres  dengan  angka tiga digit setiap lembarnya konon ketahuan FBI namun dilepaskan, boleh saja dia tinggal di mansion Padang Golf yang asri dan wangi, boleh saja  jasadnya dibalut karya seni adhiluhung mengundang  menggendam dalam kecanggihan bahasa Perancis “Allure” guna mencitrakan jasad lingkaran Penguasa, tapi itu semua hasil retrogresi Jiwa, jiwanya kerdil terkotak mungil dalam individualisme yang sangat  memderita takut lapar  dan dahaga,  seperti  binatang Sauria, meskipun makan terus  menerus  ber ton ton   setiap hari toh musnah – korupsi, kolusi dan nepotisme – hanya bekal  hidup hewani.   Jiwa tidak ditumbukan  dalam  jasadnya yang cuma akan menjadi fosil taring dan kuku yang mengerikan, itupun kalau dia beruntung,   bila tidak ilang saja, hanya  begitulah dia.  
Islam mengajarkan utuk manusia mengikuti harkatnya yang paling esensial yaitu menjadi Khalifah Allah di Allah di Bhumi dengan azas Rakhman dan Rakhim, sebagaimana yang diajarkan untuk memulai suatu perbuatan apapun dengan “Bismillahirakhmanirrakhim”
Apa yang kita saksikan di Dunia Arab kini adalah kejadian yang sangat mengenaskan, mereka yang telah satu setengah abad menjalani Islam dengan “kaffah” artinya sepenuh-oenuh-nya, semua do’a dan ikrar dalan sholat dan do’a diucapkan  dalan bahasa Ibunya, kok malah kroupsi kekuasaan, korupsi harta benda Negara untuk keperluan keluarga dan kroninya, kelompoknya dst.
Saya hanya mempunyai kesimpulan, bahwa sebenarnya disampaing ke- kaffah – annya sebenarnya mereka tidak tahu apa apa mengenai ajaran Islam. Tidak mengerti sama sekali selama ribuan tahun dan masih bernafsu besar untuk mengajari kepada masyarakat lain. Yang inti sarinya hanya kulit kulit ajaran Islam,  hanya penampakan dari luar saja, sudh berani menghalalkan darah mereka yang dianggap menyalahi azasnya.
Ajakan saya kepada umat Islam di Indonesia, marilah kita berusaha untuk mendalami pegertian dengan otak maupun hati ajaran akhir zaman ini dengan kemampuan bangsa ini yang memang sudah berpengalaman selama ribuan tahuin sebelumnya mengunyah semua ajaran Agama di Dunia ini kerena letak Geografis yang menguntungkan untuk ini, Marilah bersabar dan berhati dingin untuk mengembangkan agama Islam berdampingan dengan ajaran lain yang memang ada disekitar kita, semoga ajaran Islam tetap menunjukkan sinarnya yang sebenarnya, rakhmatan lil alamin.
Negara adalah tempat buat berbagi  untuk terhindar dari lapar dan mendapatkan kenyang, Negara adalah tempat berbagi susah dan senang,  dalam sakit dan  sehat sejahtera, begitulah demi tumbuhnya Sang Jiwa dalam hidup Manusia. Yang kemudian mampu menjadi berkah Alam Raya.

Individu yang menonjol dalam segala bidang bertebaran sepanjang sejarah umat manusia. Anggapan yang sangat tidak adil bila kelebihan manusia manusia istimewa ini adalah melulu bakat yang sudah melekat sebagai mnusia istimewa.
Masyarakat manusialah yang memberikan sumbangan terbesar dari existensi dan keistimewaannya. Tidak ada makhluk setingkat Mammalia yang bayinya begitu lemah dan tidak berdaya  lahir tanpa pelindung dan anggauta badan memungkinkan segera lari mencari puting susu ibunya, hanya bayi manusia, atau segera dimasukkan kantong dibagian perut induknya  dimana keamanan  kehangatan dan puting susu secara  alami  sudah tersedia  dari golongan Marsupialia, tidak demikian bayi manusia – bayi ini dibekali kasih yang sadar sampai  usia lima tahun oleh bapa-ibunya dan masyarakatnya  sampai akhir hayatnya,  kasih, rakhman dan rakhim  adalah asset paling berharga dari survival  bayi manusia– tidak muncul sendiri jadi individu yang istimewa.
Sebenarnya dari semula dia menjadi satu individu yang benar benar sendiri hanya dalam hal  sakit dan mati, dalam dua hal ini benar benar dia sendiri, orang lain tidak  akan ikut merasakannya.
Dalam perkembangan masyakat manusia kemudian bahkan “sakit” pun jadi urusan masyarakat, diringankan, ditolong,  hanya akhir akhir ini  saja hal sakit ini menjadi lahan “pemerasan” yang dilindungi Undang-undang  yang diperagakan  secara realistis oleh RS OMNI Jakarta terhadap Ibu Prita  th 2010. Jutaan rakyat Negeri ini jijik dan merasakannya sendiri.
Benar benar mengherankan apabila setelah jadi manusia dia menuntut hak milik yang mutlak dari  hasil  “upayanya”  berupa benda benda dan hasil  intelektualitasnya. 
Sebenarnya keagungan Jiwa adalah Mahkota dari Individu – ini adalah transcendental highway bagi  Individu yang istimewa. Inilah domain Individualisme yang layak.
Untuk hanya mempertahankan haegemony nya terhadap hajat hidup orang banyak guna mencari  keuntungan , Kapitalisme tidak layak mengharu biru kenyataan bahwa existensi Manusia yang mendua
dan menjadikan individualisme benteng pembenaran mereka, hanya karena memang azas “berbagi” tidak cocok dengan doktrin mencari keuntungan  hangkara murka yang mereka anut.
Mereka bisa mencari pembenaran dengan dalih yang lebih  sesuai, misalnya berbagi emas dengan rakyatnya  yang sekarang menjelma jadi  kualitas hidup  bukan sekedar emas, mosok Kapitalisme harus berbagi kualitas hidup dengan rakyat Negara lain yang miskin, ngaco dong, sangat dihindari itu sangat mahal, makanya hangkara murka.
Seperti  Bangsa Romawi yang menggunakan emas dan perak  sebagai mata uang harian mereka  untuk membayar dukungan warganya  yaitu sekedar anggur dan adu gladiator, sedangkan di wilayah jajahannya bahkan Jesus nyawanya hanya dihargai 40 keping perak saking sulitnya cari emas, semua emas perak telah diangkut ke Roma, hanya anggur dan perkelahian di negri jajahan hanya seharga beberapa keping tembanga.

Kaum Neoliberal – kaum yang  memperjuangkan  Indivdualisme mutlak – sesuai dengan pesan Ny. Hillary  Clinton. 
Sejak seratus tahun yang lalu memelintir azas berbagi menjadi hanya berbagi kerugian misalnya kerugian Bank Centuri, kehancuran perang di Irak, tapi tidak berbagi keuntungan  bank bank yang dapat dana dari duit rakyat,  kehancuran oleh perang demi ngototnya kaum ini  hanya dibagi antara rakyat negeri yang diperangi saja, keuntungan jarahannya berupa monopoly hajat hidup manusia banyak hanya untuk kelompok kecil Rahwana dan para kroninya  diseluruh Dunia yang  kepada mereka itu di tiup-tiupkan Sanjungan  pujian Dunia Ilmu Ekonomi Internasional tentang kecerdasan mereka  kepada rakyat pelengkap penderita seluruh Dunia, supaya kewenangannya untuk mengorbankan hajat hidup orang banyak tidak ditanya tanya, musti benar enggih ndoro. Amin  (*)


 

Kamis, 29 Agustus 2013

POTENSI PETERNAKAN KAMBING DAN SAPI DI PEDESAAN UMUM PULAU JAWA

Sebenarnya bukan potensi Pedesaannya  di Pulau jawa yang dibicarakan, tapi potensi manusianya, penduduk desanya yang ada dan potensi pasarnya. Umur perkerja di pedesaan Jawa, yang bisa mendapatkan pekerjaan dengan upah lebih baik terbatas sampai umur katakan limapuluh tahun, sesudah itu, berat untuk tidur dan istirahat di tempat yang sembarangan atau berdesak desakan dengan MCK yang harus ngantri, ditempat di perkotaan, sementara itu manula (manusia lajut usia)  dari desanya yang masih santai. Belum tergangu oleh kondisi makan tidak teratur, dan beban mental yang lain. Golongan umur yang inilah yang saya perhitungkan untuk menjadi peteternak yang potensial a’la “Muamalat” dari perkotaan, yang perlu digali dan digalakkan. Saya bayangkan bila laju peryumbuhan produksi daging di Indonesia th 2005-2009, menurut thesis Titik Sukmawati untuk mendapatkan S2 dari universitas Gajah Mada adalah 5,4%  sementara produksi sapi potong Cuma  3,69%. Kan diperiode itu dan selanjutnya pasara masih luas, ditandai dengan ulah Si Sudrun,sebagai Pengambil Keputusan import Sapi th 2012-2013 yang menghasilkan gratifikasi puluhan meliard rupiah dan istri sekian puluh.
Sudah tak terhitung banyaknya keluraga “baru” yang “commuting” dari pedesaan dekat kota ke tempat kerjanya dengan alasan bahwa disitu mereka masih dapat tempat tinggal yang aman dari segi financial dan masih menjamin kalayakan hunian, walau jauh dari tempat kerja ( sampai limapuluh kilometer !), Maunya sih apartment, atau sedikitnya complex perumahan yang dibangun masal oleh pengembang, tapi yang ini cukup memenuhi kebutuhan sesuai dengan penghasilan. Banyak dari mereka yang sudah memiliki rumahnya sendiri dengan cara ini. Perkampungan di pedesaan masih jadi tempat bertamu dari kota yang pengap bertandang beberapa jam disini, rumah model desa dengan halaman! Dekat dengan kolam pemancingan, berselang seling dengan bau kandang ayam dan kambing, masih menjadi daya tarik dari sanak family yang lebih “berhasil” diperkotaan.
Bagi kerabat ini masih ada kemungkinan mnyimpan secara “mu’amalat” dengan para saudaranya yang tinggal di pedesaan untuk mengembangkan kekuatan ekonominya, dengan ikut memodali pemeliharaan kambing dan sapi. Kenapa? Dari jaman beuheulak ini bidang untuk menipu sanak family yang hidup di kota !
Kali ini mbok jangan, pandanglah zaman telah berubah, ini itung itu “Produksi aliran dana mu’amalat” untuk modal kerja, bukan untuk ditilep semua.
Hijauan dilingkungan pedesaan sebenarnya masih sangat banyak, hanya berfluktuasi kemudahannya sepanjang tahun, dan banyak diantar tumbuhan/ tanaman/ pagar/ tumbuh alami di lahan terbengkalai/ lereng lreng dan tepi jalan malah tidak berguna untuk makana ternak berperut empat, atau ternak memamah biak. Penduduk pulau Madura konon mempnyai kebiasaan untuk mengeringkan daun, pucuk bamboo selam musim hujan dan dikeringkan selama ada matahari, untuk persediaan makanan pada musim kering,  diberikan sebagai makanan ternak ini dimusim kemarau,  tidak apa wong yang dibutuhkan celullosanya, sama dengan ‘hay’ di belahan sub tropic artinya rumput yang dikeringkan, dipangkas pada usia optimum dan jerami, atau hijauan kering lain. Banyak diantara tumbuhan liar atau tanaman pagar atau penutup tanah yang baik untuk makanan hewan memamah biak, dapat segera bertunas lagi bila dipangkas, jadi dipangkas untuk dikeringkan dan disimpan malah menambah potensi produksi mmakanan ternak. Hanya perlu daun yang berpenampilan kering, seperti kulit luar jagung atau daun bambu.
Persoalannya, siapa yang mengerjakan dengan mendapat manfaat kegiatan ini ?
Sebab kegiatan ini harus didukung dengan kandang yang sehat, bebas dari ecto dan indo parasite, bebas dari lalat dan nyamuk hewan, sanitasi yang baik, ini semua butuh beaya yang tidak mencekek, dan tidak sedikit, kecuali itu jasa mantri kesehatan hewan, juga makanan consentrate yang harus disediakan untuk ration yang sehat setiap hari, bila perlu menggunakan food aditives yang dibutuhkan. Last but not least “timbangan tubuh hewan ternak” untuk control kemajuan kerja.
Lha ini semua membutuhka modal jalan, untuk mendapat grafik pertumbuhan yang baik, percayalah manfaat ini bagi penanam modal maupun penerima modal lebih baik dari bank manapun. Kecuali itu adalah kegiatan yang sangat sehat bagi raga dan jiwa penduduk pedesaan yang sudah berumur limapuluh tahun keatas jasmani dan rokhani, bila berhasil menyelenggarakan hubungan ini. Percayalah untuk orang sebangsa LHI itu ex Presiden Partai, dan Fth kroni dan financer Partai yang sama. tidak ada lahan empuk lagi.
Kita sudah punya jenis sapi pedaging yang dijinakkan dari hutan tropis kita sendiri ribuan tahun yang lalu, yang mestinya sudah teraklimatisasi diiklim sini secara baik, kita sudah punya  domba yang sudah teraklimatisasi di iklim kita sudah sangat berhasil yaitu domba kita yang biasa itu !ho. Meskipun dia hasil introduksi dari Afrika ke pulau Jawa ratusan  tahun yang lalu, tapi ternyata sangat cocok dengan kondisi iklim dan tumbuhan makan ternak kita, saban Idhul adha diminati pembeli tidak itu saja kebutuhan masyarakat akan sate kambing berkualitas baik juga meningkat.
Untuk ikut berinfestasi dalam memelihara sapi pedaging, atau domba pedaging, sudah ada pilihan bibit antara lain:
Sapi SO atau sumba onggole, anak dari pejantan sapi onggole sumba dan betina sapi jawa, berwarna abu abu coklat, sudah teradaptasi secara baik dengan makanan ternak seadanya.
Sapi Madura hasil persilangan ribuan tahun yang lalu antara banteng ( Bos banteng) dan sapi zebu, kurang lebih sudah terkosolidasi sebagai Sapi Madura, berkat kawin suntik masal dengan para juara kerapan sapi.
Sapi Bali sudah terkonsolidasi dari banteng yang dijinakkan ribuan tahun yang lalu, tahan trerhadap penyakit Jembrana dan CMF.
Sapi Simmental dari keturunan Bos taurus bentuk liarnya di Europa ribuan tahun ysng lalu, yang ini berasal dari Switzerland merupakan sapi pedaging dan susu, dipiara di seputar Bandung yang sejuk, warna coklat kemerahan ujung ekor berwarna putih pejantan berat lk 1150 kg dan betina lk 800 kg.
Sapi Limosine berasal dari Bos taurus, dibiakkan dari Perancis, berwarna coklat kebawah lebih muda,  cenderung gembul, dengan metabolic rate yang tinggi, bisa dilakukan intensifikasi makanan ternak dengan pengembalian berat jauh lebih baik dari onggole. Berat badan pejantan lebih dari 1000 kg dan betina hampir 800 kg.
Sumber dari  dunia sapi.com/budidaya, kata kunci sapi pedaging.
Disini nampak sekali perkembangan peternakan sapi pedaging selama lebih dari 35 tahun sangat ditentukan oleh penggemar ternak sapi kelas kakap zaman Orde Baru, Presiden Suharto. Maka selera beliau diikuti oleh aliran dana dan perhatian para peneliti penjilat pada sapi pedaging yang memang sudah terconsolidasi lama di iklim sub tropic Europa dan Amerika Serikat, keturunan dan pengembangan dari Bos taurus. Sedangkan kita di iklim tropis lebih cenderung kepada  species mammalia berkeringat untuk mengendalikan panas tubuh - dari varietas yang badannya lebih kecil, karena panasnya iklim dan kelembaban relatip yang tinggi, lebih gampang diregulasi dengan luas kulit yang relatip lebih besar dari berat badan pada varietas yang lebih kecil.  Varietes yang besar tentu saja bisa dipelihara di Indonresia tapi memilih wilayah yang beriklim sub tropic di dataran tinggi, yang bukan mayoritas dari iklim kita.*)

Minggu, 25 Agustus 2013

INDONESIA BERNIAT MELIPATGANDAKAN EXPORT ? SAYANG, MASIH JAUH PANGGANG DARI API……..ANTARA BICARA POLITIK DAN MENGATUR NEGARA

 JAUH PANGGANG DARI API

Asal “tokoh” sekarang bisa bicara politis yang pada garis besarnya menyenangkan hati pendengarnya alias calon pemilihnya. Tapi percayalah bukan asal tokoh bisa mengatur Negara. Karena mengatur Negara sebenarnya adalah meletakkan semua komponen masyarakat bisa jalan diatas relnya, lancar. 

Untuk itu  ddisusun Aparatur Nwegara. Mulai pesuruh kantor sampai golongan eselon IV, III, II, dan I, mulai dari yang fungsional sampai yang strukural. Ini semua anggauta masyarakat yang makan gaji dari pajak rakyat.
Politisi yang pintar bicara dapat dipastikan tidak perlu membuktikan bahwa dirinya dapat mengatur polah-tingkah aparatur Negara, yang ujung-ujungnya memberikan pelayanan 

untuk kehidupan muasyarakat secara nyata, bukan slogan-slogan saja. Ternyata di era Reformasi ke arah Demokratisasi ini banyak Bupati yang salah urus, Guru diangkat jadi Kepala Pengairan Kabupaten, PNS sarjana  yang tidak mempunyai pengalaman kerja yang jelas karena aktif ikut kampanye dan kroninya diangkat jadi Kepala Dinas LLAJR Kabupaten. Kepala  Dispenduk, Kepala Kebersihan Kota dan lain lain kepala. 
Kepala jabatan polits Politisnya ganti, nanti pejabat teknisnya ya ganti, yang menjadi runyam setiap Kepala Dinas selalu mengangkat PNS yang masih baru untuk jadi front liners, penjaga loket-loket yang makin banyak, langsung melayani publik, karena inilah yang paling mudah dilaksanakan oleh Kepala Baru sebagai isyarat ada penguasa baru.
Dan inilah yang jadi penyebab utama setiap pelayanan publik jadi lahannya "Despot-Despot" kecil (thel little despots), yang tengiknya sama dengan tengiknya Despot-Despot yang lain.
Repotnya, kekuasaan Despot-Despot kecil ini tidak terganggu gugat meskipun Kepala Daerah dari Kabupaten, dari Kota Madya, dari Propinsi, dari Negara setiap habis masa jabatannya  ada pemilihan lagi. Baru terasa siap sebenarnya yana berkuasa,  saat itu juga publik minum pahitnya pelayanan Despot-Despot loket-loket kekusaan. 
Pada tataran urusan administrasi publik, kita pasti pernah berurusan dengan birokrasi yang berbelit-belit di loket-loket mana saja yang menjadi urusan perijinan, surat-menyurat, SK-SK dll, semuanya menjadi rumit dan berbelit jika tidak ada 'fixers' yang biasa 'maken klaar' urusan di setiap loket administrasi urusan publik ke pemerintah.
Sungguh jauh jauuuuh panggang dari api, hari ini tidak tanggung tanggung Pemerintah diwakili oleh penjabat eselon bicara di wawacara TV skala Nasional, mengenai upaya Pemerintah untuk menanggulangi segera longsornya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, dasar orangnya politisi plus eselon, botak dan terkesan pintar sekali. Antara lain dengan menggalakkan export ke US, tentu saja di luar hasil tambang. Lha, dibalik itu kira kira bulan Juli, satu perusahaan penjual furmitures dolid woods ysng sudah diprodes dengan kiln peneringan perusahaan Amerika, Ashley yang termasuk besar di sana, telah puluhan tahun membuka perwakilan di Indonesia ( liason Unit) membeli furntures knock down dari pabrik-pabrik mebel (vendors) untuk export di Suarabaya, salah satu liason-liason di Malaysia, Vietnam, China, Taiwan dan India baru-baru ini TUTUP, bersama kantornya di Taiwan dan India. Soalnya bukan apa- apa tapi barang yang disetujui oleh Ashley sebuah perusahaan US untuk dipesan ternyata tidak cocok harganya, karena barang yang sama bila dibeli lebih murah dari Malaysia atau Vietnam. 
Untuk Indonesia menurut saya yang awam menjual furniture ke Amerika itu secara ekonomis strategis sekali, pantas dijadikan perhatian penjabat tingkat Menteri, karena melibatkan oarng banyak, ternyata tingkat Kepala Desa saja tidak, meskipun turn over export Ashley pertahun sudah mencapai enam-tujuh  juta Dollar./bulan. sekarang ditutup. Persoalannya, terrnyata furnitures yang “go” di Amerika itu banyak komponennya berasal dari import juga, karena yang produk lokal (mungkin produk dari Syekh Puji ) kualitasnya nggak memenuhi standard kualitas yang diminta, pembeli pedangang vurnitures di Amerika, Msalnya kehalusan veneer ( triplex), engsel-engsel dan penguat sambungan pojok furnitures dari kuningan bermutu tinggi,dan sekaligus pernik seni masih harus diimport juga yang ini menurut pabrik menelan dana siluman untuk beaya  masuk pelabuhan Surabaya yang tidak sedikit meskipun kayunya banyak. Persolanya yang sepele dibandingkan dengan tujuan strategisnya menyeimbangkan nilai volume perdagangan antara Indonesia dan Amerika. Tapi apa pengertian nilai strategis perkara ini sampai di pemikiran penjaga loket-loket di Pelabuhan  Perak sana ? ini baru salah satu contoh persoalan yang sungguh jauuuh panggang dari api. (*)

Rabu, 21 Agustus 2013

BAGAIMANA BISA AJARAN ISLAM JADI SANGAT PRO KAPITALISME ?

Konon ada ajaran dari para ahli hikmah Islam terdahulu bahwa  : "Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.". Ada lagi petunjuk dari Islam yaitu “Carilah harta yang halal seolah olah kamu tidak akan mati, tapi segera berbuatlah amal dari harta itu seolah-olah kamu segera akan meninggalkan dunia ini selama lamanya (mati besok pagi).” 

Berarti mengembalikan dana kepada masyarakatnya (beramal infaq dan shadaqah) adalah sama pentingnya dengan mencarinya secara halal dengan segenap daya harta bagi kaum muslim.
Islam menuntut ikrar dari pemeluknya, untuk memulai satu perbuatan dengan “Bismillahirakhmanirakhim” yang artinya “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih” azas ini masih diperkuat lagi di Ayat Al Qur’an Al Baqarah ayat 30, bahwa manusia diciptakan Allah untuk menjadi Khalifah di muka Bhumi. 

Pastinya, bukan jadi Khalifah yang sembarangan, tapi Khalifah yang berazas Rakhman dan Rakhim. Manusia makhluk yang terlahir sangat lemah dalam waktu yang lama  lebih dari lima tahun baru mengerti sebagian dari bahaya, dan barulah dapat menyingkirinya.
Dari situlah harkat yang paling awal dari Manusia adalah hikmah Rakhman dan Rakhim masyarakatnya, jadi bagi manusia, tidak berat dan tidak sulit untuk mengerti dan merasakan Rakhman dan Rakhim. Dengan sendirinya untuk berbuat Rakhman dan Rakhim bagi manusia sudah sangat dekat dengan harkatnya. Pernah diumpamakan dalam kisah hikayat Islami bahwa memberi minum seekor anjing yang kehausan pun adalah perbuatan baik termasuk dalam kategori Rakhman dan Rakhim. Kebaikan ini tidak mungkin keliru, meskipun binatang anjing liurnya haram, namun tetap dijanjikan pahala yang setimpal bagi perbuatan baik walau sekecil apapun untuk menolong hewan ciptaan Allah yang sedang menderita. Jadi manusia tidak perlu takut melakukan kesalahan bila sudah menurut azas dan harkat yang digariskan oleh Allah.
Lha ajarannya yang pokok saja sangan populis, menjadikan pokok harapan manusia, kenapa sebagai lanjutan dari pandangan politik Kartosuwiryo dengan Darul Islamnya, berbuah Peristwa Cikini, menelorkan ideology Negara Islam yang dimotori oleh Daud Beureuh di Aceh dan seterusnya kaum Islam yang dimotori oleh Masjumi Nampak sekali anti Sosialisme yang diterapkan di Indonesia hingga sekarang ?
Ribut perkara apa sekarang di Mesir? apa elan/pekik perjuangan Ikhwanul Muslimin kecuali melawan mati- matian Israel ? 

Bangsa Yahudi memang bangsa asli padang pasir, yang berniat akan mencabut secara fisik bangsa Arab dan bangsa lain selain orang Yahudi asli dari tanah Yudea, menurut mereka tanah yang dijanjikan oleh Tuhannya hanya kepada mereka sahaja. Sebuah cita cita archaic yang tidak masuk akal pada zaman ini, apalagi setelah ribuan tahun, tanah ini sudah menjalani sejarahnya yang panjang dan telah menjelma jadi tanah Palestina, yang kebetulan dalam sejarahnya sudah dikuasai oleh penguasa Islam dan ditinggali oleh bangsa bangsa lain. 

Zaman sekarang adalah terlalu nyleneh bila ada cita-cita membersihkan etnik lain dari satu wilayah untuk ditinggali oleh etniknya sendiri, ini adalah absurd dan tidak mungkin, dalam hal ini saya memberikan dukungan sepenuhnya pada bangsa Palestina. 

Ribut-ribut di Mesir pada hemat saya,  malah tidak mengilhami Ikhwanul Muslimin untuk kembali pada harkat Islami, menawarkan pembentukan masyarakat Madani, menawarkan azas Rakhman dan Rakhim, anti kapitalisme dan mengembalikan dana kepada masyarakat seolah-olah mereka segera mau meninggalkan dunia ini. Lha cucuk ongkos bila malah memberikan peluang bagi kaum Militer Mesir yang ngertinya cuma Dispotisme kroninya, untuk mendapat dukungan Amriki. Terlalu gegabah bagi Ikhwanul Muslimin ini melepas dukungan Amriki, tapi juga tidak menjadi Negara yang tidak kapitalistik, diatur menurut azas Islam yang sebenarnya egaliter tinggal. menempatkan semangart egaliter ini pada jiwa Pedagagang. Yang mereka dapat dari dulu adalah azas yang sudah diselewengkan sejak nenek moyangnya Raja Farouk. Despotisme yang masih dipakai oleh kaum Militer, juga dagang hasil bhumi yang sifatnya kartel, mekipun sudah diharamkan oleh agama Islam, karena enak jadi pedagangnya dari petaninya? Siapa yang dagang, ya pedagang suku Arab yang semied, siapa yang bertani dari zaman Paraoh, ya orang hamied suku setempat yang dari zaman  Paraoh bertani, Siapa yang memiliki tanah pertanian ya Sultan menggantikan Paraoh, dikelolakan pada para shaikh Beduin dan digarapkan pada kaum fellahin yang semied. kok sama dengan Pak Harto ya ? Cuma yang ini hanya tanah pertanian, Suharto -  seluruh  Negara dikelolakan pada mereka yag diluar   sistim.
Apa yang didapat oleh kaum Muslimin di Iran sesudah mereka dengan Ayatollah Khomeini menggulingkan Syah Reza Pahlevi ? Perang tank modern mati-matian dengan Iraq ! Yang ditawarkan oleh Ayatollah Komeini, ya terlihat sama kunonya dengan bangsa padang pasir lainnya, dendam dan cita-cita archaic, ini bukti bahwa watak penghuni padang pasir memang keras sekeras iklimnya. Saudara, dulu jika ada perang antar suku dipadang pasir yang memperebutkan oasis, maka antar suku pun telah sering terjadi saling bunuh untuk air, yang kalah dihabiskan, karena bila masih hidup perlu air. ini mungkin tidak dapat dipahami bagi mereka yang tinggal di kawasan tropis dimana air tinggal nyiduk dari sungai, ya perang tapi bila jumlah korbannya sudah sama, mereka berdamai, bakar batu makan brsama.

Jadi para pemikir di padang pasir, biarpun sampai diganti dengan seorang Insinyur modern sekelas Akhmad Dinejad ya masih podo bae, tidak dapat menyelami sepenuhnya aspirasi silent mayority Islam di Indonesia.  Apa Islam cuma mengihami umatnya untuk sekedar menaruh wanita sebagai mahkota dikepala laki-laki sebagai yang dikatakan pada muslimah Indonesia Khofifah Endar Parawangsa tempo hari waktu berkunjung kesini ? Mestinya dia lebih dari Bung Karno mengilhami aspirasi Islam yang universal bisa menjadi Rakhmatan lil Alamin.
Saya kira makin hari kebebasan berpikir jadi makin sulit di Indonesia, karena sedikit-sedikit saja sudah halal darahnya. Baru mikir sedikiiiit saja sudah halal darahnya, ini mengakibatkan yang muncul adalah budaya keberingasan, budaya 'kepruk saja' bagi orang yang pemikirannya terlalu luas. 

Nantinya bukan budaya mikir dan berdialog yang subur tapi budaya kepruk. Saya kira kedepannya akan semakin marak keberingasan yang membungkam orang untuk mikir sedikiiit saja...Saya yakin ada perbedaan yang besar antara orang yang berpikir atas sebuah soalan sosial, dengan orang gila pasar yang teriak-teriak mengganggu di pasar umum. Bahkan, orang gila itupun tidak boleh kita kepruk, tapi kita serahkan pada yang mengurusi kesehatan masyarakat.

Saya jadi makin merasa sangat sepele dan keciiil, begitu tokoh Islam Indonesia bekas Presiden Partai tertangkap terindikasi skandal  import daging sapi milliaran rupiah, ini memprihatinkan buat saya. Saya terus terang juga prihatin, jika di Indonesia untuk mikir saja beresiko halal darahnya. Bahkan orang gila yang teriak-teriak di pasar itupun tidak halal darahnya, saudaraku... (*)


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More