Sayang Sama Cucu

Sayang Sama Cucu
Saya sama Cucu-cucu: Ian dan Kaila

INDONESIA PUSAKA TANAH AIR KITA

Indonesia Tanah Air Beta, Pusaka Abadi nan Jaya, Indonesia tempatku mengabdikan ilmuku, tempat berlindung di hari Tua, Sampai akhir menutup mata

This is default featured post 2 title

My Family, keluargaku bersama mengarungi samudra kehidupan

This is default featured post 3 title

Bersama cucu di Bogor, santai dulu refreshing mind

This is default featured post 4 title

Olah raga Yoga baik untuk mind body and soul

This is default featured post 5 title

Tanah Air Kita Bangsa Indonesia yang hidup di khatulistiwa ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa kita lestarikan

This is default featured post 3 title

Cucu-cucuku, menantu-menantu dan anakku yang ragil

This is default featured post 3 title

Jenis tanaman apa saja bisa membuat mata, hati dan pikiran kita sejuk

Sabtu, 31 Desember 2016

ALANGKAH BERATNYA

ALANGKAH BERATNYA  MEWARISI NEGARA YANG TELAH DIKUASAI KAUM BEDEBAH.

Meminjam istilah Adi Massardi, Negara Bedebah, ialah Negara yang telah dikuasai  oleh kaum yang tidak peduli, Cuek terhadap aturan yang  maksud bakunya:  mementingkan kepentingan rakyat.  Kalau pencuri telah bergerombol dalam pimpinan Partainya, lantas pajak kita, tabungan kita, kita sendiri, mau dikemanain, tinggal tunggu saja kapan dia bisa menipu rakyat lagi , menambah kursinya di DPR RI. ?

Lebih berat dari mewarisi Negara bekas jajahnan 350 tahun. ( karena hampir tidak ada tinggalan infra structure apa apa.)

Bagi para bedebah aturan apa saja cocok asal tidak menentang cara kerjanya yang srampangan, sambil menggali tugas.. Tugas apa saja pasti jadi sumber uang untuk disetor pada Atasan.

Tiga puluh dua tahun, setiap jenis anggaran jadi sumber  balatentara Rahwana. Istilanya sekarang kroninya, sampai ke pekerjaan yang paling bawah, misalya menggali tanah. Bukan menggali sembarangan tapi menggali buat menanam pipa, apa air baku, apa gas, kabel kabel apa pondasi jembatan atau bangunan tingkat tinggi. Artinya bukan menggali sembarangan itu juga melihat yang mau didirikan itu apa, kalok tiang pancang gedung bertingkat banyak paku bhuminya harus notog dasar di lapisan yang cukup kokoh  dan luas dan relatip stabil, merupakan lapisan bhumi, kayak Ayers Rock, lapisan pasir  bawah kedalaman tanah dasar Selat Madura di Kenjeran, memper. Lha kalok bongkahan raksasa batu vulkanik yang tidak menyatu dengan lempeng lapisan keras, ya bener batu tapi numpang diatas lempeng yang kayak kulit telur yang hancur,  cara nangkringnya saja mana kita  tahu, wong dibawah bukit, ya kayak jambatan Cisomas itu gerak sendiri, dasar sudrun. Kelihatannya keren murah tapi mbuang. Drun- Sudrun.

Ini Pekerjaan Mandor, meskipun sudah pakai alat alat canggih, finishing galian ini pasti manual dengan mandor, dan koeli menggunakan cangkul dan pengki, bawahan dari bawahan satu project.

Sesudah pekerjaan selesai maka galian ditutup dengan tanah yang sudah ditanami tiang beton,  kaki pylon beton, sudah ditanami pipa PDAM, pipa Gas, pipa apa saja,  diatasnya tanah yang sudah rata bisa jadi interior bangunan, atau jalan raya apapunlah,  sudah tidak ditanyakan lagi perkara berapa dalam galian  yang “berisi” itu.

Tentu saja pekerja bawahan dari bawahan ini mendapat upah dari volume pekerjaan, lha kalok galian ya berapa panjang lebar dan dalam. Untuk memendam pondasi atau pipa pasti sangat diperhitungkan berapa dalam, bila tidak bangunan atasnya bisa miring, bergeser tergantung dari berapa meter kekurangan kedalaman  dari galian itu. Apabila yang  di pendam itu pipa PDAM berapapun besar dan kuatnya, akan tergantung dari  beban tanah diatas galian itu – apabila jalan raya yang dilewati truck dan muatannya 30 ton, ya tentu saja menjadi beban pipa yang ditanam. Cacat tentu saja bukan hasil curian bawahan dari bawahan saja  tapi keseluruhan apa yang dipendam dalam tanah yang sudah tidak nampak.  Cacat konstruksi karena dijadian sumber keuntungan untuk setoran, bisa muncul kapan saja, dan dimana saja. Alasan teknis banyak, bisa gerakan  lapisan bhumi/ ndak ada gempa, ngglinding sendiri ( coba Ayers sock, gerak apa tidak  drun ? ) bisa mendadak tanah kebanyakan air,  bisa  macam macam yang lazim berlaku.

Padahal diseluruh Indonesia ini berapa ribu juta m3 galian yang sudah ditimbun, bagaimana dulunya, sudah cocok dengan perhitungan, apa kekurangan suatu factor yang diabaikan demi keuntungan,  sekarang kita tidak tahu, itu warisan orde Bedebah. Apa bedebahnya masih bercokol disana*)


Faktanya PDAM  Surabaya sekarang  lagi membenahi pipa primair diameter 1000 mm. di Jl H. Ir. Sukarno , Karang Pilang  III –   berhenti produksi ( google). Jalan diatasnya yang dipenuhi truck berat saban hari,  untuk Pelabuhan  Tanjung Perak dan Pabrik Pabrik yang ratusan jumlahnya, O Allah drun sudrun, mau kaya saja kok bikin susah orang banyak**)

Jumat, 30 Desember 2016

KEPADA ANAKKU, SURAT KE ii.

KEPADA ANAKKU, surat ke II.

PADA DASARNYA ISLAM MENJAUHI FEODALISME DAN MENUJU KE DEMOKRASI.

Terdahulu saya pernah menulis bahwa Islam dari semula secara tersirat terasa menjauhi feodalime, yang memberi corak susunan masyarakat zama pertengahan, dalam segala hal. 

Watak egaliter islam tersirat dalam cara memimpin sholat berjama’ah, Panggilan titel yang  paling disukai oleh Rasulullan  Salallahu  Allaihi Wassallam    adalah  Amirul Mukminin, Pemimpin Negara yang dipilih dari para sahabat Nabi ( Khulafa ur rashiddin), bukan disebut Sultan tapi Amirul Mukminin, atau Khalifah (wakil alm. Rasulullah) yang diwaktu itu menimbulkan keguncangan besar dalam kebiasaan masyarakat feodal. 

Toh akhirnya bani Umayah telah mengembalikan posisi  Pimpinan Negara menjadi sistim feodal , yaitu Sultan masih juga Khalifah dengan kerugian politis yan sangat minim, karena Pasukan Islam lebih mementingkan keamanan wilayah yang telah diduduki, sudah mencapai barat Mesir, Syam dan Siria. Keamanan waktu itu adalah jarak dari kubu musuh.

Terbukti dengan tidak adanya perpecahan yang melemahkan berkembanganya daulah  Islamiyah dari Andalus ke Lembah Mesopotamia. Beberapa abad kemudian daulah Abbasiah melebarkan lagi dari Afganistan hingga pantai utara Afrika. Meskipun ada bibit faksi besar yaitu kaum Sunni dan Sji’ah yang malah bersatu dibawah Salahuddin Al Ayyubi  untuk menaklukkan Jerusalem yang spektakuler Islami, dhormati oleh lawan dan kawan.

Yang sampai sekarang belum pernah dirunut adalah kedekatan Islam ke demokrasi mederen. Semua upaya yang dilakukan oleh masyarakat bangsa bangsa di Timur Tengah dan pantai Afrika Utara kini,  sampai ke Bangladesh sekarang, selau kembali ke despotism dari elite capture-nya ( istilah bu Sri Mulyani Indrawati), yang  bahkan tyran yang memalukan, product dari feodalisme yang sangat lama.

Ajaran Islam yang terpateri dalam surah yang pertama diwahyukan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalallam, adalah  Al Alaq, dengan perintah Allah “Bacalah”, karena Allah mengajari manusia dengan kalam/ pena/ tulisan. Lha membaca itu sendiri, apalagi wahyu  wahyu illahi  oleh setiap insan adalah hak azasi demokrasi yang nyata.

Ndak lewat Pendeta, Brahmana atau siapa saja. Sesudah membaca tentu segala pikirannya terbuka, entah berapa banyak penerangan yang diterima, pasti lantas dicocokkan dengan kawannya dan minta pendapat dari yang akhli, ini kan wajar. ? Kewajaran itu juga tersurat dalam surah Wal Asri, yang intinya orang  ( yang sudah membaca) akan rugi bila tidak membicarakan,   hal hal mengenai kebenaran dan hal hal mengenai kesabaran. Ini bisa mengaggu elite capture masa itu.

Dalam masyarakat feodal sesuatunya tergantung pada kemauan despot dan tyran yang berkuasa. Tentu nyaman dan gampang sekali untuk memperoleh  jawaban “enggih  kanjeng”  kepada sang Dimas Kanjeng,  dari anak buahnya Panembahan  Ular Sanca, atau Sultan Surakoplak  anak buahnya yang diberi titel feodal itu, misalnya untuk mensukabhumikan (istilahnya inetelijen suharto.) si murid - penagih murtat yang mendesak mana ganda uang  saya, mana ganda uang saya, risih bah !

Bisa dimengerti  seorang muslimin  dibawah  pengaruh Dimas Kanjeng lebih suka mengeluarkan diktum mengengai kebenaran yang tidak bisa dibahas,  titipan dari Dimas Kenjeng .

Menghadapi situasi yang demikian, sejak Khalafah ur rasyiddin, yang diwarnai dengan pembunuhan pembunuhan Amirul Mukminin . Gonjan ganjing Pemerintahan, hingga keempat Khulafaur rosyiddim wafat semua,  diteruskan oleh bani  Mu’awiyah dengan cara yang lazim di jaman itu: feodalisme, dengan diangkatnya anak Abu Sofyan menjadi Sultan. Kerugian  terkecil di medan peperangan, karena kekuatan masih tetap bersatu.  

Mungkin dari saat itu ada sebagian dari kaum ulama yang mengumpulkan argument dari ahli ahlinya, bahwa orang yang zuhud menunaikan ke-zuhud-an-nya dengan diam. 

Sikap zuhud yang diam itu dipertegas oleh ulama ulama selanjutnya berabad abad, melewati dinasti dinasti yang timbul tenggelam seperti dinasti Mu’awiyah, Abbasiah, Fathimiyah, Mamluk di Mesir, Seljuk di Turki, yang penuh dengan komplotan dan balas dendam yang berdarah darah, dipicu oleh perbedaan persepsi akibat dari “membaca”(satu perwujudan penting dari ajaran islam),  dilain sisi reaksi keras kepada si penanya, sangat merugikan  perwujudan kedekatan Islam dengan demokrasi yang tersirat pada ajaran Islam.

 Maka makin banyak ulama yang menganjurkan melakukan kezuhudan disertai diam hingga sekarang, termasuk yang dituruti Ulil, bukan Gus Dur alm. , yang lain banyak yang bersikap mendua.

Sedangkan di zaman ini adalah terlalu mahal untuk mengorbankan demokrasi,  yang bisa mengurangi ketergantungan, mengakomodasi  segala pebedaan,  sebab tipu tipu mudah sekali dideteksi,  misalya oleh penerus Yusuf  Aditjondro alm,  Rizal Ramli, Ahok, dan teman temannya yang makin pintar makin banyak,  hidup zuhud, dalam arti sccukupnya, tidak berlebihan. 

Jangan lupa juga Pemerintahan lain Negara yang masih menjunjung norma azas pedagangan bebas ( Pemerintah inggris memberi denda berjuta juta poundsterling kepada Roll Royce, gara gara memberi suap Emirsyah Satar lebih 20 miliard kalok dirupiahkan - sebab semua dikerjakan sendiri diluar sana, dengan bank asing ,  orang asing dinegara asing, lah si Emir sendirian, mungkin dengan satu pramugari khusus, 'hadiah" juga diberikan ke oknum kakap dilain negara untuk pembelian mesin pesawat penumpang  Jumbo ini. Kalau bukan geger dari sana,  gimana kita bisa tahu. Yang kita heran gimana orang semacam itu kok bisa menaiki jenjang setinggi itu, sampai jadi Dirut Garuda Indonesia ? Siapa mak comblangnya ? Apa elite capture yang sudah menggurita diatas sana, sejak dulu, sampai kapan  ?

Kesederhanaan dan kejujuran telah menjadi ideology zaman. Alam mamaksakan itu, demi percepatan teknologi sebelum bahan bakar fosil habis.

Satu masyakat plural seperti masyarakat Indonesia yang terdiri banyak suku, banyak ras dan banyak agama, tersebar di pulau pulau, yang telah betekad untuk bersatu memperjuangkan hak azazinya membangun negaranya secara adil, bersama sama. Kendaraan utamanya adalah demokrasi  yang sudah menyatu dengan pandangan Panca sila. Ditambah lagi sebenarnya tidak ada diantara suku suku bangsa ini yang mendendam satu sama lain sampai berabad abad,  yang  berbeda cara hidup dan berfikir hingga perlu membunuh satu sama lain, karena ditiup tiupkan api perpecahan, misalnya karena dilecehkan keyakinannya,  Alhamdulillah, seemua ketahuan.   

Insya Allah,  kecamuk berdarah darah di Timur Tengah lewat, bangsa ini selamat, amiin *)


 

Sabtu, 24 Desember 2016

BUDIDAYA PERTANIAN ADALAN LANJUTAN DARI SELEKSI ALAM

BUDIDAYA PERTANAIAN  ADALAH LANJUTAN DARI SELEKSI ALAM  

BUDI DAYA PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN ADALAH MELANJUTKAN SELEKSI ALAM TERHADAP ZASAD HIDUP YANG BERGUNA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

PETUGAS  BEA CUKAI SUMATRA UTARA BELAWAN, MENANGKAP KAPAL MEYELHNDUPKAN BAWANG MERAH 43,5 TON, DARI MALAYSIA.

Bagi orang awam penangkapan ini prestasi dari bea cukai kita,

Bagi kita orang Pertanian, mulai bertanya tanya, hari gini masa panca roba ke musim hujan, menghasilkan panen bawang merah memang sulit sekali. Bila di pasar ada, tentu simpanan dari panen raya kemarau yang lalu.

Biasanya kaum pedagang KARTEL bawang merah mulai melepas stocknya sedikit demi sedikit, supaya harga tidak anjlog.

Petani bawang merah ada yang berspekulasi menanam bawang merah justru pada cuaca  macam ini selama periode vegetasi bawang merah dua bulan saja, e. e. barangkali dia beruntung dapat panen 15 kali berat bibit yang ditanam, biasanya ya tanamannya hancur.

Melihat asal usul bentuk liar dari bawang merah ( Allium cepa L)  yaitu tumbuhan 2 tahunan pinggir gurun dengan curah hujan rendah dan kelembaban relatip yang rendah/ kering, musim dimana ada sedikit hujan di pinggiran gurun,  bawang merah liar membentuk umbi batang dalam tanah secepat mungkin, untuk menghadapi keringnya gurun, sementara persediaan makanan sudah gukup di pelepah daun daunnya belapis lapis menjadi serupa umbi dbawah tanah ( ya bentuk bawang merah itu) dan daun diatas tanah layu dan kering. Umbi ini menunggu hujan tiba untuk mengeluarkan bunga dan melanjutkan perkembang biakan speciesnya dari biji hiji yang kecil kecil.  Allium cepa L. dimasukkan Familia Liliaceae, sebagian Taxonomist mamasukkannya kedalam familia Amarilidaceae.

Satu analisa yang sangat sepele. Yaitu mencari tahu cara hidup bentuk liar,  yang berkembang secara alami asal usul dari tananan budidaya, untuk memnentukan wilayah ekologi yang cocok bagi tanaman budi daya masing masing. Ada kaitannya dengan teori evolusioner dari Charles Darwin. 

Rupanya belum menjadi standard kebiasaan pemikiran akhli petanian kita, terbukti dari banyak tulisan mengenai budidaya bawang merah, yang tidak menjelaskan ekologi bentuk liar   mengenai budidaya tanaman kita.  Akan sulit sekali bagi disiplin ilmu lain mendapatkan  falsafah pemikiran orang pertanian.

Ini  disebabkan Ilmu Pertanian kita hanya dicangkok dari salah satu aliran pemikiran mengenai hidup itu sendiri, di Europa pada abad pertengahan, mereka menolak teory Darwin.

Sebenarnya Negeri Belanda bukan tempat Ilmu Pertanian berkembang, seperti  Andalus Islam, Perancis, Inggris, Jerman,  Russia Tsar dan Amerika Serikat. Jadi ya maklum para Profesor yang menggembleng profesor profesor kita tidak bisa melihat keseluruhan falsafah budidaya tanaman budidaya, ikan dan hewan ternak.

Persoalannya sebenarnya membawa bawang merah dari tempat lain yang bisa murah saja sudah baik untuk memenuhi permintaan pasar. Bahwa si pegimport dapat untung itu kreativitas  dia, misalnya BUMN, Ya syukur

Hanya Bea masuk dipasang tarif bea masuk berapa  ?

Soalnya ndak ada petani bawang merah yang panen, semua takut berspekulasi, jadi stock menipis dan harga naik.

 Tapi bila import saat panen raya, meskipun bayar bea masuk ya tetap dicurigai menggoreng stock pekerjaan kartel tengkulak bawang merah, merugikan petani dan tidak menguntungkan kosnsumen, silahkan  sita barang itu, jangan dibakar bagi saja ke rumah jompo atua rumah yatim. 

Kartel di Sumatra lebih kuat dan berani, lihay lagi, mungkin bawang merah ini juga hasil tanaman di sumatra Utara ditimbun di desa desa kecil pantai timur atau pulau pulau kosong supaya ndak ketahuan bahwa itu timbunan penen kemarau yang lalu, diangkut pake perahu ke pelauhan Belawan, ulah para kartelist. Jangan khawatir, Polisi sekarang pintar, wong pembunuh sadis di Pulo Mas bisa digulung dalam 24 jam kok, apalagi gudang timbunan para pedagang kartel bawang merah ( baunya lho). ini kan "a piece of cake" kalo  diprintah pak Jokowi, pasti ketemu.


 Yang membuat saya penasaran, saya sebagai agronomist sdah berumur 78 tahun, malang melintang diwilayah pertanian tanah air, tidak habis heran dimana di Malaysia yang mengalami cuaca selama masa vegetasi bawang merah – 2 bulan, yang pada bulan Oktober Nopember kering, shingga panen bawang merah hari ini bisa diselundupkan ke Belawan dengan harga yang mestinya sangat bersaing ( dibawah 60 ribu rupiah/ kg). bila tidak ada, gimana agrotekhniknya, atau mereka sudah mempuyai hasil seleksi yang tahan udara basah selama masa vegetasinya ?   

Sebab bila ini basil panen kemarau yang lalu disinipun demikian. termasuk kerja KARTEL bawang merah, yang menggoreng stock untuk menaikkan harga jual. Kerjaan macam ini sudah dipraktekkan semenjak kemerdekaan kita, saya namakan ini adalah kegiatan ekonomi diluar sistim, sekarang sudah merambah kesemua bidang, berkat kerja sama dengan para sudrun, yang telah menguasai stock pangan selana 27 tahun secara mutlak dimasa Orde Baru. Sekarang mulai mrotholi, tapi counter parts/ kroninya yang di sector swasta tambah jaya karena diluar sistim, siapa ambil pusing ? malah bikin Partai Kartel Prsidennya ditangkap masih cengengesan ngakunya habis untuk Miss V, apa punya project buuesar, membutuhkan uang buunyak. ?*)  

Kamis, 22 Desember 2016


APA DI JAWA TIMUR TIDAK PERLU EMBUNG ?
Siapa bilang, sangat perlu, tapi embung untuk kantong pasir yang turun dri lereng atas gunung api, seperti gunung Kelud, sepanjang kali Lesti Malang, sepanjang kali Pekalen  Pasuruan, untuk menangkap air yang membawa pasir ke dataran muara sungai itu jang menyebabkan banjir dan mengenangi wilayah dimana jalan raya Jawa- Bali meliwati Kabupaten Pwasuruan dan Kab.Probolinggo. yang saban musim hujan bisa berminggu minggu lalulinas arteri ini terputus. Juga di caldera laut pasir G Bromo, untuk dijadikan uap super panas guna memutar turbin PLTU.
Kantong kantong pasir pada sungai yang mengalir ke utara Kab. Pasuruan dan Kab Probolinggo harus dibuat agar sistim pengairan di dataran bawah utara kabupaten Kabupaten tersebut tidak rusak. Munjaga agar sistim saluan primer secundair dan tertiair tetap pada level ketinggiannya sehingga pengairan ke sawah sawah lancar karena di lahan sawah permukaannya tidak cepat meninggi oleh endapan pasir halus dan lumpur yang belum pernah diperhitungkan, sehingga pemasukan air ke lapik sawah tidak normal, malah mungkin diperlukan pompa.
Embung di padang pasir G Bromo, mengambil sebagian dari areal padang pasir caldera itu ditutup dengan watertight plastic sheet, sehingga dapat menyimpan air tidak diteruskan kadalam kepundan gunung. Seberapa pun air yang bisa dikumpulkan cukup banyak unduk dipompakan kedalam dapur magma yang sudal lemah, untuk dipanaskan menjadi uap super panas guna memutar turbine unap dymano dynamo llistrik.disbelah selatan disebelah timur komplex puncak G Bathok dan Bormo, sehingga tidak mengganggu vista pemandangan khas kawah Bromo. Semoga jadi bahan pertimbangan oleh para perencana dalam waktu yang dekat akibat langkanya energy dan lahan sawah sehingga perlu moratorium pengalihan guna lahan sawah, dan conservasi yang memadai apa yang masih ada*)


E

Jumat, 16 Desember 2016

CIRI CIRI ORANG DEWASA YANG POTENSIAL JADI KORUPTOR

CIRI CIRI ORANG DEWASA YANG POTENSIAL BAKAL JADI KORUPTOR.

In bukan memaparkan stereotype, apalagi mengajarkan sara, hanya untuk menandai calon koruptor sehingga tidak bisa mencederai demokrasi, sebab dia akan  terpilih jadi pemimpin. Sebab dia mempunyai kharisma lain, yang umum disukai masyarakat. Entah dia ganteng / cantik entah di bisa acting yang lucu atau melawak, entah pinter mengutip pasal pasal  , pokoknya bukan kecakapan yang dibutuhkan untuk melayani masyarakat. Kan akan mengecewakan ? Sementara golongan selain yang ini dikesampingkan sejenak, sebab koruptor dengan motif menggunakan kesempatan kayak pegawai pajak. bangsaya Gayus pegawai pajak, pegawai bea cukai juga bisa memproses dokumen import abal abal  tanpa ada barang apapun yang di-import,  gunannya banyak, salah satunya mencuci uang. pegawai BPN, Polisi di Polsek, Pengamanan Kelautan, mereka ini kayak keong, begitu dikasih kesempatan ya makan habis, tapi masih penakut, takut dipecat dari pelayanan  publik. 

Tapi type yang nyalon Bupati ? Nyalon anggauta DPR, yang ini disapu paling sulit sebab yang ditentengnya sekaligus  power dari Partai dari rakyat. Perkaranya pasti suap, menerima dan memberi, bernilai milyaran bahkan trilunan. Sebab mereka yang membuat aturan, nantinya. Ada yang sangat peka untuk mencium adanya perlindung orang kuat diatas hukum, kayak Andi Merpati, yang selamat selamat saja karena dilindungi kartu As. 

Pada tulisan di blog ini sebelumnya, saya kemukakan pada anda bahwa perilaku korupt, bukan perilaku yng didasari watak ragawi, akan tetapi lebih diawali dengan watak Jiwa.  Watak korupt didasari oleh tepupukya watak egois, yang dilegalisir dalam waktu yang sangat lama pada epoche feodalisme, watak dari seorang feodal. Dia tidak merasa salah  apapun menggunakan kepentingan  umum menjadi kepentingan pribadi, bahkan merasa bahwa pribadinya wajar jadi lebih penting dari sekedar umum rakyat biasa oleh asal usulnya, meskipun hanya bermuka tembem dan berperut besar, meskipun mudanya mungkin cantik dan ganteng, sebagai ciri derajadnya kayak Datuk Datuk kita, kayak cendekiawan kitab kitab kita, yang malah kharismatik tersembunyikan dibalik bajunya, yang luas leluasa a'la Dimas Kanjeng.

1. Biasanya berwajah dan pemampilan ganteng atau cantik, mempuyai ginealogi yang dibanggakan,  orang orang yang terpandang dari berbagai bidang, juga bidang keagamaan seperti ex Bupati Garut Aceng yang anaknya Ajengan Kaya,  mngawini gadis hanya uutuk semalam, tanpa merasa risih, Ratu Atut Khosiah putri Ajengan Ternama dikelilingi para jawara Banten, yang bisa menelan Pabrik Baja Cilegon, Putra Putri General Suharto, beliau membantah masih keturunan Sultan Jogja, tapi tidak pernah menunjukkan dengan jelas orang tuanya sendiri, hanya menunjukkan bahwa dia bisa mengangkat dirinya jadi Sultan Indonesia dengan kekuatan sendiri, seperti Ken Arok. Bupati Bengkalan Fuad Amin Imron, darah biru a'la NU cicit Hadratush Syekh Kiai Cholil bangkalan.

2. Suka sekali atribut atribut dan pakaian yang aneh, menandakan dirinya lain dari rakyat biasa,  bahkan sepatu kets, yang dikenakan di acara acara resmi menjadikan si feodal bangga. Bahkan banyak penipu juga mengunakan atribut atribut ini seperti Dimas Kanjeng, Syeh Puji dsb

4 Membawakan diri selalu tinggi, siapapun yang bersalaman dengan dia selau membongkokkna diri, sperti Pak Harto, yang tidak pernah mengijinkan orang bersalaman dengan jarak dekat, telapaknya dipasang dibawah pusar. Sehingga seorang Kanwil bisa dengan bangganya berfoto dengan dia membungkuk bungkuk, dipamerkan keseluruh puaknya, dulu, bukan sekarang, anaknya malu.

5. Suka sekali gelar gelar apa saja dan menuntut orang dekatnya menyapa dia selalu memakai gelarya, apa itu Gusti, atau Bandoro, atau Cok ( dari Cokorde), Jero, atau Umbu, Daeng Puang dsb.

6. Royal menggunakan uang untuk keperluan yang tidak penting. Hanya untuk pamer. Apalagi barang pusaka.

7. Gemar nmenerima persembahan.

Semakin di pelosok atau udik tempat anda bertemu dengan para feodal puak dan kampong, semakin tengik mereka. Saya banyak menemukan exemplar macam ini di Bali pelosok, waktu penyuluhan pertanian.


Generasi mudanya,  mereka mengobral uang, mebuat geng, masuk jadi angauta partai, dan sering memenangkan pemilihan Bupati dan kemudian mereka pesta sabu, kan anda ketipu ?  Jangan lihat anaknya, lihat bapaknya, pasti ada ciri ciri diatas.*)

Rabu, 14 Desember 2016

BAGAIMANA MESIR /ii

BAGAIMANA MESIR II ?,
SEBAGAI NEGARA YANG SEJAK ZAMAN KALIFAUR RASYIDIN INI MEGANTISIPASI PROBLIM PFRDAGANGAN PANGAN, YANG TERANG TERANGAN SUDAH MENJADI SENJATA AMPUH NEO LIBELISME DAN IMPERIALISME DUNIA MASA KINI.

Mengapa MESIR ? 
Karena Mesir, telah masuk ke kancah pergaulan perdagagan pangan antar bangsa jauh lebih awal dari kita. Dan Islam mempunya konsep perdagangan, apalagi perdagangan pangan, jauh mendahului tata pergaulan dagang umat manusia. Pantas kita simak dengan kepala dingin dan BERSEMANGAT.

Belajar dari MESIR.

Mari belajar dari sejarah   Mesir, karena Mesir mendapat berkah dari Allah dekat dengan wilayah tanah asal usul Nabi Nabi agama samawi yang dua puluh lima itu, dimulai dari Nabi Adam yang terakhir Rasulullah Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam  dengan tuntunan dari wahyu Illahi lewat Malaikan Jibril, Al Qur’an dari  agama Islam,  petunjukan Allah lewat Malaikat, kemudian dihimpun dalam Al Qur’an,  disaksikan oleh Rasulullah sediri,  disebarkan keseluruh Dunia untuk menjadi petunjuk manusia, siapapun dia.

Karena Mesir adalah padang pasir, yang diberkahi denga banjir sungai Nil, yang merupakan salah satu dari sepuluh deretan sungai sungai tepanjang di Dunia, maka banjirnya bisa membasahi dataran lembah sugai sampai sangat jauh, bila surut menyisakan kesuburan lahan yang luar biasa oleh air yang diserap tanah, lumpur yang terikut dan terik matahari padang pasir tropic pinggiran gurun,   merupakan gurun yang jarang hujan. Fotosintesa sangat terdukung, sementara air tanah cukup untuk satu atau dua masa vegetasi, maka tanaman budidaya menjadi  tumbuh sangat subur. Lagi pula kelembaban relatip yang rendah sangat menhambat perkembangan cendawan patogen apapun, tumbuhan atau hewan.  Hama insekta diimbangi dengan banyak predator yang datang dari padang pasir pinggiran banjir. Sekaligus mencuci garam garam dari zona akar, yang menjadi racun tanaman dan bahaya ikutan dari pengairan gurun. (type tanah solancak)

Jadi Mesir, sejak dulu jadi tujuan dagang kafilah kafilah yang datang dari seberang laut gurun gurun  pasir dan batu luas untuk mencari dagangan bahan pangan, serealia, kurma, minjak zaitun,  anngur, buah buahan kering.

Sampai pada suatu saat saat diluar Mesir, tinggal puak Nabi Jakub as, yang menghadapi kekurangan pangan utamanya gandum.

Peristiwa ini diabadikan oleh petunjuk Allah di Al Qur’an, surah Yusuf. Sebagai contoh bagi manusia bagaimana petunjuk Allah sudah diberikan.

Petunjuk Allah ini sangat perlu disimak dan dimengerti esensinya, sebab perdagangan di zaman kapitalisme mencapai puncaknya, merupakan medan tempur yang tega memusnahkan siapapun yang dianggap perintang jalan  imperialis Dunia. Bukan saja sekedar tengkulak. Apalagi pangan, merupakan amunisi yang menentukan sesudah energy apapun.

Sejak khalifaur rasyiddin, kemudian Mesir sudah jadi bagian dari Negara diatur menurut islam, baik oleh bani Mu’awiyah maupu oleh keturunan Fatimah/wangsa Fatimiah, Mamluq dan Ayubiah, bagian dari Turki Utsmani,  kmudian Republik Mesir. 

Sumula hanya setingkat Gupernur, kemudian Raja Muda dan Setingkat Sultan.

Yang jadi Gupernur saja sudah diabadikan dalam Al Hadist, menjadi kisah suri teladan Penguasa Islam, yang adil di Mesir.  

Kisahnya seorang Gupernur yang lagi membangun istana dimana dia akan tinggal, tetanga dekat dengan halaman istananya ada rumah seorang Yahudi tua dan miskin, rumah reotnya itu sangat mengganggu pandangan istananya yang megah. Sang Gupernur mau mengusir orang Yahudi itu. Sang Yahudi miskin lapor kepada Amirul Mukminin di Makkah. Tanpa omong apa apa sang Amirul mukminin mengambil sepotong tulang belikat onta yang ada sedikit potongan daging membusuk, terus digarisnya tulang selngka itu dengan ujung pedangnya, lantas diberikan kepada si Yahudi tua untuk disampaikan kepada sang Gupernur. Apa yang terjadi, sang Gupernur batal mengusir Si yahudi tua. Entah mengapa dia lantas punya kesibukan lain, mungkin merencanakan expansi wilayah Mesir yang belum ditaklukkan, sangat perlu perhatiannya. Karena bagi beduin, pertahanan paling handal adalah menyerang sejauh mungkin dari perbatasan.

Ini hanya intemezo, sebenarnya sanga menarik setelah Mesir jadi Kesultanan, dengan tanah pertanian yang terbaik ratusan ribu feddan ( 1 feddan= 0,42 Ha), sepanjang sungai Nil rampasan dari milik sang Pharaoh dengan penggarapnya kaum fellahin, hampir seluruh Negara selama ribuan tahun.

Dengan sendirinya tanah luas milik Pharaoh berganti menjadi milik Sultan yang islam, Sang Sultan tidak kurang menaati hukum Islam, juga  segenap pasukannya kaum Beduin kavalerinya,  yang pengembara yang sangat taat pada hukum islam, yang selalu siaga berjihad melebarkan sayap untuk mempertahankan Kesultanan yang baru.

Dalam suasana perang dan damai,  hukum islam dalam kehidupan sehari hari menggantikan hukum Pharaoh.  Reaksi kaum fellahin sangat positip terhadap penguasa baru dan aturan baru yang taat pada peraturan islami, kaum fellahin masuk islam berbondong bondong, merasa nyaman dengan hukum islam. 

Sultan melarang kaum kavaleri untuk tinggal bertani di Mesir, menjadi lunak, melainkan hidup sebagai kebiasaan nenek moyangnya, menggembala ternak dan berdagang. Selalu siaga sebagai kavalerist yang gagah berani dan memiliki kuda kuda dan baju zirah yang ampuh, memperoleh jarahan perang dengan adil, dan dibelanjakan dengan bijaksana. di Mesir.  Mereka menjadi pujaan kaum fellahin, karena memperlakukannya sebagai saudara bukan sebagai kaum taklukan.

Sepertinya berdagang dengan para beduin kavalerist ini sangat menyenangkan. Sebab Islam mengajarkan perilaku dagang yang rinci dan adil. Seperti yang terjadi di Nusantara waktu zaman pergantian kekuasaan Majapahit Hindu dengan kekuasaan Giri Gresik dan Demak yang Islam, dengan para saudagar pelaut islam-nya.

Sudah ada aturan yang pasti, ihtikar/ menimbun bahan pangan, bukan cara satu satunya, cara mencari untung, tolong menolong dan memudahkan hubungan dagang menjadi tujuan mencari nafkah yang halal. Hampir semua ayat Al Qur’an mengenai dagang menuju ke sini

Bukan lantas sembrono tanpa ukuran timbangan yang jujur, tanpa catatan invoice dan billing, tapi tertib dalam catatan dan tanggal.

  Mengenai perdagangan menakar barang dagangan dan menakar nilai dagangan, mengatur alat tukar dan nilainya, Islam mempunyai konsep uang perlu kita ketahui. Tdak mengenal inflasi yang di jejalkan ke masyarakat.

Islam sangat mementingkan adanya dokumen jumlah dan nilai obyek jual beli, islam menganjurkan adanya invoice dan dokumen penerimaan barang. Islam telah mengharamkan pemalsuan ukuran dan timbangan. Ini bukan hanya terjadi di Mesir saat saat ratusan tahun setelah Islam diperkenalkan, tapi di Nusantara saat para Pelaut Islam dari Giri Gresik dan dari Demak  ribuan tahun setelah Islam menguasai dari Andalusia ke  Sungai Indus, Dari Iran ke Sinkiang.

Perilaku islami dalam dagang yang tersirat dalam perbuatan para Pedagang. Saudagar yang baru ini, menarik fellahin di Mesir sejak kalifaur rasyiddin,  dan kaum waysia petani di Jawa sejak seribu limaratus tahun yang lalu, berbondong bondong masuk Islam, karena nyaman dan sejuk berhubungan dengan mereka. Tidak terpikir oleh mereka membuat sweeping  apapun.

 Akan tetapi sepeti biasanya interaksi dengan kaum pedagang setempat yang masih membawa kebiasaan lama sebelum islam,  yaitu segala sifat buruk dari sosok “bakul” jawa dan pedagang Beduin dari Mesir,  di Pulau jawa dan  di semenanjung Hejaz dan di Mesir. Makin lama makin menyerupai mereka dan lupa pada ketentuan islami. Dagang dengan cara kuno jahilihah, Ulama sangat alot menyatakan perdagangan iktikah ini dilarang agama. Soalnya sebagai misal, pada kasus pembelian  impor dari lain wilayah yang lagi penen raya, menimbunnya di Mesir yang tidak kekurangan gandum saat itu, tapi merupakan stock cadangan, kan menolong rakyat ?

Saya curiga, setelah  Sultan Muhammad Ali  Pasha pada abad ke 19 membuat suatu langkah modernisasi Mesir, trutama kemiliteran, sang Sultan memanggil semua Syaikh beduin tinggal di pedesaan Mesir, menjadi petani di tanah Sultan. Mulailah para Syaikh ini merasakan nikmatnya berdagang hasil bhumi, apalagi secara kartel. Sedangkan mayotitas fellahin menjadi penggarap kecil yang tetap terjepit mekanisme dagang pangan secara kartel. Cita citanya mendapatkan hak penggarap dari tanah ex Sultan yang menjelma jadi tanah Pemerintah Republik Mesir ? Jadi ada empat kekuatan yang berkepentingan : Konsumen - Peng Peng - Ikhwan - Fellahin Penggarap kecil.  

1. Akhirnya Konsumen atau rakyat banyak menuntut pokoknya harga gandum stabil terjangkau. 

2. Peng Peng (Pedagang Penguasa) selalu mengincar untuk menjadi pelaksana usaha ini, karena mereka tekhnokrat.  Mengorbankan fellahin, dalam harga panen raya -nya ( dia import saat penen raya). Harga jatuh lantas mengadakan pembelian local. Kartel mengurus untuk pengadaan jumlah stock. Gandum yang ditimbun dijual dengan untung. yang ini  para Peng Peng, cosmopolit, flexible dalam keuangan dari mana saja. Pengunjung tetap Night Clubs, Bars dan tari perut.

3. Ikhwan, mewakili kaum beduin tuan tanah yang memperoleh hak menyewa tanah negara berdasarkan tradisi, ingin mmemperkuat posisinya dalam berkartel ria.  Operasinya sama dengan cara Peng Peng,  tapi tidak mampu meng-memobilisir anggaran untuk import gandum  seluruh negara tanpa kucuran dana dari Luar, yang dikuasai Amerika dan Yahudi.  Mengendalikan massa yang dinamis tapi elitis, kaffah dalam ibadah,  dagang secara tradisi, anti Yahudi. Selalu kalah lawan Peng Peng.

4.Fellahin kecil, Penggarap tradisional, masanya besar, selalu menuntut perlindungan harga saat panen, karena tekanan Peng  Peng dan Ikhwan, tidak punya kekuatan politis yang bisa diharapkan. imannya mengandung sincretisme dengan tadisi zaman Pharaoh, jadi tidak kaffah. dicibir oleh Ikhwan, lebih kaffah sanak saudara mereka yang di Siria dan Libanon, ikatan emosional mereka sangat dekat.

Selama reformasi Republik Mesir, militer Muda  Mesir mngorganisasi land refrom dipimpin oleh Gamal Abdel Nasir, sejanjutnya dapat bantuan Uni Svyet Alm, mebangun bendung Azwan. Toh belum cukup mengangkat kehidupan fellahin, yang masih miskin secara struktural. 

Dengan segala dalih mereka mulai dalam membengkokkan cara dagang islami dengan, menyelipkan riba dalam harga barang, menggoreng stock pangan melalui organisasi kartel, jadi standard operasi neo kolonialisme. Dengan sangat susah payah islam mengembalikan pasar uang secara syari’ah,  sampai sekarang belum sempurna.

Jadi nyata, semua surah mengenai perdagangan dan nilai uang termasuk riba dan ihtikah/menimbun pangan,  harus dimengerti secara prinsip, secara rokhnya  yaitu tolong menolong dan memudahkan perdagangan, antar manusia. Belum sampai kesana di Negara, anggaran keuangan sudah diobok obok, jadi untuk memberi harga adil pada saat panen raya saja tidak cukup, lah wong yang diborong barangnya sendiri, entah stock kapan dan dari mana.

Pada akhirnya nanti, manusia sadar, hanya mengambil menurut kebutuhannya, rata rata hidup zuhud menurut perintah  syari’ah agama. Karena alam juga terbatas dan perlu dilestarikan.  Memberikan semua karya dan dayanya kepada masyarakat kembali sebagai zakat, wakaf,  infak,  mal. dan sodakoh.  Semoga. 

Bila seluruh negara tidak menyimpan atau memakainya secara boros, semua sudah hanya secukupnya saja. Sehingga masyarakat makin canggih dan kaya.  Karena itu akan jadi standard operasional dagang masa depan umat manusia.

Sampai sekarang produsen minyak bumi Dunia, secara KARTEL masih mengatur stock minyak mentah untuk mengatur stock supaya naik, dan dengan senang hati dituruti oleh Negara Islam juga, demi keuntungan. Arab Saudi tidak memelopori adanya bank syari’ah, sebab mengerti sangat sulit dan kurang competitive di pasar modal.

Tanah situs sejarah yang penting di Makkah dinilai nurut penilaian non islami, lebih untung untuk dijadikan HOTEL. *)

 

 

 


 

Sabtu, 10 Desember 2016

PEMBANGUNAN EMBUNG DI ntt

PEMBAGUNAN EMBUNG EMBUNG DI NUSA TENGGARA TIMUR.

Semoga janji Pak Jokowi membangun embung embung di NTT tahun depan selesai walau hanya satu. Semoga terbukti niat baik beliau dengan niatnya membuat embung embunng disana, akan bermanfaat bagi pertanian rakyat.

Melihat topografi kepulauan di NTT  pulau besar maupun yang kecil, pulau pulau ini berbukit bukit rendah dibawah 500 meter kadang mengelilingi gunung api yang besar dan tinggi lebih dari 1500 meter.

Topografi semacam ini tidak punya sungai yang panjang, dan daerah water catchment-area-nya sempit saja. Lagi pula daerah ini hujan rata rata sepanjang tahun sering kurang dari 2000 mm/ tahun. Jadi air yang terkumpul di embung yang letaknya tinggi lebih dari  300 sampai 1000 meter hanya sedikit saja, ketinggian itu akan memudahkan aliran air embung ke lahan pertanian dibawahnya. Tanah tumbuh dengan batu induk batu  kapur dan batu vulkanik. Iklim yang kering, berdekatan dengan Benua Australia, temperature rata rata pada siang hari rendah saja hingga 20 derajad,  apalagi di musim kemarau angin datang dari benua jang lagi musim dingin dan kelembaban relatip cukup rendah. Musim kemarau lebih kering dan dingin akibat angi datang dari benua Australia yang lagi musim dingin. Jadi pada umumnya disana lebih kering dan lebih dingin walau didataran rendah.

Keadaa iklim semacam ini lebih cocok untuk tanaman sub-tropis yang lagi trendy dan harganya mahal, misalnja strawberry yakni akan lebih baik dari di Lembang, anggur/ grape pasti lebih baik dari Bali Utara, sayur Kali yang lagi ngetren untuk pengobatan cancer, almont Afganistan ya obat buat cancer, cherry, jeruk mediteranean, lemon yang harganya rata rata mahal. Mungkin juga ada saat terentu dari satu tahun, yang cuacanya berkelembaban relatip rendah baik untuk familia Solanaceae, cabe, tomat, dan familia Liliaceae asli pggiran gurun, seperti bawang merah dan bawang putih. Karena minimum faktornya mungkin air pengairan, jadi effesiensi air embung yang sedikit perlu diberi jalan keluar dengan pengairan menetes  (drip irrigation).

Hanya sayangnya air yang dihasilkan oleh satu embung sedikit saja karena water catchement yang sempit dan curah hujan yang sedikit.

Apa akal ?

Ya, tanam dengan cara hydroponic, paling kurang a drip irrigation, (pengairan netes, disetiap zona akar tanaman budidaya, air pengairan dialirkan lewat pipa dari hulu  embung embung) ke lahan tanaman.

Saya yakin pembeli dari luar negeri akan berdatangan mencoba hasil tamanan sub- tropik di tanah tropika ini dengan harga internatonal. Mereka bisa mendapatkan disegala musim dinegaranya. dari sini

Hanya adakah pikiran kesana ? kalaupun ada adakah pilot project yang telah dikerjakan untuk mengintroduksi tanaman buah dan sayur sub tropic diatas ? Last but non least: sudah adakah Pimpro yang akan mengkorupsi anggarannya, sudah adakah calon supplier alat alat yang akan me-mark up nanti ? Sekaliber Pak Dahlan ?  

Saya mengalami akibat tekad satu generasi untuk menanam kapas disana, dengan feasibility studies ribuan halaman, karena keliru menafsir  arah seleksi alam kapas serat, mereka gagal total, padahal investasi  sudah banyak, hidup satu generasi ahli pertanian tersesat mengerjakan sesuatu yang melawan alam. Kerena dalam pendidikannya tidak diajarkan menganalisa dengan dasar evolusi tumbuh tumbuhan, tanaman budi daya, hanya melanjutkan itu saja.

Ah, yang kini belum ada embung embung, hanya kita tahu barang itu mahal, dan air yang terkumpul sedikit. Jadi harga air per liter tinggi. Jadi dengan merencanakan tambahan investasi pipa pipa plastik dan pralon dari embung ke lahan dengan drip irrigation/ pengairan menetes yang terukur untuk hanya di zona akar , dengan hydrophonic, termasuk mengoperasikannya, mahal. Tapi kan nilai investasinya tentu lebih rendah dari membuat dan mengoperasikan green house di Siberia ?. Tanaman budidaya yang diupayakan akan irit air, sehat karena iklim yang mendukung ( kelembabab relatip rendah), dan penyakit cendawan, hama ulat bisa minnimal karena cuaca kering dak kelembaban r4elatip rendah, untuk mengatai hama dan penyakit bawaan cuaca in sampai 50 peersen beaya seluruhnya, beaya yang ini bisa untuk pipa pipa plastik, pipa pipa pralon dari sistim hudrophonic dan drip irrigation.

Bila ada yang mau menambah dengan pertanian  organic sepenuhnya ya syukur, meninggikan nilai jual product. 

 Sebab peternakkan di NTT, sudah jadi usaha petani, hanya intensifikasinya harus disertai dengan supply konsentrate dan briket hijuan dai lain wilayah surplus, sebagai muatan balik dari kapal ternak yang keliling Nusantara, bila perlu menyertakan rumput laut dan tepung ikan. 

Dengan begitu daerah yang sangat tertinggal dalam pertanian akan menghasilkan komoditas sayur dan buah untuk export yang nilainya sesuai, bahkan susu dan daging, menjadi daerah termaju, dalam menghasilkan produk sayur dan buah subtropik. Semoga. Baru dipikir transportasinya. Landasan tebang untuk cargo planes*)


 

Kamis, 08 Desember 2016

PENDIDIKAN TINGGI DI BEKAS NEGARA PARA BEDEBAH

VPENDIDIKAN TINGGI DI BEKAS NEGARA PARA BEDEBAH
Pada akhir kakuasaan Orde Baru,  tahun ‘ 1990 yang lalu,  ada ratusan Perguruan tinggi Negeri dan Swasta bermunculan seperti jamur dimusim hujan.
Azas ekonomi merespon kesempatan mengisi kebutuhan lanjutan dari pendidikan menengah atas, sebagai reaksi terhadap  sistim pembangunan pendidikan yang tidak sinchron dengan penyediaan kebutuhan tenaga pemutar roda ekonomi. Baik jenis keahlian maupun jumlahnya..
Lha ekonominya sendiri pada era Orde Baru dibangun acak acakan oleh para teknokratnya. Asal mencari keuntungan  secepat cepatnya saja.

Karena itu tidak cukup lapangan kerja buat lulusan Sekolah Menengah Atas, sedangkan sekolah kejuruan mahal dan langka ( sekarang mulai disadari) atau  sudah punah sampai sekarang di-era Reformasi, seperti Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) 
Sistim pembangunan Negara ini adalah memerataan  pertumbuhan ekonomi diantara rimba raya business diluar sistim yang sudah menciptakan kekuasaan bayangan dengan organisasi semacam kartel diluar hukum disemua bidang, kekuasannya dibidang ekonomi terapan sangatlah  besar.

Sedangkan cara diluar sistim ternyata hanya  merunut hilir industri Negara Maju

stry Negara Maju, hilir idustrinya adalah serat sintetis/filament  dan plastic yang sangat banyak macamnya, Pemodal lantas mendirikan ratusan pemintalan Pertenunan dan pencetakan barang plastic, ( dengan exstruder dan casting) dan berbagai alas kaki, sepatu.  terdukung oleh instink “me too” dari Pemodal.

Begitu harga bahan baku dari serat sintetis dan plastic, minyak bumi meroket sampai 130 US  dollar/barrel lebih. Dalam jangka beberapa lama semua industri hilirnya sangat kesulitan menjual produk jadi.. Ekonomi tanpa perencanaan sangat tidak cocok dengan ekonomi pemerataan dalam sistim.

Satu upaya pemerataan pembangunan Orde Baru yang tanpa pola, tanpa keberpihak-an kepada kepentingan umum, tanpa rencana penyerapan dan penempatan tenaga kerja yang tumbuh dengan cepat,  karena hanya menuruti trend pemodal, yang juga sangat nengandalkan guangxi, hubungan kolusi dengan bank Pemerintah, Penjabat politik dan duit dbawah bantal.  

Itulah sebabnya products pendidikan dan pengajaran generasi muda jadi berantakan. Mereka tidak mendapatkan lapangan kerja yang semestinya, yang dapat menjamin kehidupan mandiri.

Maka untuk menampung lulusan SMU yang mbludak, dibukalah kesempatan swasta mendirikan Perguruan Tinggi dengan segenap Fakultasnya dari D2, D3, S1, S2, sampai S3. Jangan sampai pelajar lulusan SMU mbludak jadi pengangguran yang explosive.
Penyimpangan upaya Orde Baru ini menjadi nyata, melihat para Bangkir dengan dorongan bank Central dengan royal memberikan kredit buat mendirikan Perguruan Tinggi, lanjutan dari SMU. 
Gedung megah mahasiwa berjubel, meskipun ROI( returm on investment) gedung dan peralatan kuliah harus dibayar standard 20 %.( atau lima tahun uang kembali ke bank dengan bunganya). Berhenti sampai gedung saja bangku dan papan tulis, malah OHP, alat alat audio- video ya tidak optimum dipergunakan.
 Laboratorium laboratorium hanya ditingkat pengenalan ilmu dasar yang sering di foto promosi, buat mahasiswa baru.
Digunakan juga untuk pembenaran “mark up” beaya pembangunan seluruh Universitas dari bank, uangnya untuk tujuan lain, dengan keuntungan yang instant dibidang perdagangan, kan otoritas Yayasan ?
Saya juga pernah jadi pengajar di fakultas Pertanian satu Universitas Swasta, ternyata membangun Laboratorium penunjang ilmu ilmu lanjutan, misalnya ilmu Geology, juga memerlukan asisten dan Pimpinan Lab yang kreatip dan profesional, mengoleksi mineral dan bebatuan, perlu beaya dan waktu.. Lab, Mekanisasi Pertanian, perlu contoh mesin penggerak listrik, mesin internal combustion dengan BBM bensin dan diesel, yang khusus buat mempertontonkan mekanismenya. Belum implement untuk pengolahan tanah, pegendalian gulma, managemen kebasahan tanah dan panen. Kenyataannya ya tidak ada, begitu pula alat peragaan motor listrik, macam macam pompa air dan penggunaannya, seharusnya dikoleksi oleh kafedra Mekanisasi, meskipun barang rusak dari pembuangan.

Kenyataannya, beaya dikeluarkan untuk mendirikan satu Fakultas, sebagian besar ya yayasan yang memutar dilain usaha keuangan..
Apa yang terjadi, beaya kuliah berlomba tinggi, pembayaran para lecturers, dosen dan asisten sangat minim, karena cicilan GEDUNG  dan KEMAKMURAN YAYASAN  MENJADI TUJUAN NOMER SATU, karena sebenarnya ya itulah tujuannya.

Tidak ada idealisme sama sekali. Unversitas dimana saya mengajar ( saya M Sc yang diakui sebagai Insinyur Petanian oleh Departemen PTIP tahun 1965), Universitas dimana saya mengajar didirikan oleh seorang Kolonel purnawirawan, Ketua  Golkar Propinsi, saban bulan ke Jakarta untuk jaga kontak dengan para boss, plane ticket dan hotel berbintang mengambil dana Unversitas, sedang honor saya hanya 80 ribu rupiah karena ngajar sekali seminggu, semester ganjil, hitung hitung pengabdian. Saya dapat gaji dari Perusahaan swasta, produsen pestisida, sebagai petugas promoter dan after sales service, produk insektisidanya di Bimas/Inmas tanaman pangan dan perkebunan.

Sekarang, jamannya reformasi ya masih tetap begitu.
Masak satu lecturer lulusan S2 menjabat jadi Pembantu Dekan 3,  rumahnya di Bogor, memberikan kuliah di  Universitas dengan gedung megah dan mahasiswanya  banyak bermobil, kok honornya hanya 1.juta 500 ribu rupiah saja per bulan (waktu mengajar thok)? Lebih rendah dari gaji Pembantu rumah tangga. Alasannya dia toh tidak memberi kuliah setiap hari di Universitas yang sama ? 
Ini kan sangat konyol, karena sekarang satu Dosen. Lecturer harus punya laptop/ computer dengan server yang handal, yang harga langganannya  Rp 400 000 rupiah per bulan, supaya mudah mendapat akses di internet. 
Apa saya di sini harus menerangkan gunanya internet bagi seorang Dosen ? 
 Honorarium yang besar hanya dikonsentrasikan untuk Profesor yang diangkat oleh Presiden Orde   Baru, Jendral Suharto, dan selanjutnya untuk meningkatkan gengsi Universitas. Juga lambang kepercayaan Orde Baru, pada  Universitas ini. Apa sekarang masih diperlukan ?

Konyolnya, sampaii sekarang orang kepercayaan Orde Baru yang berguna untuk mengendalikan mahasiswa masih becokol sebagai lecturers (jamak), bukan menjabarkan idealisme dan kejujuran ilmiah., sebagai falsafah bertatatap muka dengan mahasiswanya, bila yang ditangani ilmu social, tugas dari Orde Baru bekas Bossnya masih bisa disamarkan, tapi bila dia mengajar ilmu ilmu exacta, mereka kehilangan arah, kayak pedagang kaki lima, lantas membuka semua jurusan yang aneh aneh.

Masakan  konon, Institut Pendidikan yang paling tua di Indonesia, didirikan semenjak zaman Penjajahan, alumninya telah membuka Perkebunan perkebuna besar di Indonesia, mendukung pertanian rakyat, jadi PNS shingga mampu panen yang menguntungkan dan jadi sumber pangan seluruh Negara, seleksionisnya telah menciptakan cultivar cultivar unggul semua jenis tanaman budidaya kita. Sosiologistnya telah menciptakan sistim bimas/Inmas, selama lebih dari 20 tahun pemerintaha Jendral Suharto. Sayang untuk jenis budidaya sayuran dan buah buahan yang sangat dinamis, cultivar cultivar ciptaan mereka  selalu kalah dengan benih atau bibit dari Thailand !!.   Profesornya langganan diundang ke Amerika, e. e kok malah membuka jurusan Komunikasi, mungkin mendatang juga Sinematografi, hanya untuk menanggok uang pemasukan dari mahasiswa baru. Kapan berakhirnya kegaluan ini ? ( kegalauan atu kegilaan ?)

Supaya tahu saja, banyak karya ilmiah mahasiswanya yang hanya copy paste dari sumber  sumber di internet yang disembunyikan, disambung sambung begitu saja sampai setebal ratusan halaman, alangkah fatalnya bila mahasiswa ini lulus dengan predikat plagiat ini ketahuan ? Sedang computer Dosen pembimbingnya lagi ngadat tidak sempurna koneksinya dengan internet karena hanya membayar Rp 100. 000 per bulan, rumahnya di desa, tidak dilewatan signal ? dari gaji yang hanya sebesar gaji pembantu rumah tangga. Bila dia rajin lebih baik ngeteng ke Universitas lain sepanjang jalur  KA dan bus Bogor Jakarta, lha kapan checking pekerjaan mahasiswanya ? Pikir. Ternyata satu Universitas yang menyandang brand name Founding Father dari Negeri ini, soal uang hanya diatur oleh geng Yayasan,  bersekongkol dengan Penjabat yang berwenang untuk menggencet Pengajar, naudzubillah minzalik !!! 
Jadi kualitas mahasiswa dan kuliahnya ya sangat tergantung dari nurani Dosennya, seperti Perguruan Taman Siswa jaman Penjajahan Belanda dulu, bisa dimengerti banyak Dosen dan Lecturer yang tidak kuat. 
Kalaupun ada lecturer yang kuat pasti idealismenya sangat tinggi, atau sebaliknya.  Dan ini merata diseluruh dunia pendidikan tinggi, Akibatnya silahkan menduga sendiri. Bahwa idealismelah yang sangat ditakuti oleh rezim Orde Baru, pingsan, maka kloplah dengan keinginan Orde Baru., sampai sekarang Orde Reformasi ya begitu..
Ternyata yang mereformasi diri hanya tingkat Menteri dan Dirjen, banyak memakai hem putih itu saja, bahkan sampai tingkat Direktur saja masih diragukan, apalagi bawahannya sampai ke tingkat Propinsi sampai lurah Desa, apa sistim yang mapan yang mereka pakai dari zaman Orde Baru yang nikmat ini mereka dengan sukarela mau mengganti dengan sistim pelayanan kepada umum ? Dengan semangat idealisme bernegara ?    Mereka toh dididik dalam suasana phragmatisme Orde baru, hanya cari uang ?   Pikir/

Dan apa gunanya gedung megah, jadi tempat singgah alien dengan piring terbangnya ? Masyarakat nanti  kecuali membayar cicilan gedung megah, mengeluaran siluman itu saja. Apa lagi para Profesornya bekas Pejabat tinggi Orde Baru yang dengan royal dihadiahkan titel Profesor oleh Presiden Orde Baru, Jendral Suharto, sedangkan dia hanya membayar untuk karya ilmiahnya tidak seberapa ?

Honor hanya di konsentrasikan kepada para Pofesor yang diangkat oleh Presiden Orde Baru ! Bukan oleh prestasi penilitian ilmiah saja, maka banyak Doktor tanpa idealisme  bermunculan entah dalam bidang apa dan karya ilmu nya apa ?  Kecuali gelar Doctor Honoris Causa kepada Menteri Perikanan  Ibu Susi, sangat sesuai, bravo Universitas Diponegoro*)


Senin, 05 Desember 2016

KEPADA ANAKKAU

KEPADA ANAKKU, JALANI AGAMAMU yang menuntunmu, hidupmu, amalmu, perasaanmu,  SECARA BAIK.

Di Pulau Jawa Islam sudah diperkenalkan kepada penduduk Pulau Jawa yang masih beragama Hindu, oleh yang dikenal sebagai para Wali agama Islam,  jumlahya ada sembilan, hidup sezaman tetapi dari generasi yang berlainan, kemungkinan merupakan Kakek, Anak dan Cucu.  Anak dan Cucu dari Kakek penyiar agama Islam ini ini saling terikat dengan perkawinan. Sehingga keturunan para Wali ini menjadi ahli syi’ar agama Islam. Umumnya diberi julukan para Kiai ( dalam bahasa Jawa atinya “yang dihormati” ) Sebab dalan adat Hindu nama sosok yang dihormati di beri akhiran dengan suku kata “Ji”  seperti Guruji – lantas berubah menjadi awalan “aji”  Seperti Sang Aji Jayabaya.  Guruji Mpu Baradah dsb, jadi “Kiai”   mungkin singkatan dari “Kiaji” sedangkan awalan “ki” merupakan sebutan penghormatan seperti Ki  Hajar Dewantoro, Ki Ronggowarsito dll. Yang ini menjadi Kiaji  Hasjim Ashari atau Kiai Hasjim Ashari dsb.

Dalam syi’ar agama Islam, para Wali ini sangat berkepentingan berinteraksi dengan kaum Brahmana dan ksatrya Hindu Jawa, mesti saja mereka berkomunikasi dibidang bidang ajaran yang mampu dimengerti oleh para Hindu kasta  Brahnama dan Ksatrya ini, karena mereka cukup intelektualitasnya, bisa membaca dan menulis huruf Palawa dan membaca Wedda. Bahwa diskusi Para Wali mengemukakan bahwa banyak Dewa di agama Hindu bisa disingkat jadi Sang Hyang Widiwase, jadi sebenarnya itulah konsep monoteisme.  Banyak kaum Brahmana rendahan, dalam hati kecilnya  bisa menerima  di benak mereka bahwa Ida Sang Hyang Widiwasa.   Allah dengan 99 asma'ul husna,  adalah tunggal tidak beranak dan diperanakkan , bahwa Allah tidak bisa digambarkan oleh manusia, karena diluar jangkauan kemampuan syaraf manusia,  tapi ADAnya dalam jangkauan rasanya.  Satu langkah yang strategis untuk dapat menerima Islam di waktu waktu kedepan dari abad ke 12 dari kala itu. Benar juga, Kerajaan Majapahit yang Jaya dan Hindu setelah dua setengah abad, sesudah abad ke 13 diganti dengan kerajaan Islam Di Demak Bintoro, nyaris tanpa peperangan dan pertumpahan darah.  Karena para Wali telah berhasil mengintroduksi cara mencetak sawah dirawa rawa di Lamongan// /Pamotan dan Sedayu, ribuan hectare, tentu saja dengan izin penguasa Kerajaan Hindu, karena hubungan finansial dan kebudayaan yang sangat baik, dan tanah tersebut adalah tanah terlantar.  Kemudian baru diperluas dan dipraktekkan di rawa yang lebih luas di seputar Demak Kudus sekita 10 000 -15 000 Ha. Ngumpul disatu wilayah "dataran"  rawa dangkal  diseputar kota Demak Bintoro, pekerjaan yang sangat berat, memerlukan stamina dan tekad yang hampir mustahil ada, kemudian jadi Ibu kota Kerajaan Islam di Demak. Percaya atau tidak, para murid Wali Wali ini sebenarnya, saya curiga adalah pesilat tingkat tinggi kebanyakan dari Wu Dang ( Bu Tong) ,  cerita silat menyebutnya aliran Mo Kauw yang mampu mengolah tenaga dalam,  sekarang nyaris punah. Di Babat ada tempat yang namanya "Widang" dekat pondok Langitan. Sehingga tanggul tanggul saluran galian tanah rawa ini, membentuk jaringan saluran, yang berpintu ganda, mampu menaikan dan menurunkan permukaan air petak petak sawah rawa saat mengolah tanah tanam dan panen. 

Lebih dari itu hasil sawah, beras jadi komoditas yang sangat dibutuhkan dalam jumlah banyak di daratan Tiongkok karena perang yang berkepanjangan dan bencana alam, dijemput oleh jung jung raksasa bermuatan ratusan ton, dipelabuhan Trung, Ampel Denta dan Jepara. Dengan mudah beras ini diangkut kesana dengan cara estafet perahu perahu ber-draft pendek sepanjang kanal kanal pengairan dan muara sungai tempat jung jung ini menunggu. Sedangkan Majapahit tidak menangani perdagangan beras, karena transport yang sulit dari persawahan ke pelabuhan jung  jung raksasa ini. Inilah kelebihan infra srukture yang diciptakan para Wali, dengan bismillahirakhmanirakhim. Sebab sawah sangat luas dan perpengairan ini milik yang mengerjakan pembuatan dan bercocok tanam disana, bukan milik kerajaan Demak, hanya pemeliharaan sistim saluran saluran dikerjakan besama sama, dipimpin para Wali pakarnya. Mungkin Sunan Kalijogo. Kerjanya kan meneliti dan merencanakan pembuatan kanal di rawa rawa? Seperti di Mesopotamia. Sayang karya besar para wali dan pengikutnya menggali saluran air dirawa Demak ketimpa bencana alam lahar dingin gunung Merapi,  sistim saluran air mendangkal cepat, sangat sulit dipulihkan kembali. Akibatnya manipulasi ketinggian permukaan air sawah rawa ini sulit dilaksanakan, sehingga produktivtasnya sangat menurun. Ini terjadi pada generasi ke empat kerajaan Demak Bintoro.

 Pindah ke wilayah Pajang.

Kerajaan Pajang didukung oleh sawah berpengairan dari sumber besar umbul Cokro. di daerah Dlanggu  dengan debiet cukup besar untuk mengairi 4 -5 ribu Ha sawah dilembah dataran rendah gunung Merapi sisi timur hingga Bengawan Solo. 

Di dataran rendah ini masih banyak sumber smber kecil yang lain. Sedangkan persawahan rawa d Pamotan ( Lamongan) dan Manyar dekat Gresik, hanya mndangkal karena endapan lumpur, masih ada hingga sekarang menjadi sawah- tambak bandeng, makin melebar kearah laut menjadi dataran mangrove dan tambak pembuatan garam.

Dengan platform ekonomi bersawahan baru,  kerajaan Demak ini,  islam mulai disebarkan dengan dukungan kerajaan Islam Demak Bintoro, lengkap dengan dukungan kawula Negara dan perangkatnya, mendirikan masjid masjid di desa desa dimana penduduk islam bisa melakukan ibadah,  upacara janji kawin, men- sholati mayat dan mengubur Jenazah secara islam, di desa desa seputar Demak Bintoro dan meluas ke seluruh tanah Jawa, terutama jawa tengah dan Jawa timur. Mengadakan pondok pondok pesantren, masih berdampingan dengan asyram Hindu dan Budha. Sehingga sampai kini orang wilayah Pati dan Kudus enggan menyembelih sapi, karena masih dipuja orang Hindu yang bertetangga, meskipun sekarang sudah Islam semua.

Bedanya pondok pesantren lebih mandiri dalam ekonomi mengajari berdagang dengan catatan pembukuan surat pesanan dengan  perjanjian tertulis, dan berkorespondensi. Maka berkembanglah kaum waysia dan kaum sudra menjadi saudagar melek huruf dan melek pembukuan dengan lebih praktis, menggunakan angka Arab,  disegani diseluruh Nusantara, karena perilakunya yang islami.  Sayangnya di-zaman  itu juga dikalahkan oleh Penjelajah dari Europa yang mencari sumber dagangan rempah rempah, dengan perahu layar lebih besar, dan canon berkaliber lebih besar, otomatis jarak tembaknya lebih jauh dari kalantaka/rentaka kita, dengan perahu model madura yang lebih kecil, terbatas oleh besarnya layar yang mempu kita buat, sesuai dengan rentaka bekaliber kecil, dengan jarak tambak kecil saja.

Hampir seluruh tanah Jawa tidak ada orang mememelihara dan makan daging babi, membuat tuak dari nira kelapa maupun  pohon tal dan minum didepan umum. 

Tapi hubungan lelaki-wanita dewasa, cara berpakaian, bentuk masjid, pembagian hak waris, tidak diatur secara  islam dengan semangat adat suku Arab, tapi dengan semangat islami petani sawah basah di Jawa.

Sedangkan di pondok pesantren yang tersebar dimana mana, pelajaran diberikan secara tradisional, oleh Bapak dan Ibu guru ya pengasuh dan penyelenggara pondok secara kekeluargaan disebut oleh santri dan santriwatinya sebagai Kiai dan Nyai Pimpinan Pondok, dan menggantikan bapak ibunya selama mereka mondok disana, untuk mengaji kitab Al Qur’an dan Al Hadist dengan memaknainya menurut rasa Jawa. Dibantu oleh para santri senior. Kemudian kitab kitab penting lainnya  dari mashab Syafei.  Mungkin inilah yang disebut pondok salaf (tradisional) Ya maklum zamannya masih dibayangi dengan kuat feodalisme, jadi keturunan para Wali yang Kiai, disebut dengan panggilan "Gus" hanya dikalangan mereka, untuk membedakan dengan santri biasa, dan mengimbangi para keturunan bangsawan Jawa/priyayi.

Sampai disini, politik ekonomi  kerajaan Jawa sudah diintervensi dan didominasi oleh politik  ekonomi penjajahan orang Europa yang beragama Kristiani, baik Katolik maupun Protestan,  bawaan mereka.

Pada prinsipnya para santri tidak membayar   bulanan, tapi masak sendiri sendiri berkelompok, dan membantu penyelenggaraan rumah tangga sang Kiai/Nyai, seperti menyapu dan membersihkan komplek pondok dan masjidnya. Pekerjaan pertanian di sawah dan tegalan, berjualan di pasar dan masak, kadang sampai puluhan tahun. Pada zaman maraknya “etische politiek” pada abad ke 18, penjajahan mengintroduksikan  sekolah umum Vervolkschool berbasis pelajaran untuk jadi mandor perkebunan dan pagawai kecil pribumi, Tapi di pondok pondok sangat umum diajari oleh Kiai atau Nyai menjahit dengan mesin jahit, ( waktu itu mesin jahit masih langka)  membuat jamu  ramuan jawa, membatik, menenenun, menyogket, menjahit baju koko, kopyah. songkok dan pici dsb, sudah ditanamkan sikap “ "UZLAH” artinya memisahkan diri  dari cara hidup  dan pemikiran Belanda , sebagai bentuk perlawanan terhadap kebudayaan Penjajah dan agamanya, Penjajah mentolerir mereka ini sambil mencibir kekurangan mereka mengerti ilmu hygiene, kebanyakan berpenyakit kulit, Karena mereka juga  sejuk sejuk saja dalam perilaku, tapi  secara ekonomi tidak tergantung. Ada upaya penjajah mengerdilkan perkembangan ekonominya dibatasi oleh suku pendatang, yang lebih pedagang dalam nalurinya, didatangkan dengan sengaja oleh Penjajah, dan diberi  Kampung sendiri, terpisah dari Pribhumi. 

Tanpa diajari mereka mendirikan tong ( di Jawa Timur selama puluhan tahun siapa yang berani menyaingi menawar lebih tinggi dari harga pembelian ikan dari nelayan berhadapan dengan Tong Heng kongsi pada zamannya ? - Atau sekarang seorang magnate tengkulak beras dari Lumajang yang menggurita keseluruh penjuru tanah air dimana ada sawah sawah yang luas? ) dan mendirikan  kartel dengan laluasa, beserta para Kapten dan Mayornya, para pedagang dari China dan Arab, di Sumatra Utara  juga dari India. Guna Penjajah bisa mengandalkan siasat "devide et impera" yang ampuh itu.

Dibalik semua yang nampak, ajaran Islam yang diterima oleh para Brahmana dan Ksatrya Hindu, yang terpaksa menjadi perangkat kekuasaan Raja Raja dan Penjajah,  di masyarakat para priyayi, juga di pondok pondok para santri dajari mengolah “rasa”  untuk mengimbangi  ajaran sincretrisme, dengan ilmu ilmu gaib sempalan Hinduisme, yang terang terangan memuja Bhatari Durga, Bhatara Rudra, lain bentuk syaitaniah yang bersarang dalam nafsu nafsu rendah manusia.  Para itelektual Jawa keturunan para Wali  membangkitkan kembali  gubahan  para wali epik suci Hindu Bhaghawat Gita, dalam wayang purwa (Kulit)  menjadi Sri Kresna yang mengendarai sebagai kusir kereta perang sang Arjuna waktu perang Bharata Yudha, dengan empat kuda yaitu pengandaian  ilmu ilmu yang ditrapkan waktu sholat wajib.  Syari’at, tariqat, hakikat dan ma’rifat, semua dijalankan waktu melakukan ibadah sholat wajib.

Menurut para Wali, bagaimana tidak, gerakan sholat adalah   aturan syari’ah. Ajaran syari’ah juga mengajari aturan hidup berkeluarga dan bermasyarakat. Dalam ibadah sholat orang harus sebisa mungkin berkonsentrasi pada ucapan pernyataan, do'a dan surah ummul Qur'an,  dia beribadah sebagai kuwajiban   yang diberikan kepadanya oleh Allah, surah pertama dari Al Qur’an yaitu Al Fatihah dan surah dari Al Qur'an yang pendek pendek.

Menurut para Wali, dalam sholat wajib yang lima waktu ini orang harus selalu menyatukan daya untuk mengerahkan segenap pemikirannya berkonsentrasi, seperti dagambarkan dengan dzikir berulang ulang, orang Hindu juga membaca mantra berulang ulang. Tapi dalam Islam ulangan adalah  alat  berkonsentrasi antara yang diucapkan dan yang difikir. alias mengalahkan fikiran yang menggurita menjalar kemana mana tanpa disadari. Namanya ilmu Tariqat.

Sering disalah artikan oleh mereka yang mengambil keuntungnan dari pemberian Allah Ilmu Laduni, satu kebisaan yang hanya dari Allah tidak bisa diminta tidak bisa diajarkan, hilang sendiri dengan kehendak Allah. Bahkan si Kafir Rasputin juga dikaruniai limu laduni bisa mengobati Tsarevich Kakaisaran Russia, yang menderita haemophilia,  para dokter tidak mampu mengobatinya karena terkait dengan perangkat keturunan ( gene/ untaian DNA) , akhirnya terbunuh karena kurang ajar mengencani putri Pangeran Russia.

Orang yang memiliki ilmu laduni ini lantas mengajari murid muridnya untuk berzikir sampai trans, atau menyuruh berputar putar sampai trans, ini jalan pendekatan kepada sang Khaliq. Ternyata ilmu laduni tidak datang, mahar sudah dibayar.

Menurut para wali, Ilmu Hakikat dalam sholat artinya harus mengerti, memahami, mendalami  makna dari semua ucapan, pernyataan dan do’a yang harus dibaca, tidak kurang tidak lebih. Ini kan  pokok pemahaman atau "hakikat" dalam bahasa Arab, dengan ini ilmu ini orang berserah diri kepada Dzat Yang menguasai segala Alam

Menurut para Wali, bacaan dalam duduk tawarukh, membaca atakhiat akhir, jari telunjuk kanan diluruskan diatas lutut yang lagi bertawarukh, sambil membaca ASHADU ALA ILA HAILULLAH WA ASHADU ANA MUHAMMADARASULULLAH- ITU ADALAH INTI DARI ILMU MA'RIFATULLAH

Inti sari ajaran islam yang menjadi panutan ajaran seluruh manusia tentulah sederhana dan mudah dimengerti, Sejuk untuk seluruh alam.

Jadi dalam menjalankan sholat wajib lima waktu, dan seorang muslim /muslimat, tentu sudah menjalani inti sari dari empat ilmu penting untuk bila disadari menaklukkan nafsu nafsu yang menyertai manusia hidup, yang gunung gunung pun sangat enggan memikulnya. Yaitu nafsu amarah, lauwamah, mutmainah dan supiyah.  Maka apakah mungkin  engkau ya anakku, sebagai muslim yang sejati keturunan para wali, menyimpang dari makna bismillahirakhmanirakhim ?, menyimpang dari kearifan sabar dari ma'rifatullah ?*)

Jumat, 25 November 2016

PARTAI POLTtIK DAN TOKOHNYA

PARTAI POLITIK DAN PARA TOKOH  MASYARAKAT, SIAPAPUN YANG BISA BERTAHAN DEKAT DENGAN PENTOLAN ORDE BARU SELAMA DIA BERKUASA, PASTI ORANG YANG LUAR BIASA CULASNYA

 Judul yang panjang ini njaris tidak bisa saya singkat, saya khawatirkan akan membosankan pembaca saya. Tapi apa boleh buat, seginilah kemampuan saya. Maksud saya tulis ini bukan untuk menjelek-kan nama orang, apalagi istilah intelijen Orde Baru “makar”, tapi menyadarkan kita mengenai posisi perkembangan masyarakat kita, yang tidak kita sadari masih dalam kungkungan feodalisme dengan segala kelemahannya menghadapi susunan masyarakat dunia sekarang, yang perlu bersama sama cerdas dan dinamis “dalam sistim masyarakat” yang memang tercipta plural. Tidak akan ada lagi kelompok diluar sistim yang tumbuh sendiri kayak cancer. Karena dibenahi terus menerus oleh kita sendiri segera dengan hukum dan budaya. Pupung Presidennya Pak Jokowi.
Lho selama berkongsi dengan Orde Baru, ternyata ada yang mengumpulkan dana ( temtu saja dengan perangkat KKN ) dan kader kader bertahun tahun   berguna bagi pengeluaran yang luar biasa besar, digunakan  untuk memupuk kekuatan kaum bernalar cupet, fanatik dan penganut radikalisme, berkedok agama. Dibiarkan oleh Osde Baru karena dijadikan sekutu menakut nakuti rakyat. Sekarang ganti kulit, tapi masih ambigous, karena sifat kedernya memang oportunis.
Dicurigai (CIA) berselingkuh dengan kaum radikal skala global, bergaris keras, selama puluhan tahun berkhalwad dengan mereka, menggunakan dana yang sudah tercuci bersih dari kegiatannya berKKN didepan mata Orde Baru dan CIA tanpa disangka. Setiap tokohnya yang terendus KKN,  Penegak Hukum selalu  mendapatkan  uang sudah habis untuk foya foya dengan Miss V, harta dan tahta.
Terbukkti pada demo 411 yang ditugganginya,  berapa banyak dana yang dikeluarkan untuk pembinaan-nya ? 
Lebih dari itu semakin kentara tokoh tokoh yang sangat ambisius, culas, pendapatnya bisa dibeli, ber-spekulasi menunjukkan sifat aslinya yang sangat oportunistik, nimbrung diruang publik secara luas, Alkhamdulillah terbukalah kedoknya. 
Nampak besar sesungguhnya dari gunung es yang selama ini tertutup oleh gemuruhnya gelombang reformasi. 
Masih jauh lebih besar jumlah putra putri bangsa yang membentengi Bangsa dan Negara ini, bertekad mempertahankan NKRI  dari sektor mana saja. Ibaratnya
sekarang waktunya menentang mereka, mana dadamu, inilah dadaku. NKRI tidak bisa ditawar  !!!!!!!  

Apakah kita akan merubah menjadi masyarakat yang lebih demokratis ? Tentunya sangat tergantung dari kesadaran kita, demi percepatan pembangun menyeluruh Tanah air kita ini, yang kita juluki dengan ERA REFORMASI – reformasi mentalitas kita sendiri. Kuat membeayai keamanan Negara.
Seharusnya Partai Partai lah yang mengumandangkan, mengibarkan panji panji reformasi mental ini. 
E, e, malah mereka saling melindungi borok masing masing menjaga “fatsun politik” (jargon bahasa Belanda yang saya hanya meraba artinya) yang ayem tentrem menikmati duit rakyat dari jabatan Negara apa saja, dan menciptakan citra mereka seolah olah jadi pendidik rakyat. Waspadalah pada muka muka mereka yang tembem ini. Tumbuhlah Partai Partai baru didirikan oleh sosok sosok bernaluri business yang memastikan bahwa lewat politik akan lebih gampang menumpuk keuntngan,sebab sekarang bukan lagi jamannya pergerakan kebangsaan atau berdasar idealisme lain. Businessmen yang meneladani Donald Trump ini, sangat cynical terhadap  idealis sebangsa  Ki Hajar Dewantoro, Mohammad Yamin, ataupun Lanto Daeng Pasewang, dan sejenisnya.

Pengganti Presiden kita yang berkuasa selama 32 tahun secara otokratis dan despotis, karena didukung oleh senjata, adalah deretan Presiden yang mendapatkan mandat kekuasaannya kurang lebih secara demokratis yaitu Dr Habibi, Gus Dur, Ibu Megawati, Jendral Susislo Bangbang Yudhoyono selama dua periode, dan Pak Jokowi. Kecuali yang sedang menjabat sekarang, semua menunjukkan gejala feodalisme yang sangat kentara, diketahui masyarakat banyak tanpa banyak komentar. Yaitu menciptakan filial /sanak dekatnya sebagai politisi yang bisa menggantikannya, bila perlu dikarbit. Apa ini bukan cara feodal yang paling awal ?
Apakah ini jelek ? 
Rasanya tidak, sebab sepanjang sejarah, era feodalisme yang sangat penjang juga menghasilkan para penguasa yang jadi suri teladan mausia juga. Ukurannya hanya ketulusan mengabdi kepentingan umum, gampang to ? Ternyata hampir tidak mungkin bagi egois. Ternyata si egois diluar sistim ini lebih pintar, mereka mngelilingi anak peuguasa menggoda dengan apa saja yang bisa dibeli ! Jadi ndak perlu nyuri sendiri.
 Hanya sistim ini sangat rentan terhadap akibat sifat buruk manusia yang berkuasa terhadap kehidupan orang banyak, dengan rekayasa atau terror telanjang, tercipta dengan mudah  untuk pribadi dan kroniya  kekuasaan yang despotis dan otoriter, didukung oleh kekuatan senjata, tanpa kendali, baik untuk dirinyaya maupnn untuk kelompok kroni elitnya.
Apa ini bukan ekses dari feodalisme ? Ya, pasti. 

Kecuali itu, Islam mengajarkan manusia harus me-nomer satu-kan azas BISMILLAHIRAKHMANIRAKHIM, yang sudah lepas dari mementingkan diri sendiri atau mementingkan kepentingan umum . LEPAS DARI KONTROVERSI  berkepanjangan manusia di dunia, dengan segala dalihnya,
 Kembali ke jalan yang benar,, dimohon tujuh belas kali sehari dalam pembukaan surah Al Fatihah. .
Islam mengajarkan sangat perlunya berkorban yang diteladan-kan oleh manusia manusia unggul pilihan Allah, Nabi Ibrahim alaihi salam Nabi Ismail alaihi salam , juga Rasulullah Muhammad salallahu alaihi wasallam, demi ketaatan-nya kepada Allah. Menggerogoti pepentingan umum adalah haram.
 Kepentingan Allah hanyalah demi kesejahteraan manusia hambanya.
 Alih alih pengorbanan kepentinan diri dan kroninya, atau  merugikan masyarakat tanpa sedikitpun merasa salah.  Malah berlagak menciptakan citranya sebagai tokoh yang lugu dan terhormat., sesuai dengan martabatnya  dalam dunia  ilmu pangetatuan, Doktor, Maka itu wahai bangsaku waspadalah. !!! Paper yang puanjaaang sekali ini saya sajikan untuk mempermudah pembaca, saya copy paste dari Infid.org/pdf do/1374164461.pdf
 Saya sendiri sampai pusing “mblenger” membaca ini, maka itu bila malas membaca ya sedikit sidikit saja, bertahap, demi mempertajam persepsi kita mengenai pekembangan masyarakat kita ini, sabar dan tanpa frustasi, maklum dan arif. Karena perjalanan ke masyarakat yang demokratis ternyata masih sangat jauh, nafsu amarah dalam sejarah membuktikan, penggunaan kekerasan senjata hanya membuat jarak ke tujuan makin jauh. Sementara dilain sisi ada golongan yang sengaja memupuk radikalisme dari fanatisme agama, guna merombak kemajemukan masyarakat ini dengan kekuatan dalam waktu yang singkat, mengabaikan kesabaran dan kearifan dari ilmu ma'rifatullah yang anda sandang. Sedangkan upaya yang dangkal  yang didemonstrasikan mereka,  sebenarnya hanya dalih untuk segera duduk di singgasana despotisme, tyran tyran ini mengancam mau mengobarkan revolusi, revolusi apaan ?  Semacam mereka paling jadi terrorist *)


Kamis, 24 November 2016

MOHON DILIHAT KEMBALI - SETELAH HAMPIR SEPEREMPAT ABAD REFORMASI



MOHON DILIHAT KEMBALI SETELAH HAMPIR TIGAPEREMPAT ABAD - SIAPA YANG PUNYA NEGARA INI ??


Masyarakat mnjadi sadar. Persoalan murni teknis, telah menjadi batu pondasi Politik, yang berarti dasar menyatukan kekuatan masyarakat dalam satu Negara, yaitu INFRA STRUKTURE. Tidak hanya itu, tapi infra structure yang menyangkut kepentingan hidup orang banyak, kesejahteraan umum.


ALHAMDULILLAH, ini baru benar.



Sebelum ini infra structure negeri ini hanya menjadi pembicaraan kaum Ekonom, karena malu diri mereka menyebut dirinya kaum teknokrat. Sejenis Ali Wardhana, yang mencari untung thok untuk Boss Diktatornya atau Corporasi yang mengupahnya thok. Era kekuasaan orde baru, jalan antar kabupaten yang di aspal pkai hot mix halus muilus di Jawa Timur adalah jalan dari Kediri ke Bojonegoro, Knapa ? - Ini jalan lnspeksi dan angkutan Tembalau untuk Gudang Garam.lebih dari 150 km.


Lha kok sekarang diwarisi oleh si ex. menteri ESDMN, meskipun sudah di “make up” kayak pahlawan pembela kepentingan Rakyat. Simak perkara sumur munyak Marsela di Maluku., simak ex meteri Dahlan Iskan.


Dia menelad seperti yang telah dianut oleh Amerika Serikat selama hampir tiga abad, infra structure di jejalkan pembangunannya oleh para senator, congressmen, dengan beaya uang Negara. Bahkan perang penaklukan demi pemodal ganti kulit seperti ular, dilokasi baru dinegaranya, atau dilokasi baru dinegara orang lain untuk mebongkar gunung merusak lingkungan, bahkan memusnahkan satu suku bangsa, demi kuntungan sang Modal. Yang ini bukan manusia. Tapi yang mulia Modal


Membuat pabrik terintegrasi, otomatisasi, lebih canggih dengan lebih murah dinegaranya sendiri, sebab sudah disediakan jalan dan jembatan, ratusan kilometer dilokasi yang penduduknya jarang. Jadi tiak ada gangguan lingkungan hidup dan tanahnya masih murah, air dan energy sudah tersedia oleh beaya Negara. Dengan alasan penyerapan tenaga kerja. Itu semua dibeayai negara. Lokasi yang lama jadi kota hantu, lihat saja nanti dibawah Donald Trump.


Disana infra structure bukan jadi issue kepentingan umum, tapi kepentingan teknokrat yang mengabdi kepada Corporasi raksasa, dengan motif hanya mencari keuntungan saja. Edward Carnegy sudah wafat dan hartanya diwariskan kepada rakyat Amerika, tapi yang ini sang Modal, tidak bisa wafat, dia entitas yang abadi, kerjanya hanya mencari untung. Karyanya membesar dan berganti kulit, hingga tubuhnya menggilas apapun.


Yang Mulia Mokhtar Riyadi, si raja uang termasuk sepuluh urang terkaya di Indonesia, pernah diwawancara-i oleh TV yang pembawa acaranya nyaris meyembah bersoja kui, saking hormatnya, beliau bersabda dengan pelan sekata sekata supaya pemerintah Jokowi membuat infra structure jalan tol bebas hambatan untuk muatan berat yang menghubungkan factoty factorynya yang telah dibangun di Krawang, Gunung Putri dan Tangerang, supaya harga produksinya bisa kurang dan bisa bersaing di pasar bebas dunia masa kini, ini maunya.


Lha kebutuhan mendesak adalah membuat infra srukture untuk kehidupan rakyat sambil membuat mereka kebih produktip dengan hasil yang akan laku diexport, atau setidaknya sulih import . Lha duit dari mana ? Silahka joint venture dengan Negara yang membutuhkan tapioca banyak untuk bumbu masak, kalok sehari 10 gram saja rata tata per rumah tangga per hari, berapa kebutuhan tapioca setahun ? kan lahan gambut harus barair sedalam bawah zona akar, lah siapa yang bisa jaga kondisi itu, kan petani - ? Makanya bikin saluran multiungsi, mestinya serjana sarjana kita bisa, wong para Wali Tanah Jawa saja empat abad yang lalu sudah bisa kok !!!!


Meskipun import bahan khusus ini perlu sebab kita memang tidak berpotensi utuk memproduksi produk produk ini, sebab impor lebih murah dari Negara lain. Atau bila dipaksakan ya sangat sulit, umpama produksi kapas. gandum , kurma, bawang putih, alutsista yang caggih.


Pada umumnya produk produk industry, kita belum mampu memproduksi, meskipun nantinya akan mampu dan harus memproduksi sendiri sebab volumenya cukup banyak, bertahap.


Secara keseluruhan, bangsa ini memang bangsa yang sangat “tepa selira” bisa marasakan kesusahan orang lain dari Negara lain . Satu asset yang sangat berharga untuk mempersatukan kebinekaan kita, guna ikut membantu mereka yang menderita. Alam kita penuh bahaya bencana alam terletak sepanjang the ring of fire, pernah dibawah prnjajahan dalam waktu yang sangat lama kapan bangsa yang majemuk ini dipecah belah dan dikuasai, jutaan tahun daincam oleh penyakit tropis yang ganas seperti malaria, cholera, frambosia, kaki gajah, dan penyakit tropis yang ganas lainnya, yang barusan saja bisa diatasi oleh ilmu pengetahuan manusia dari seluruh dunia.


Jadi bangsa ini seharusnya secepatnya mampu bekerja keras untuk jadi rakhmatan lil alamin, seperti yang diharapkan oleh agama mayoritas penduduknya, sebab keadaan mengarahkan kita kesana.

Juga ajaran dan agama lain tidak kurang dari itu. Hanya dari suku suku kebinekaan kita, orang bisa belajar, betapa sempitnya dunia egoism feodal dalam tingkat puak dan suku, betapa rendahnya perang yang disebabkan perebutan hajat hidup – suku suku di Papua melakukan perang suku, dan berhenti sesudah korbannya sama jumlahnya, mereka benar benar berhenti dengan pesta bakar batu, makan daging yang direbus diantara batu batu membara dan umbi imbian dedaunan yang bisa dimakan, peperangan dapat dihentikan dengan pesta makan. Bukan menjadi dendam keturunan ribuan tahun dan dtambahi dengan kecanggihan teknologi , ekomoni dan sosiologi, untuk kejayaan salah satu Negara dan lenyapnya Negara lain. Sekarang kita tahu benar bahwa sifat itu dicetak oleh alamnya.


Dipadang pasir, oasis tepencar dan daya dukungnya terbatas dipisahkan padang pasir luas dan ganas, orang tidak perlu bersatu jadi berjumlah lebih dari daya dukung satu oasis. Orang harus waspada curiga kepada orang dari lain oasis yang bergerombol.


Jadi disana oasis oasis tidak perlu bersatu. Disana orang harus keras supaya hidup, tidak mau mengalah. Perlu hukum yang keras, tanpa ampun supaya hidup.


Disini alamnya memberi makan dengan mudah, orang hanya harus bersatu memburu binatang dan membuat mereka berbarengan, karena membuat lahan pertanian saja dengan membuka hutan, harus kerja berbarengan, sebab pohonya buesa buesar, belum bergiliran tidur menjaga serangan binatang liar. Membuat sistim pengairan, Jadi hidup dalam jumlah, dan mudah memaafkan untuk kerja sama.





Saya menebak, yang dimaksud dengan ifnra dtructures oleh Kabinet pak jokowi sekarag ini, adalah infra structures yang sangat dibutuhkan untuk membangunkan akonomi kehidupan rakyat banyak. Mulai jembatan gantung antar desa dan kota kecamatan atau sekolah, kapal ternak sapi/kebau yang bisa muat ribuan ekor dan mambawa balik makana konsentrate, hay dan silage yang sudah di press, sampai saluran air untuk mencegah pengeringan lahan ganbut dan menjadikannya lahan pertanian dengan petaninya yang mempertahankannya dari kebakaran yang sekaligus hidupnya lebih sejahtera, embung embung di NTT, dan penyediaan hidro listrik dan mikro hidrolistrik di Sulawesi tengah, dan Papua, selakigus menarik investor industry pendinginan ikan dari keramba raksasa di teluk Tomini, mengembalikan keberadaan perkebunan kelapa di sepanjang pantainya, bukan lagi membanjiri dengan racun tambang emas teluk Tomini, selang seling dengan hutan mangrove yang sudah diguduli dasana tanpa rencana untuk tambak udang. Ini semua infra structure yang terjankau. Asal daerah itu (Sumatra, Sulawesi, Maluku, NTT, Kalimantan) dibersihkan dari teroris dan penguasa setempat yang feodalistic skala puak dan kampung. Sebab di skala yang lebih besar para feodal ini jadi koruptor buaya yang makan cicak tanpa merasa salah, sedang diskala kampung dan puak para feodal ini kelas pemalak liar a’la pak Ogah, perdagangan narkoba tanpa merasa salah, pendukung teroris yang sesat dari tujuan nasional kita saja. Tidak kalah penting adalah kepedulian di wilayah perbatasan yang sangat memerlukan infra strukutures untuk menarik para calon “gafatar” yang pak Jokowi bisa menyulapnya jadi pahlawan pembela tanah air, asal ada infra structures yang cukup menhidupi ekonomi menengah saja. Dengan catatan ini bukan kerja sepele, ini pekerjaan kecil kecil dengan beaya tinggi, penuh dengan lalat calon koruptor yang tidak bertanggung jawab dan politisi hanya cari obyek percaloan, yang gentayangan di DPR dan Partai Politik dengan sikap sisa Orde Baru yang feodalistis. Ini sudah membuat Kabinet Pak Jokowi dan Pendukung nya sangat sibuk, dan makan hati. Sekian semoga Allah member ijabah kepada bangsa ini *)

Rabu, 23 November 2016

IYA..... SUPAYA DIAINGAT LAGI

IYA,.......SETELAH  HAMPIR TIGAPEREMPAT ABAD

Masyarakat  mnjadi sadar. Persoalan murni teknis,  telah menjadi batu pondasi Politik, yang berarti dasar menyatukan kekuatan masyarakat dalam satu Negara, yaitu INFRA STRUKTUR. Tidak hanya  itu, tapi infra structure yang menyangkut kepentingan hidup orang banyak, kesejahteraan umum.  ALHAMDULILLAH, ini baru benar. Sebelum ini infra structure negeri ini hanya menjadi pembicaraan kaum Ekonom, karena malu diri lantas mereka menyebut dirinya kaum teknokrat. Segolongan dengan Ali Wardhana dkk, yang pengabdiannya hanya mencari keuntungan buat  Boss beserta croni-nya yang diktator militer thok, atau Corporate raksasa yang menyewanya thok. Malah sekarang, orang teknik yang tergabung dalam teknokrat Orde Baru, menjadi menteri kabinet, menjadikan keilmuan teknik melebar ke politik dan kekuasaan seorang menteri, dia dan konco konconya menunggangi politik demi dukungan mencari uang fee satu juta dollar di Masela, yang dipertontonkan oleh mereka, yang lantas diomeli oleh Menteri Rizal Ramli, untuk membela off  shore drilling yang lebih murah, demi membela Corporate dan mengesampingkan kepentingan rakyat buat nunut infra structure yang mereka bikin di inland drilling. Padahal seingat saya satpam mereka sangat galak, tidak akan mengizinkan infra strukure-nya di nunut oleh konvoi Militer sekalipun, itu pasti, melainkan sekian puluh tahun mendatang,  sesudah sumurnya kering - baru jalan dan jembatan itu bisa di lewati rakyat umum. Lha gitu kok masih milih off shore yang tanpa pengawasan apa apa, berarti sudah siap pipa sampai Australia !!


Seperti yang telah dianut oleh Amerika Serikat selama hampir tiga abad, infra structure di jejalkan pembangunannya oleh para senators, congressmen,  dengan beaya uang Negara, demi pemodal ganti kulit seperti ular, dilokasi baru dinegaranya sendiri membuat pabrik terintegrasi, otomatisasi, lebih canggih dengan lebih murah, sebab sudah disediakan  jalan dan jembatan, ratusan kilometer dilokasi yang penduduknya jarang, jadi tidak ada gangguan lingkungan hidup dan tanahnya masih murah,  air dan energy sudah tersedia oleh beaya Negara, dengan alasan penyerapan tenaga kerja. Lokasi yang lama jadi kota hantu. Disana infra structure bukan jadi issue  kepentingan umum, tapi kepentingan teknokrat yang mengabdi kepada Corporasi raksasa, dengan motif hanya mencari keuntungan saja.  Raja Sihanouk dari Cembodia juga meniru falsafah ini, sedang rakyatnya terbelah antara orang Khmer yang badannya kecil kulitnya agak gelap matanya bundar, dengan elite darah keturunan campuran darah Asia Timur, ganteng dan cantik berkulit cerah, mereka abai terhadap kehidupan suku Khmer yang jadi pemelihara kerbau dan hidup subsisten di hutan hutan, Apa yang kerjadi ? Peristiwa berdarah darah dari Khmer merah a'la Polpot. Jadi mendatang tidak ada lagi kekuatan ekonomi diluar sistim yang tumbuh semaunya sendiri, harus dalam sistim sesuai cita cita rakyatnya.


Sedang dinegara orang lain para magnate business dari AS ini mebongkar gunung, melenyapkan suku bangsa lain dengan perang, demi menguasai sumber daya alamnya. Edward Carnegy sudah wafat dan hartanya diwariskan kepada rakyat Amerika, tapi yang ini tidak bisa mati, tidak ada rasa, dia entitas modal yang abadi, kerjanya hanya mencari untung, bahkan mencuri warisan bangsa yang miskin, demi keuntugan.  Karyanya hanya membesar dan berganti kulit, hingga tubuhnya menggilas apapun. 


Yang Mulia Mokhtar Riyadi, si raja uang  termasuk sepuluh orang terkaya di Indonesia, pernah diwawancara-i oleh TV yang pembawa acaranya nyaris menyembah saking hormatnya, bersabda dengan pelan jelas satu persatu kata supaya pemerintah Jokowi membuat infra structure jalan tol bebas hambatan  untuk muatan berat yang menghubungkan factory factorynya yang telah dibangun di Krawang, Gunung Putri dan Tangerang, supaya harga produksinya bisa murah dan bersaing di pasar bebas dunia masa kini, dan rakyat melihatnya bagaimana dia beruntung.



Saya menebak, yang dimaksud dengan infra structures oleh Kabinet pak jokowi sekarang ini, adalah infra structures yang sangat dibutuhkan untuk membangunkan ekonomi kehidupan rakyat banyak.  Mulai jembatan gantung antar desa dan kota kecamatan atau sekolah, sampai saluran air untuk mencegah pengeringan lahan gambut dan menjadikannya  lahan pertanian dengan petaninya yang mempertahankannya dari kebakaran yang sekaligus hidupnya jadi lebih sejahtera, embung embung di NTT, dan penyediaan  hidro listrik dan mikro hidrolistrik  di Sulawesi tengah, sekaligus menarik investor industri pendinginan ikan dan pengolahan hasil  dari keramba raksasa di teluk Tomini, mengembalikan keberadaan perkebunan kelapa di sepanjang pantai  teluk Tomini, selang seling dengan hutan mangrove yang sudah digunduli dasana tanpa rencana, untuk tambak udang. Pengadaan kapal ternak besar yang berkeliling Nusantara bermuatan sapi kerbau, konsentrate, hay dan silage yang dipadatkan. Membersihan teluk itu dari limbah tambang emas. Ini semua infra structure yang terjangkau. Asal didaerah itu (Sumatra, Sulawesi, Maluku, NTT, Kalimantan) dibersihkan dari teroris dan penguasa setempat yang feodalistic  skala puak dan kampung. Sebab di skala yang lebih besar para feodal ini sudah nenenuhi Ibu Kota, jadi koruptor buaya malah Tyranosaurus rex yang makan cicak dan buaya, tanpa merasa salah, sedang diskala kampung dan puak para feodal ini sumber makannya jadi pemalak liar a’la pak Ogah, perdagangan narkoba a'la Bupati OKI tanpa merasa salah, pendukung teroris yang sesat dari tujuan nasional kita saja. Tidak kalah penting adalah kepedulian di wilayah perbatasan yang sangat memerlukan infra struktur untuk menarik para calon “gafatar” yang pak Jokowi bisa menyulapnya jadi pahlawan pembela tanah air, asal ada infra structures yang cukup menghidupi ekonomi menengah saja, tanpa gencetan dan manipulasi dari feodal setempat, tukang bakar lahan gambut lagi. Dengan catatan, ini bukan kerja sepele,  ini pekerjaan kecil kecil dengan beaya tinggi, ditambah dengan penuhnya godaan lalat calon koruptor yang tidak bertanggung jawab dan politisi hanya cari obyek percaloan, yang gentayangan di DPR dan Partai Partai Politik dengan sikap sisa Orde Baru yang feodalistis. Kita butuh "Teman Pak Jokowi" skala Nasional. lebih dari 70% pemilih, untuk menangkal godaan CIA dan iblis yang merasuki feodal feodal kita untuk cup de'etat oleh partai dan militer kayak biasanya dimana saja di dunia. jutaan sukarelawan yang pandai dan tulus bekerja terutama kaum muda, sebab ini menyangkut hari depan mereka.  nfra struktur yang ini sudah membuat Kabinet Pak Jokowi dan Pendukung nya sangat sibuk, sedang warga yang kehilangan kesempatan,  korupsi berjama'ah malah cengengesan di TV, mengobati kekecewaan-nya dan makan hati, karena Pak Jokowi mendadak menyaksikan situs kegoblokan kroni para sudrun yang dipiara oleh rezim yang digantikannya, trilyunan rupiah pemborosan di Hambalang.  Wong sejak zaman beheula dikawasan itu desa saja tidak pernah didirikan sebab rawan longsor, kok dibangun bangunan bertingkat banyak. Dasar sudrun sudah menguasai ITB. Sekian semoga Allah menganugerahkan  ijabah kepada bangsa ini *) Kalok Tuan Van Danu bisa membuat Pertai dengan cabangnya disetiap Propinsi, Kenapa saudaraku yang sadar tidak membuat Partai  Sahabat Marhaen  ? Partai PSM sekarang juga ?


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More